The One And Only [END]

Autorstwa TriaPutri-

134K 11.3K 1.3K

Nabila mengira, selama ini ia hanya mengagumi pria itu, tapi lambat laun ia menyadari kalau kekaguman itu tel... Więcej

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
THR UNTUK KIDZZZ (19)
20
21
22
23
24
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40[END]

25

2.8K 282 36
Autorstwa TriaPutri-

Paul menatap Nabila dalam diam. Di keramaian dan kebisingan yang terjadi di kelas saat ini, hanya Nabila yang menjadi titik fokusnya. Suara-suara berisik di sekitarnya seolah teredam dengan segala pikiran tentang perasaanya.

Dari awal mereka bertemu, apakah dia sudah mencintai Nabila?
Katanya, mencintai itu pilihan. Sedangkan jatuh cinta terjadi begitu saja.

Paul tidak bisa merasakan perbedaan keduanya, karena dua-duanya sama-sama membuatnya jatuh cinta dan sangat mencintai Nabila.

Awalnya Paul tidak begitu merasakan perasaannya, hingga saat ini kehadiran Dimas menyadarkannya bahwa dia sangat takut kehilangan Nabila.

Rasa cemburu yang tidak bisa di elakkan, rasa kesal yang kian membuatnya terus-terusan tidak ingin berurusan atau melakukan apapun. Paul belum pernah mengalami perasaan yang begitu merepotkannya seperti saat ini.

Paul menghela nafasnya dengan berat, ternyata menyukai seseorang tidak semudah itu ya.

Rony yang sedang tiduran melirik Paul yang tampak lemas, dia heran kenapa seharian ini Paul tidak bersemangat, Rony juga melirik Dimas. Apa benar Paul cemburu seperti kata Anggis?

Yang Rony tau sejauh ini tentang Paul. Paul itu adalah orang yang paling susah mengekspresikan segala perasaanya. Mereka juga berteman bukan sebulan ataupun setahun, mereka sudah berteman sedari mereka SMP. Dan selama itu Rony belum pernah melihat Paul yang seperti ini.

Rony geleng-geleng kepala. Efek dari jatuh cinta memang sangat kuat ya Man.

"Lu ngapa sih dari tadi ngehela nafas mulu? Berat banget beban hidup kayaknya"

Paul melirik Rony "diem" ucapnya.

Rony berdecih "ya udah. Awaslo cerita-cerita ke gue!" Belum dua detik mengatakan itu, Paul sudah buru-buru mendekat dan berbisik kepadanya.

"Ron, menurut lu, Nabila biasa ajakan ke Dimas?"

Tuhkan! Beneran kalau Paul cembokurr.

"Iyalah! Emang penglihatan lo gimana?"

Paul menghela lagi, dia ikutan tiduran di atas meja, mereka hadap-hadapan sambil berbisik

"Gue juga gitu. Tapi entah kenapa gue rasa kalo Dimas naksir ke Nabila"

"Ya kalopun Dimas naksir biarin aja!"

Paul mendelik "kok lo gitu?"

"Yee, santai dulu. Yang pentingkan Nabilanya gak naksir"

"Tuh liat!"

Rony menunjuk Dimas yang berusaha mengajak Nabila mengobrol, dan Nabila yang menanggapi dengan sewajarnya saja.

"Nabila itu cewek mahal, dia gak akan kepincut dengan orang lain begitu aja.  Gue kata juga sepuluh orang kayak Dimas, Nabila pasti tetap milih elu!"

Mendengar ucapan Rony, Paul yang awalnya memperhatikan Dimas dengan dingin mendadak salting. Dia tersenyum malu sambil mengusap-usap hidungnya.

Rony melirik Paul dengan bibir yang di sewotkan "jelas kan?"

Paul ngangguk

"Seneng kan?"

Paul ngangguk lagi

"Dah, kalo gitu lo diem jangan ngehela-hela nafas lagi. Berisik tau, gue mau tidur!"

Rony mengarahkan dua jarinya ke mata Paul dan ke matanya sendiri, mengancam jika Paul mengulangi tingkahnya, Rony tidak akan segan-segan menggamparnya. Paul ngangguk dan memberikan Rony jempol

****

"Kok bisa Dimas yang jadi Mc nya?"
"Ya mana aku tau Paul, kan yang ngatur acaranya bukan aku"

Nabila menghempaskan badannya di sofa, diraihnya setoples biskuit yang terletak di meja "emang kenapa kalau Dimas yang jadi Mcnya?" Ucapnya sambil mengunyah biskuit itu

Paul di sebrang telfon sana menggigit bibirnya, posisinya saat ini dirinya juga sedang duduk di pinggir kolam renang rumahnya "ya gak papa, aku nanya aja"

"Terus kamu nanti latihannya sering sama dia?" Tanya Paul lagi

Nabila mikir sejenak "gak tau, tapi Dimasnya ngajak latihan bareng"

"Terus kamu mau?"

"Aku belum nge iyain. Tapi setelah aku fikir-fikir boleh juga deh, biar aku ada temennya. Yakan?"

"Iya"

Buset, dingin banget suaranya. Nabila mengernyit "tapi Dimas beneran baik banget tau Powl, dia dari tadi terus-terusan ngasih semangat ke aku"

"Ohh gitu. Bagus lah"

"Tapi aku juga bingung, kalau aku latihan bareng Dimas, itu berarti aku bakal jarang pulang bareng kamu lagi dong?"

Wajah Paul semakin datar, bahkan dari kejauhan Syarla bisa merasakan kalau kakaknya sedang tidak senang.

"Paul, kamu kok gak jawab aku?"

"Aku males kalau bahas tentang Dimas. Bisa gak sih Nab, kita ganti topiknya aja?"

Nabila semakin Bingung. Tadi di cuekin Nabila masih sabar, tapi sekarang kok Paul yang terdengar sedang kesal? Seharusnya kan dia.

"Loh? Kan kamu yang mulai nanya-nanya tentang Dimas. Kok sekarang kamu yang kesal?"

"mungkin iya aku yang nanya duluan. Tapi kamu cukup jawab dan udah, jangan ceritain dia lagi"

"Tapi kamu kenapa sih? Gak adil banget tau gak kalau kamu memang cemburu kamu bisa seenaknya nyuekin aku. Padahal aku juga gak ngelakuin apapun, aku juga gak berlebihan bersikap ke Dimas"

Paul diam sesaat mendengar ucapan Nabila. Benar. Nabila benar, Nabila tidak salah. Memang seharian ini Paul lebih sensitif dan tidak bisa menahan perasaanya. Dia tau kalau dirinya yang terlalu berlebihan dan malah melampiaskannya ke Nabila.

Paul menunduk, di pandanginya pantulan dirinya yang ada di air kolam, dia tersenyum kecut. Benar-benar kacau.

"Kamu terlalu moodyan. Tapi aku juga minta maaf kalau bikin kamu kesal"

Tit..

Panggilan diputus, Paul meletakkan handphone nya dengan sembarangan di sampingnya. Dia menunduk dan mengacak-acak rambutnya.

"Kak Paul gak papa?" Tanya Syarla. Syarla bergabung duduk di samping Paul. Dia memberikan Paul minuman, Paul menerimanya tapi tidak meminum nya

"Kenapa ya Syar? Kak Paul belakangan ini sensitif banget"

"Maksudnya gimana?"

Paul menatap lurus kedepan

"Kenapa kak Paul ngerasa takut kalau Nabila di rebut cowok lain. Padahal mereka juga belum kenal lama. Ini real memang kak Paul yang takut sendirian"

Syarla mengerti, dia mengangguk-ngangguk dan juga menatap kedepan

"Kak Paul mau tau kenapa?"

Syarla meneguk minumannya "itu karena, kak Paul masih belum punya status dengan kak Nabila. Mangkanya kak Paul berlebihan cemburunya"

Syarla berbisik "kak Paul masih belum tau kan, kak Nabila suka atau enggak ke kak Paul?"

Syarla menahan tawanya ketika melihat ekspresi Paul yang sedikit panik dan pucat. Syarla sendiri bisa melihat dengan sangat jelas kalau Nabila juga sangat menyukai kakaknya,
Tapi memang dasar Paul yang lagi over thinking malah di tanya begitu sama Syarla, dia semakin kepikiran.

Syarla terkikik di dalam hatinya. Mungkin Paul sangat pintar di bidang akademik. Tapi dia benar-benar lambat di masalah percintaan.

Syarla memasukkan separuh kakinya ke dalam air dan menggoyang-goyangkannya "buruan deh cepat di tembak! Keburu betulan di ambil orang lain loh"

Ucapan Syarla mengingatkan Paul dengan Dimas. Dia memicing menatap Syarla "kamu mau kalau Nabila jadiannya sama cowok lain?"

Syarla menggeleng "ya enggak dong!"

"Kalau gitu kamu bantuin kak Paul, kamu haru terus berpihak di aku, oke?"

"Siipp" Syarla memberi hormat ke Paul "casing baru ya kak" ucapnya dengan senyum merayunya

****

Di koridor sekolah saat ini, ada Paul yang berjalan di depannya. Nabila bingung harus menyapa Paul atau tetap berjalan di belakang pria itu

Setelah bingung sesaat, Nabila memutuskan untuk terus berjalan di belakangnya saja. Nabila memperlambat langkahnya, karena masalah semalam Nabila tidak tau harus bagaimana berhadapan dengan Paul. Rasanya sangat canggung

"Nabila"

Nabila terkejut, dia melihat kesampingnya. Ternyata ada Dimas yang berdiri sambil tersenyum

Paul menoleh kebelakang, Nabila sedari tadi berjalan di belakangnya, kenapa Nabila tidak menyapanya?

Nabila balas tersenyum dengan kikuk

"Baru datang? Barengan ya ke kelasnya" ucap Dimas.

Nabila mengangguk, dia melirik kedepan. Ternyata Paul juga sedang melihat mereka, Nabila bertatapan mata sebentar dengan Paul, dia ingin tersenyum tetapi Paul langsung membuang muka dan lanjut berjalan

Entah kenapa hal itu membuat Nabila merasa sedih di hatinya, dia berjalan sambil terus menunduk

"Kamu kenapa Nab? Kamu gak papa?" Tanya Dimas. Nabila menoleh "ha? Iya gapapa"

Anggis tersenyum melihat Paul memasuki kelas, dia ingin menanyakan di mana Nabila. Tetapi senyumnya langsung menghilang ketika melihat Nabila masuk bersama Dimas.

Anggis melirik Paul yang melewati mejanya, wajah Paul terlihat sangat datar. Paul duduk di bangkunya seperti biasa dan memainkan Handphone nya.

"Tumbenan kalian gak jalan bareng. Kenapa tu si Paul? Datar banget mukanya"

Begitu Nabila duduk, Anggis langsung mencercanya dengan pertanyaan. Nabila melirik Paul sekilas dan mengangkat bahunya.

"Tau dehh"

Diam-diamannya Nabila dan Paul membuat Anggis dan Rony sangat penasaran. Saat di kelas tadi tidak ada interaksi mereka sama sekali, yang biasanya Paul selalu berisik memanggil Nabila menanyakan sesuatu bahkan tentang hal yang tidak penting. Kini sama sekali tidak ada.

Bahkan sekarang, saat ini di kantin mereka makan di meja yang terpisah. Anggis melirik Nabila dan Paul yang duduk di sebrangnya bersama Rony.

"Kalian kenapa lagi sih?" Tanya Anggis akhirnya. Kalau mereka sudah pisah meja begini, itu berarti bukan hal yang sepele lagi.

Nabila diam tidak menjawab pertanyaan Anggis, dia hanya mengaduk-aduk makanannya

Setelah selesai makan, Paul berjalan melewati mereka berdua, Nabila melirik kepergian Paul dengan kecewa

"Kami semalam bertengkar karna Dimas"

"Karna Dimas?"

Nabila mengangguk "Paul gak suka kalo aku bicarain Dimas, tapi bukan maksud aku sengaja lo Gis. Lagian waktu itu Paul juga yang nanya-nanya duluan"

"Terus?"

"Gak tau pembahasannya kemana, tiba-tiba udah bertengkar aja"

Anggis menjentikkan tangannya "udah aku duga. Paul itu cemburu sama kamu, dari semalam bahkan"

"Dari semalam?" Nabila mengernyit bingung

"Kamu gak sadar kalau di kantin semalam Paul gak makan bukan karna sakit?"

"Emangnya bukan?" Tanya Nabila balik

"Ya bukan lah! Eh, bisa jadi juga deng. Sakit hati" Anggis tertawa, dia menyuruh Nabila mendekat. Nabila memajukan wajahnya dengan bingung

"Kamu tau gak, kalau Dimas suka sama kamu?"

"Ha!? Ya gak mungkinlah!" Seru Nabila, Anggis melirik sekitaran mereka yang ternyata sudah menarik perhatian beberapa murid lain

"Sstt, pelan-pelan aja ngomongnya"

Nabila mengatupkan bibirnya, dia mengangguk mengiyakan.

"Ketahuan kali Nab, dari cara Dimas berkomunikasi ke kamu, dan perhatian-perhatian yang dia kasih ke kamu. Aku aja bisa ngebacanya. Aku yakin Paul juga pasti tau, apalagi Paul juga cowo, dia pasti lebih tau"

Nabila diam sesaat. Dia jadi tidak tau harus apa

***

Paul duduk di dalam kelas sambil membaca novel, tidak lama Nabila masuk bersama Anggis.

Nabila melirik Paul sekilas dan duduk di bangkunya. Dia juga membuka buku catatannya dan membacanya. Dimas yang duduk memperhatikan Nabila tertarik dengan buku catatan Nabila yang cantik dan rapih

"Tulisan kamu cantik banget" puji Dimas. Paul meliriknya.

Nabila terkejut, dia tersenyum kikuk. Matanya mencoba melirik Paul yang ada dibelakangnya. Setelah mendengar ucapan Anggis tadi, Nabila jadi semakin merasa bersalah ke Paul dan takut pria itu semakin salah paham.

Nabila tidak menjawab ucapan Dimas dan lanjut menulis. Dimas masih saja berbicara ke Nabila dengan antusias. Paul menghela nafasnya, dia mengambil headset dan mengfullkan musiknya agar tidak mendengar percakapan antara Dimas dan Nabila.

Yang Paul tidak tahu, bahwa Nabila tidak lagi merespon Dimas seperti biasa karna menjaga perasaanya.

Seharusnya tidak ada yang perlu di permasalahin lagi. Paul sadar bahwa dia yang bermasalah karna rasa cemburunya, dan Nabila juga sadar bahwa dia tidak seharusnya begitu welcome terhadap Dimas. Mereka sudah tau kesalahan masing-masing, tapi hanya saja ego yang besar terlalu membentengi

***

Tidak ada asupan manis seperti biasa mwehe

Jangan lupa vote Panal dan Salmon ya gaiss❣️

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

259K 24.3K 30
[JANGAN LUPA FOLLOW] Bulan seorang gadis yang harus menerima kenyataan pedih tentang nasib hidupnya, namun semuanya berubah ketika sebuah musibah me...
953K 14K 26
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
486K 53.1K 23
( On Going + Revisi ) ________________ Louise Wang -- Bocah manja nan polos berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum lay...
298K 17.8K 36
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...