CIGARA (End)

By RavanaPutri0

35.5K 1.7K 93

(Follow sebelum membaca!) π™π™šπ™‘π™–π™ π™¨π™šπ™‘π™šπ™¨π™–π™ž! #BACA INFO DAHULU YA GES YA! Cerita ini mengisahkan t... More

Cigara||01||
Cigara||02||
Cigara||03||
Cigara||04||
Cigara||05||
Cigara||06||
Cigara||07||
Cigara||08||
Cigara||09||
Cigara||10||
Cigara||11||
PROLOG
Cigara||12||
Info
Cigara||13||
Cigara||14||
Cigara||15||
Cigara||16||
Cigara||17||
Cigara||18||
Cigara||19
Cigara||20||
Cigara||21||
Cigara||22||
Cigara||23||
Cigara||24||
Cigara||25||
Cigara||26||
Cigara||27||
Cigara||28||
Cigara||29||
Cigara||30||
Cigara||31||
Cigara||32||
Cigara||33||
Cigara||34||
Cigara||35||
Cigara||36||
Cigara||37||
Cigara||38||
Cigara||39||
Cigara||40||
Cigara||41||
Cigara||42||
Cigara||43||
Cigara||44||
Cigara||45||
Cigara||46||
Cigara||47||
Cigara||48||
Cigara||49||
Cigara||50||
Cigara||51||
Cigara||52||
Cigara||54||
Cigara||55||
Cigara||56||
Cigara||57||
Cigara||58||
Cigara||59||
Cigara||60|| end
Epilog
QUOTES ALL CAST πŸ“

Cigara||53||

277 15 0
By RavanaPutri0


∆ ∆ ∆ ∆

Setelah acara makan selesai, mereka memutuskan untuk pergi ke suatu tempat dan Cia menyarankan untuk pergi ke danau untuk melihat sunset.

"Jauh nggak Ci? " Tanya Gavin.

"Nggak kok 15 menit sampe" Jawab Cia santai.

Semuanya pun pergi menuju parkiran untuk mengambil motor lalu mereka pun melajukannya dengan Gara yang pergi terlebih dahulu karena dirinya dan Cia yang tau.

Butuh waktu 15 menit untuk sampai di danau, sesampainya di tempat pemandangan nya begitu indah seakan di negri dongeng walaupun sedikit ramai karena hari ini malam minggu jadi banyak pasangan-pasangan serta keluarga yang datang.

"Ramai juga, duduk di mana nih? " Ucap Elen melihat sekeliling.

"Ikut gue, di sini memang ramai tapi tempat yang biasa gue tempatin nggak terlalu ramai bahkan jarang ada orang yang datang dan terutama pemandangan nya tak kalah bagus dari ini" Ujar Cia mengajak semuanya untuk mengikutinya.

Tak lama di depan mereka terlihat sebuah tempat yang begitu indah dan sepi, rerumputan terlihat begitu hijau dengan pohon yang sudah mati serta ada beberapa yang ranting-ranting berjatuhan. Tak kalah dengan pemandangan tadi bahkan mereka bisa melihat dengan jelas sunset di depannya, yang membuat tempat ini jarang di tempati ialah pohon-pohon yang mulai tua dan bisa saja roboh kapanpun serta jarak antara jalan utama sedikit jauh.

"Wihh keren nih tempat nggak nyangka di sini ada tempat sekeren ini" Gumam Gavin menatap antusias setiap sudut.

"Len bagus nih buat foto" Ucap Dara pada Elen.

"Gimana bagus nggak? " Tanya Cia.

"Ini mah bagus pisan euy" Sahut Gavin.

"Ternyata Cia suka tempat ginian gue kira dia sukanya jalan-jalan dan habisin uang ternyata gue salah" Ucap Rayhan.

"Ini baru cewek gue, lagian juga tempat ini biasa di datengin gue sama dia waktu dulu" Sahut Gara.

Rayhan hanya berdecih lalu berjalan mendekat ke lainnya, sedangkan Gara tersenyum melihat begitu bahagianya Cia padahal baru beberapa menit sebelumnya dia sedih.

"Kita duduk di mana nih, kalo di rumput ntar kotor " Ucap Dara.

"Biasanya gue cuman duduk di rumput ini tapi kayaknya kalian bakal kotor nanti apalagi rumput nya basah" Sahut Cia.

Seketika Gavin melihat sekelilingnya siapa tau menemukan sesuatu untuk mengalasi tempat duduknya. Ia berlari menuju keramaian untuk mencarinya, tak lama ia datang membawa pengalas yang terbuat dari plastik.

"Hoshh.... Nih pake ini aja" Kata Gavin mengatur napasnya sembari memberikan alas tersebut.

Rayhan mengambil alih pengalasnya lalu ia gelar dengan bantuan lainnya.

"Akhirnya duduk juga" Keluh Gavin.

"Kamu pintar banget sih punya ide kayak gini" Ucap Dara pada Gavin.

Selagi semuanya sedang duduk santai, Gara mengajak Cia dengan kode untuk meluangkan waktu berdua dan berbicara.

"Bentar" Lirih Cia.

"Gaes gue sama Gara ke sana dulu ya, kalian santai-santai aja "  Ucap Cia.

"Jangan jauh-jauh" Sahut Elen.

"Ada Gara juga tuh" Sarkas Rayhan.

"Kan cuman ngomong doang"

Mereka pun pergi setelah berpamitan, Gara menggandeng tangan Cia saat mereka sudah agak jauh dari pandangan lainnya. Mereka ber jalan-jalan sembari menikmati senja yang akan datang, Gara hendak menyenderkan kepalanya namun karena dirinya terlalu tinggi membuat Cia terhuyung ke samping.

"Gara! udah tau tinggi main nyender-nyender aja nggak liat apa aku tingginya cuman sepundak kamu" Celetuk Cia menggerutu.

"Maaf maaf hahaha terbawa suasana soalnya" Sahut Gara tertawa pada dirinya.

"Seharusnya aku yang gitu ke kamu ini malah sebaliknya, untung nggak ada orang yang liat" Gerutu Cia kembali pada posisinya di samping Gara.

"Kita duduk di sana aja" Ajak Cia menunjuk tempat duduk yang agak dekat dengan danau.

Suasana yang begitu tenang dengan tiupan angin membuat rambut Cia berkibas. Cia menarik kepala Gara dengan pelan untuk ia senderkan di pundaknya, dengan begitu Gara terlihat tersenyum tipis saat Cia mengusap-usap rambut tebalnya.

"Udah lama nggak ke sini, terakhir kapan ya? " Ucap Cia.

"Mungkin sebulan yang lalu" Sahut Gara.

Hening beberapa saat sembari merasakan terpaan angin serta pemandangan yang ada di depan mereka.

"Gar, kalo semisal salah satu dari kita ada yang pergi ninggalin gimana? Kalo aku sih cari pacar lagi" Ucap Cia tiba-tiba.

Seketika Gara menegakkan tubuhnya lalu menatap tajam, "nggak ada yang bakal pergi" Tegas Gara.

"Kan semisalnya"

"Pokoknya jawaban ku nggak kayak kamu, aku bakal nungguin kamu sampe kapan pun walaupun semisal kamu udah nikah sama orang lain aku akan rebut kamu" Ujar Gara dan di balas cubitan kecil di pipinya.

Tak lama mereka tertawa bersama, "hahahhaha"

"Kamu ada-ada aja" Ucap Cia seraya memeluk lengan Gara.

"Makanya jangan ngomong yang belum pasti" Sahut Gara.

"Gar, aku serius nih kalo suatu saat aku nggak ada gimana apa kamu masih mencintai ku? " Ujar Cia dengan nada serius sembari bermain-main dengan tangan Gara dan membuatnya terdiam sesaat.

"Pokoknya aku nggak mau tau kamu jangan bagi-bagi cinta kamu ke orang lain, kamu milik ku dan hati mu juga hati ku semuanya milik ku dan sebaliknya" Lanjutnya.

"Makanya kamu harus jaga kesehatan dan jangan sampe sakit, aku bakal ada di setiap sisi kamu kalo ada masalah cerita ke aku dan kalo kamu sedih dan ingin menangis datanglah ke pelukanku" Balas Gara mengelus pipi Cia yang ternyata basah karena air mata.

"Heh jangan nangis, tuan putri ku nggak boleh ngeluarin air mata, kenapa? Aku akan tetap mencintaimu walaupun maut yang memisahkan" Khawatir Gara memegang wajah Cia dengan kedua tangannya.

"Hikss... Hikss... Maaf " Ucap Cia mulai menangis.

"It's ok babe" Jawab Gara memeluk tubuh kecil Cia.

"Liat kamu makin kurus  jangan nangis terus, kan tuan putri harus ceria dan tetap bahagia" Ucapnya merasakan perbedaan dari tubuh Cia yang terlihat makin kurus walaupun memang ia tipe kurus tapi Gara bisa merasakan perbedaan nya dengan pelukan terakhir beberapa bulan yang lalu.

Seketika Cia menegangkan tubuhnya lalu menghapus jejak air matanya dengan tangannya, ia harus mengalihkan pembicaraan nya sebelum Gara bertanya-tanya lebih jauh tentangnya.

"Eh ada yang jual es krim, kayaknya aku pengen deh beli yuk buat yang lain juga" Ucap Cia antusias melihat gerobak es krim yang tak jauh dari tempat duduknya.

"Kayaknya mood kamu gampang berubah ya setelah melihat es krim" Celetuk Gara.

"Yaudah ayo" Ucap Gara sembari mengusap-usap kepala Cia.

Cia menghela napas, akhirnya berhasil juga untung ada yang jual es krim kalo nggak bakal beda cerita nantinya. Mereka berjalan ke arah penjual es krim tersebut dengan wajah antusias dari Cia dan senyuman tipis dari Gara menatap pacarnya yang begitu senang saat melihat makanan kesukaannya.

"Mang es krim 6 ya" Ucap Cia memesan.

"Siap neng"

"Udah lama aku nggak makan es krim, kayaknya enak" Gumamnya melihat beberapa es krim yang terpampang di depannya.

"Tutup mulut nya ntar ngiler" Celetuk Gara dan di balas pukulan kecil di lengannya.

"Hahaha"

"Ini neng totalnya 30 ribu" Ucap penjual tersebut memberikan se plastik es krim pada Cia.

Gara segera membayarnya, "ini mang" Ucapnya memberikan selembar uang biru.

"Kembaliannya atuh" Ucap penjual tersebut saat Gara dan Cia akan pergi.

"Buat mang nya aja" Sahut Gara.

"Hatur nuwun pisan" Jawabnya.

"Sama-sama mang"

Sesampainya di tempat terlihat Elen dan Rayhan sedang bermain-main dengan air sedangkan Dara dan Gavin ber santai-santai dengan Gavin tiduran di paha Dara.

"Eiii bangun mesum main tiduran aja lo" Seru Gara menendang kaki Gavin.

"Paan sih lo ganggu aja" Geram Gavin bangun dari tidurnya.

"Ke enakan kan lo, untung gue bangunin mungkin tangan lo bakal kemana-mana emang gue nggak liat! " Sahut Gara.

Sedangkan Dara mendelik mendengar ucapan Gara, "kamu pegang apa aja! " Seru Dara pada Gavin.

"Nggak kok ngada-ngada Gara tuh" Elak Gavin.

Namun Dara tetap menatapnya membuat Gavin gelagapan, "aku cuman pegang pinggang kamu doang, lo sih Gar! " Gugupnya di lanjut tatapan tajam mengarah ke Gara yang tersenyum menang.

"iiihh mesum tau nggak! " Seru Dara lalu memukul Gavin.

"Akhh aku khilaf sayang udah akhh sakit" Teriaknya membuat semuanya melihat ke arah mereka.

Seketika Elen dan Rayhan yang sedang asik bermain kini menghampiri ke tengah dimana Dara sedang memukul Gavin dan Gara yang terlihat senang melihatnya serta Cia yang hendak melerainya.

"Dara udah,nih gue beliin es krim" Lerai Cia.

Rayhan yang melihat nya pun menarik Gavin untuk menghindar.

"Dar jangan kayak anak kecil lah" Ucap Elen.

"Hahaha enak kan " Ucap Gara pada Gavin.

"Ray ini di luar kerjaan nggak papa kan gue sleding nih anak? " Tanya Gavin pada Rayhan dan di balasnya anggukan kepala kecil lalu ia segera ikut duduk di antara lainnya sedangkan Gavin dan Gara masih di tempat.

"Gue nggak bakal kasih ampun sama lo Gar! " Gumamnya lalu mendekap leher Gara yang membuatnya terkunci.

"Paan sih loh! Lepas nggak! "

"Gara-gara lo gue di gebukin cewe gue"

"Lepasin nggak kalo nggak gue kasih perhitungan lo! " Geram Gara.

"Hari ini kita lepas kerjaan dan gue nggak bakal lepasin sebelum lo ngerasain apa yang gue rasakan"ujarnya dengan rasa kesal. .

" Gavin lepasin Gara, lo nggak mau makan nih es krim nya " Ucap Cia.

"Bentar " Sahut Gavin.

"Ngomong sama Gavin sana Dar suruh lepasin Gara kasihan tuh bocah udah kehabisan napas" Pinta Elen.

"Gue mau makan dulu ntar meleleh nih"

"Gila lo! Lepasin gue kalo nggak gue bakal beneran marah! " Seru Gara yang masih dalam kekangan Gavin.

Karena kesabaran Gara setipis tisu ia pun sengaja menggigit tangan Gavin dan seketika ia terlepas dari kekangannya lalu ia segera berlari ke tengah bersama lainnya dan meninggalkan Gavin yang kesakitan memegangi tangannya.

"Akhhh sakit bangett anj lo Gar akhh" Ringis Gavin melihat bekas gigitan di tangannya yang tercetak jelas.

"Bau jigong lagi! " Seru nya sembari mencium bau tangannya.

Gara duduk dengan ekspresi tanpa bersalah, lalu sebuah cubitan kecil dari Cia membuatnya meringis.

"Nakal banget sih, sakit pasti tuh " Ucap Cia.

"Biarin, cuihh asem banget kulitnya"

Cia tersenyum tipis lalu ia menyuapkan es krim nya untuk menghilangkan rasa asam di mulutnya, "kualat kan "

"Baru pertama kali gue liat orang pacaran yang cowoknya kesakitan dan ceweknya santai aja, aneh lo Dar" Ujar Elen.

"Kasihan tuh, samperin sana " Ucap Cia.

Dara pun segera menghabiskan es krim nya lalu berdiri dan memakai sepatunya berjalan menghampiri Gavin yang sedang kesakitan.

"Mana yang sakit? " Tanya Dara dengan nada datar.

"Nggak ikhlas banget nanya nya" Ucapnya.

Dara menarik napasnya lalu menghembuskannya dengan pelan, "mana yang sakit sayang? " Tanya nya lebih lembut.

Gavin pun menunjukkan sebuah luka gigitan di tangannya yang tercetak jelas bahkan sedikit memerah, seketika Dara membulatkan matanya tak percaya separah ini.

"iihh ini gigitan Gara? Parah banget tuh anak kayak zombie aja, sakit banget ya? " Khawatir Dara menyentuh pelan lukanya.

Gavin mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan nya tadi, dengan menunjukkan raut wajah sedih seakan menahan rasa sakit yang luar biasa.

"Sakit banget sayang, liat sampe merah gini ntar gimana kalo besok membiru atau bengkak atau-"

"Sttt nggak bakal separah itu kok nanti aku bantuin kompres biar nggak bengkak" Sarkas Dara.

Dara terlihat khawatir sembari mengajak Gavin untuk duduk dengan yang lainnya, ia menuntun Gavin untuk duduk dan membukakan es krim miliknya.

"Ngapain di tuntun yang sakit tangannya bukan kaki nya" Celetuk Gara.

Seketika Cia menoleh ke arah Gara dan menyenggol lengannya untuk diam.

" Ini juga gara-gara lo, awas Cia ntar lo di gigit juga sama zombie jelek itu" Gertak Dara.

"Mana ada zombie seganteng gue" Celetuk Gara dengan pede.

Elen yang sedang memakan es krim pun memuncratkannya setelah mendengar gertakan Dara. Rayhan pun kaget saat Elen memuncratkannya tepat di wajah Gavin yang hendak memakan es krim nya.

Seketika keadaan hening dan Elen segera mengambil tisu basah yang ada di tasnya lalu hendak menghapus bekas es krim nya di wajah Gavin, membuat Rayhan seketika cemburu dan mengambil alih tisu basahnya lalu melemparkan nya pada Gavin.

"Bersihin sendiri kan bisa" Ketus Rayhan.


∆ ∆ ∆ ∆

Sorry ya guys kalo banyak typo, mohon dimaklumi:)

Follow:
Ig: nona_choco.mint
Tiktok: nona||choco.mint

Mari budayakan 𝙑𝙊𝙏𝙀 dan komen guyss
Klik tombol bintang dipojok kiri dulu

Komen untuk Next!!

CHOCO. MINT

Minggu, 26 Maret 2023

Continue Reading

You'll Also Like

2.7M 81.4K 53
Gue Isabel Stamford. Gue adalah anak dari perusahaan W&W yang terkaya di dunia. Gue selalu menjadi peroritas kedua dari keluarga gue. Ini adalah pert...
35.9K 3.6K 55
( Karya 2) Reana Gracelina adalah gadis berkulit sawo matang dengan mata berwarna hitam yang indah. Tapi entah kenapa di sekolahnya lebih mengutamaka...
855K 6.3K 11
SEBELUM MEMBACA CERITA INI FOLLOW DULU KARENA SEBAGIAN CHAPTER AKAN DI PRIVATE :) Alana tidak menyangka kalau kehidupan di kampusnya akan menjadi sem...
2.5K 309 32
"Cinta memang rumit, namun jika tanpanya mungkin hidupku hanya sebuah hitam putih tanpa warna." author.