Our Golden Time | Cedric Digg...

By katamubiru

27.2K 3.1K 245

Jangan terjemahankan atau republish cerita ini dimanapun. Alur sesuai buku dan film. He is not dead. Maybe. S... More

Bekas Luka Harry
Portkey
Piala Dunia Quidditch
Tanda Kegelapan
Kembali ke Hogwarts
Turnamen Triwizard
Marah Pertama
Tangga Pertama
Marah kedua
Marah Ketiga
Puncak Kemarahan
Cemburu (1)
cemburu (2)
cemburu (3)
Penolakan
Pesta Dansa Natal
Pengakuan
Perpustakaan
Setengah Raksasa
Curi Dengar
Paper Bag
Three broomsticks
Menyesal
Sakit
Sakit (2)
Kesal
Buruk
Danau Hitam
Perang Bantal
Mencari
Bertemu
Tiga Gryffindor Satu Hufflepuff
Keluarga Kennya
Witch Weekly
Berharga
Bercakap
Nanah Bubotuber
Malam
Kebencian
Terpikir
Terkejut
Melarikan diri
Ingat
Menolong
Berlatih
Tidak peduli
Gugup
Maaf
Mimpi yang kuharapakan
Akhri Akhirnya

Menghalangi

369 48 1
By katamubiru

Kami berempat meninggalkan kastil esok siangnya. Matahari yang lemah keperakan telah menyinari bumi. Cuaca lebih hangat daripada sebelumnya, dan saat tiba di Hogsmeade, kami berempat langsung melepas mantel dan menyampirkannya di bahu.

Makanan yang dipesan Sirius ada di dalam tas Harry. Kami telah mencuri selusin paha ayam, sebantal roti, dan setermos jus labu kuning dari meja makan.

Kami ke Gladrags Wizardwear-Toko Pakaian-Pesta Penyihir-membelikan hadiah untuk Dobby terlebih dahulu. Di sana kami senang sekali karena dapat memilih kaus kaki paling norak yang bisa ditemukan, termasuk sepasang yang bermotif bintang-bintang emas dan perak yang berkelap kelip, dan sepasang lainnya yang menjerit keras kalau sudah terlalu bau.

Aku juga membelikan Blibli dua kaos kaki berwarna merah dan kuning, entah kenapa aku juga jadi berpikir tentang Blibli.

Kemudian, pukul setengah dua, kami berjalan ke High Street, melewati Dervish and Banges, dan menuju tepi desa.

Aku merasa belum pernah ke arah ini. Jalan setapak yang berputar-putar membawa kami ke daerah pedalaman liar di luar Hogsmeade.

Pondok-pondok semakin jarang di sini, dan halamannya lebih luas, kami berjalan ke kaki gunung yang bayangannya menaungi Hogsmeade.

Kemudian kami membelok di sudut dan melihat undakan di ujung jalan setapak. Seekor anjing besar berbulu panjang, membawa beberapa koran di moncongnya, dengan kaki depannya di jeruji paling atas, sudah menunggu kami.

Anjing ini rasanya sudah kami kenal
"Halo, Sirius," sapa Harry, ketika kami telah tiba di depannya.

Anjing hitam itu mengendus tas Harry dengan bergairah, menggoyang ekornya sekali, kemudian berbalik dan menjauh dari kami menyeberangi petak tanah penuh semak yang meninggi menyatu.

Sirius membawa kami ke kaki gunung, yang dipenuhi batu-batu besar dan karang. Mudah sekali baginya melintasi tempat ini karena dia berkaki empat, tetapi Aku, Harry, Ron, dan Hermione segera saja kehabisan napas.

Kami mengikuti Sirius memanjat lebih tinggi, ke gunung itu sendiri. Selama hampir setengah jam kami mendaki jalan setapak yang curam, berbelok-belok, dan berbatu, mengikuti ekor Sirius yang bergoyang, mandi keringat di bawah sinar matahari.

Kemudian, akhirnya, Sirius menyelinap dan lenyap, dan ketika kami tiba di tempatnya menghilang, kami melihat celah sempit di karang.

Kami menyelusup dengan susah payah dan tiba di gua yang sejuk berpenerangan remang-remang. Di ujung gua, salah satu ujung talinya melingkar di batu karang, tertambat Buckbeak si Hippogriff. Separo kuda abu- abu, separo elang raksasa, mata jingga Buckbeak yang galak menyala melihat kami.

Kami berempat membungkuk rendah di depannya. Setelah memandang angkuh kami sejenak, Buckbeak menekuk lutut kaki depan- nya yang bersisik dan mengizinkan Hermione mendekat dan membelai lehernya yang berbulu.

Tetapi ketika aku memandang Hermione,
si anjing hitam, yang baru saja berubah menjadi walinya Harry.

Sirius memakai jubah abu-abu compang-camping- jubah yang sama yang dipakainya ketika meninggalkan Azkaban.

Rambut hitamnya lebih panjang dari-pada ketika dia muncul di perapian, dan berantakan serta kusut lagi. Dia sangat kurus. "Ayam!" katanya serak setelah menyingkirkan Daily Prophet lama dari mulutnya dan melemparnya ke lantai gua.

Harry membuka tasnya dan menyerahkan
bungkusan paha ayam dan roti.

"Terima kasih," kata Sirius, membukanya, menyambar sepotong paha ayam, duduk di lantai gua, dan merobek sepotong besar dengan giginya. "Selama ini aku kebanyakan makan tikus. Tak bisa mencuri terlalu banyak makanan dari Hogsmeade. Akan menarik perhatian."

Aku merasa miris mendengar hal itu.

Sirius  nyengir kepada Harry, tetapi Harry membalas nya dengan wajah berat hati. "Apa yang kaulakukan di sini, Sirius?" tanyanya.

"Melakukan tugasku sebagai wali," kata Sirius, menggerogoti tulang ayam seperti anjing. "Jangan cemas, aku berpura-pura jadi anjing menyenangkan yang tersesat."

Sirius masih nyengir, tetapi melihat kecemasan di wajah Harry, dia berkata lebih serius, "Aku ingin berada di tempat kejadian. Suratmu yang terakhir... kita katakan saja keadaan menjadi lebih mencurigakan. Selama ini aku mencuri koran setiap kali ada yang membuangnya, dan kelihatannya aku bukan satu- satunya yang khawatir." Dia mengangguk ke Daily Prophet yang sudah menguning di lantai gua. Ron memungutnya dan membukanya.

Tetapi Harry tetap terus memandang Sirius. "Bagaimana kalau mereka menangkapmu? Bagaimana kalau kau terlihat?"

"Hanya kalian berempat dan Dumbledorelah yang tahu aku Animagus-penyihir yang bisa berubah menjadi binatang," kata Sirius, mengangkat bahu, dan meneruskan melahap paha ayam.

Ron menyodok Harry dan menyerahkan Daily Prophet kepadanya. Ada dua. Berita utama pada yang Penyakit Misterius Bartemius Crouch, yang satunya Karyawati Kementerian Sihir Masih Hilang-Menteri Sihir Sekarang Terlihat.

Harry dan aku membaca sekilas berita tentang Crouch: tidak tampak di depan umum sejak November... rumahnya tampaknya kosong... St Mungo, Rumah Sakit untuk Penyakit dan Luka-luka Sihir, menolak berkomentar... Menteri menolak mengkonfirmasi desas-desus sakit parah...

"Mereka memberi kesan seakan dia sudah akan
meninggal," kata Harry perlahan. "Tetapi tak mungkin jika dia separah itu kalau masih bisa ke sini..."

"Kakakku asisten pribadi Crouch," Ron memberitahu Sirius "Menurut dia, Crouch sakit karena kebanyakan bekerja."

"Dia memang kelihatan sakit ketika terakhir kali aku melihatnya dari dekat," kata Harry pelan, masih membaca artikel. "Pada malam namaku keluar dari Piala..."

"Rasakan akibatnya kalau memecat Winky," kata Hermione dingin. Dia membelai-belai Buckbeak, yang mengerkah tulang-tulang ayam Sirius.

"Pasti dia menyesal sekarang-pasti dia merasakan repotnya setelah Winky tak ada untuk mengurusnya."

" Itulah yang dikatakan ayahku di Piala Dunia." kata Ron, agak jengkel.

" Tapi menurutku ini aneh sekali." Kataku pelan mencoba memahami situasi. Mereka semua menatapku, senyum menghiasi wajah kurus Sirius mungkin berpikir sama denganku.

" Menurutmu bagaimana Sirius?" Tanya Hermione

" Aku tidak tahu, tapi aku punya kemungkinan." Kata Sirius

"Coba dulu dong." Kata Harry. 

"Baiklah, akan kucoba..." Sirius berjalan ke ujung gua, kembali lagi, kemudian berkata, "Bayangkan Voldemort berkuasa sekarang. Kalian tidak tahu siapa pendukungnyakan, kalian tidak tahu siapa yang bekerja untuknya dan siapa yang tidak. Kalian tahu dia bisa mengontrol orang-orang untuk melakukan hal-hal mengerikan tanpa bisa mereka tolak. Kalian takut untuk diri kalian sendiri, untuk keluarga dan teman-teman kalian. Setiap minggu ada berita lebih banyak kematian, lebih banyak orang hilang, lebih banyak siksaan... Kementerian Sihir kacau-balau,
mereka tak tahu apa yang harus dilakukan, mereka berusaha menyembunyikan segalanya dari para Muggle, tetapi sementara itu Muggle-muggle juga banyak yang meninggal. Teror di mana-mana.... panik... kebingungan... begitulah keadaannya waktu itu."

"Nah, keadaan seperti itu menampilkan yang terbaik pada beberapa orang dan yang terburuk pada orang lain. Prinsip Crouch mungkin baik pada awalnya- aku tak tahu. Kariernya menanjak cepat di Kementerian, dan dia mulai memerintahkan tindakan keras terhadap pendukung Voldemort. Para Auror diberi kekuasaan baru-kekuasaan untuk membunuh, tak hanya menangkap, misalnya. Dan aku bukan satu- satunya yang diserahkan langsung kepada para Dementor tanpa diadili. Crouch melawan kekerasan dengan kekerasan, dan mensahkan penggunaan Kutukan Tak Termaafkan kepada mereka yang dicurigai. Bisa kukatakan dia menjadi sama lalim dan kejamnya dengan banyak orang dari pihak Hitam. Dia juga punya pendukung-banyak yang menganggap tindakannya benar, dan banyak penyihir yang menuntut dia mengambil alih jabatan Menteri Sihir. Ketika  Voldemort menghilang, kelihatannya tinggal soal waktu saja sebelum Crouch mendapatkan kedudukan top ini. Tetapi kemudian sesuatu yang kurang menguntungkan terjadi..." Sirius tersenyum suram. "Anak laki-laki Crouch sendiri tertangkap bersama serombongan Pelahap Maut yang berhasil lolos dari Azkaban. Rupanya mereka berusaha menemukan Voldemort dan membuatnya kembali berkuasa."

"Anak Crouch tertangkap?" tanya Hermione kaget.

Aku melemparkan bantalan roti pada Sirius dan dia merobeknya menjadi dua. "Kejutan, Yep," kata Sirius,

"Kubayangkan. Seharusnya dia melewatkan lebih banyak waktu di rumah dan seperti itu dengan keluarganya, kan? Harusnya meninggalkan orang dan kantor lebih awal kadang-kadang... tapi tidak"

Sirius mulai mengunyah potongan besar roti. "Apakah anaknya Pelahap Maut?" tanya Harry.

"Entahlah," kata Sirius, masih melahap roti. "Aku sendiri di Azkaban ketika anak itu dimasukkan ke sana. Anak itu jelas tertangkap bersama orang-orang yang aku berani taruhan pasti Pelahap Maut tetapi mungkin saja dia berada di tempat yang salah pada waktu yang salah, sama seperti si peri-rumah."

" Anak menyenangkan dari keluarga baik-baik bisa tersesat begitu jauh. Kesimpulannya adalah bahwa ayahnya tak pernah memedulikannya. Maka Cornelius  mendapatkan kedudukan tertinggi, dan Crouch di singkirkan ke Departemen Kerjasama Sihir Internasional."

Sunyi lama. Aku memikirkan bagaimana mata Crouch mendelik ketika dia menunduk memandang peri-rumahnya yang tidak patuh, di hutan semak Piala Dunia Quidditch.

Pantas Crouch bereaksi begitu keras kepada Winky yang ditemukan di bawah Tanda Kegelapan. Pasti keadaan itu telah mengingatkanya kembali akan anaknya, dan skandal lama, dan bagaimana dia menjadi tak disukai di Kementerian.

"Moody bilang Crouch terobsesi menangkap penyihir-penyihir Hitam," Harry memberitahu Sirius

"Yeah, kudengar itu sudah jadi semacam maniak baginya," kata Sirius, mengangguk. "Kalau kautanya pendapatku, dia masih mengira dia bisa mengembalikan popularitasnya dengan menangkap satu Pelahap Maut lagi."

"Dan dia menyelundup ke sini untuk menggeledah kantor Snape!" ujar Ron penuh kemenangan, memandang Hermione.

"Ya, dan itu tak masuk akal sama sekali," kata Sirius.

"Yeah, masuk akal saja!" kata Ron bersemangat,
tetapi Sirius menggelengkan kepala.

"Dengar, kalau Crouch ingin menyelidiki Snape, kenapa dia tidak datang untuk menjadi juri dalam turnamen? Itu akan jadi alasan ideal baginya untuk menangkap dia"

"Pukul berapa sekarang?"

Harry melihat arlojinya, tapi sepertinya arojinya mati sejak terendam satu jam di danau.

"Setengah empat," kata Hermione.

"Sebaiknya kalian kembali ke sekolah," kata Sirius, bangkit berdiri. "Sekarang dengarkan..." Dia menatap tajam Harry. "Aku tak ingin kalian diam-diam meninggalkan sekolah untuk menjengukku, oke? Kirim kabar saja kepadaku di sini. Aku masih ingin mendengar apa saja yang ganjil. Tetapi kalian tidak boleh meninggalkan Hogwarts tanpa izin. Itu akan jadi kesempatan ideal untuk menyerangmu."

"Tak ada yang mencoba menyerangku sejauh ini,
kecuali naga dan dua Grindylow," kata Harry.

Tetapi Sirius menatapnya galak. "Aku tak peduli... aku akan bernapas lega lagi kalau turnamen ini sudah selesai, dan itu baru Juni nanti. Dan jangan lupa, kalau kalian membicarakan diriku, panggil aku Snuffles, oke?"

" Coba tanya pada Kakakmu Ron, mungkin dia bisa memberi tahu lebih banyak informasi soal Crouch." Saran Sirius, dia menyerahkan serbet dan termos kosong kepada Harry dan sku mengelus Buckbeak sebagai ucapan selamat tinggal.

"Aku akan menemani kalian sampai ke tepi desa," kata Sirius, "siapa tahu aku bisa mencuri koran lagi."

Sirius bertransformasi menjadi anjing besar hitam sebelum kami meninggalkan gua, dan kami menuruni sisi gunung bersamanya, menyeberangi lapangan yang ditebari bebatuan, dan kembali ke undakan.

Di sini dia mengizinkan kami bergantian membelai kepalanya, sebelum membelok dan berlari mengitari tepi desa. Aku, Harry, Ron, dan Hermione kembali ke Hogsmeade dan dari situ pulang ke Hogwarts.

"Aku jadi kepikiran kira-kira Percy tahu tidak riwayat Crouch tadi ya?" kata Ron ketika kami berada di jalan setapak menuju kastil. "Tetapi mungkin dia tidak peduli... malah jangan-jangan itu akan membuatnya semakin mengagumi Crouch. Yeah, Percy senang peraturan. Dia akan mengatakan Crouch menolak melanggar peraturan untuk anaknya sendiri."

"Percy tak akan menyerahkan anggota keluarganya kepada Dementor," kata Hermione tegas.

"Belum tentu," kata Ron. "Kalau menurutnya kami menghalangi kariernya... soalnya Percy kelewat ambisius..."

" Kau bicara apa sih Ron... aku yakin Percy tidak akan melakukan itu!" Kataku entah kenapa merasa ucapan Ron terlalu berlebihan.

Kami menaiki undakan dan masuk ke Aula Depan. Aroma kelezatan makan malam menguar menyambut kami dari dalam Aula Besar.

"Kasihan sekali si Snuffles." kata Ron, menghirup udara dalam-dalam. Aku juga melakukan hal yang sama, terpikir Sirius yang begitu menyayangi Harry hingga mau makan tikus.

Catatan penulis:
20 Mei 2023
Ini cerita mungkin bisa sampai empat puluh chapter lebih ... jadi ya aku harap bulan ini bisa selesai.
Terima kasih udah baca ❤️

Continue Reading

You'll Also Like

308K 23.6K 108
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
45.1K 5K 18
Gadis pureblood yang memutuskan untuk meninggalkan sihir setelah pertempuran Hogwarts selesai dan berkerja menjadi model didunia muggles. Tapi Suatu...
188K 24.1K 36
[COMPLETED] "Don't you understand, i have to do this. I have no choice" "You have... you will always have... believe me, Draco" ... (All the charac...
1.1K 93 3
The brutal world of Legend is a world that has the same vision and mission of peace and THEY AND THE FIVE WEAPONS ARE NOT HERE YET. 1.----The beginni...