The Antagonist's Perfect Husb...

By A4Bb_444

9.8M 920K 76.9K

Erlando Demian adalah sosok suami sempurna bagi seorang antagonis novel wanita bernama Eliza Vierzon. Eliza a... More

Prolog
Bab:1
Bab:2
Bab:3
Bab:4
Bab:5
Bab:6
Bab:7
Bab:8
Bab:11
Bab:9
Bab:10
Bab:12
Bab:13
Bab:14
Bab:15
Bab:16
Bab:17
Bab:18
Bab:19
Bab:20
Bab:21
Bab:22
Bab:23
Bab:24
Bab:25
Bab:26
Bab:27
Bab:28
Bab:29
Bab:30
Bab:31
Bab:32
Bab:33
Bab:34
Bab:35
PENTING!
Bab:37
Bab:36
Bab:38
Bab:39
Bab:40
Bab:41
Bab:42
Bab:44
Bab:45
Bab:46
Bab:47 {END}
Ekstra Part (l)
LAGI-LAGI!
PEMBERITAHUAN!

Bab:43

104K 13.7K 904
By A4Bb_444

Yang masih setia nungguin TAPH update ada kah🙉

Sesuai yang saya bilang kemaren, TAPH update di setiap hari weekend ya🤡

Sebelum baca, usahakan untuk vote terlebih dahulu ya 🌟

⚠️ Banyak typo berseberan, di mohon hati-hati dalam membaca ⚠️

HAPPY READING!

Hal yang terakhir kali Eliza rasakan ketika taksi yang ia tumpangi terjun bebas ke pembatas jalan adalah ketakutan yang sama seperti yang ia rasakan di kehidupan sebelumnya.

Eliza yang awalnya memejamkan matanya seperti menerima takdirnya setelah ini, tiba-tiba saja membuka matanya dikala tiba-tiba telinganya mendengar suara tangisan kedua anaknya sebelum ia meninggal mansion.

Yang Eliza pikirkan saat ini adalah dia tidak boleh mati, dia tidak boleh meninggalkan keluarganya. Hingga nekat Eliza langsung membuka pintu mobil yang masih terjun bebas dan dengan keberanian yang entah dari mana kini Eliza keluar dari mobil.

Tubuh Eliza seperti melayang di udara, dan hal yang terakhir kali netra Eliza tangkap adalah mobil itu kini terhempas di tanah dan langsung meledak.

Eliza masih bisa merasakan ledakan itu terasa sangat panas, tapi beberapa saat kemudian tubuh Eliza jatuh tapi bukan di tanah melainkan di sungai di samping mobil tersebut meledak.

Arus yang sangat keras membuat tenaga Eliza kehabisan dan kini perlahan memejamkan matanya dan membiarkan tubuhnya terseret arus sungai meninggalkan mobil yang kini terbakar sepenuhnya.

Sempat berpikir bahwa semuanya sia-sia karena pada akhirnya dia akan pergi selama-lamanya, tapi siapa sangka Tuhan sangat berbaik hati padanya dan kini ia bisa kembali membuka matanya setelah lima tahun lamanya dia koma.

Di taman rumah sakit saat ini, Eliza menatap pria di depannya pria yang ia lihat disaat pertama kali membuka matanya dan kini pria itu sedang membantunya berjalan untuk melatih kembali otot-ototnya yang terasa kaku.

"Ayo kamu pasti bisa." Ucap Devrans sambil memegang tangan Eliza dan membantunya berjalan seperti membantu seorang balita untuk berjalan.

Eliza menatap Devrans dengan kepala menggeleng, rasanya sungguh sakit menggerakkan kakinya ini.

"Kamu pasti bisa, jangan mudah menyerah. Lawan rasa sakit itu." Ucap Devrans menatap Eliza penuh semangat.

Eliza menggigit bibir nya pelan, ia berpikir lama dan seketika mengangukkan kepalanya.

Devrans yang melihat itu langsung tersenyum lebar.

"Ayo kita mulai dari awal lagi." Ucap Devrans yang di angguki Eliza.

Pemandangan itu membuat banyak suster dan petugas rumah sakit menatap penuh minat keduanya.

"Dokter Devrans sangat tampan dengan senyuman seperti itu."

"Akhirnya pasien itu terbangun dari koma nya, dia terlihat sangat cantik meskipun tubuhnya terlalu kurus."

"Mereka terlihat sangat serasi."

"Iya dan terlihat sekali bahwa dokter Dev sangat perhatian pada pasien itu, semenjak dokter Dev membawanya kesini lima tahun yang lalu dokter Dev terlihat sangat memperhatikan nya."

"Ahh apa setelah ini dokter Dev akan melepas masa lajangnya."

"Kita akan kehilangan dokter yang tampan dan lajang secara bersamaan."

Kini Eliza duduk di kursi taman, memejamkan matanya Eliza menikmati angin yang sangat menyejukkan.

Merasakan kedatangan seseorang, Eliza langsung membuka matanya dan benar saja kini ia melihat Devrans yang datang membawa dua botol air minum.

"Kamu pasti lelah, sekarang minumlah." Ucap Devrans sambil membukakan tutup botol untuk Eliza.

Devrans menyodorkan botol itu di depan Eliza membuat Eliza berusaha mungkin bisa mengangkat tangannya untuk mengambil,tapi karena tubuhnya terlalu lemah dan ototnya belum sepenuhnya bisa dia kendalikan membuat tangan Eliza tak bisa menggapai botol air minum itu.

Melihat itu Devrans merasa bersalah.

"Maaf, sini aku akan ku bantu." Ucapnya lalu membantu Eliza meminum air di dalam botol.

Eliza menatapnya tak enak, tapi karena rasa haus nya dia mulai minum. Setelah minum, Devrans mengambil sapu tangannya dan mulai mengelap di sekitar bibir Eliza yang basah dengan lembut.

Eliza menatap Devrans di depannya, dan Devrans yang merasa di tatap pun kini juga menatap Eliza yang masih terdiam atas perlakuan Devrans.

Lama mereka bertatapan, pada akhirnya Eliza dengan cepat mengalihkan tatapannya membuat Devrans menggaruk tengkuknya salah tingkah.

"Maaf, aku hanya ingin membersihkan i-itu." Ucap Devrans kaku.

Eliza hanya diam menatap lurus di hadapannya.

"Kini jam istirahat, kamu harus segera istrihat lalu kita bisa melanjutkan latihannya." Ucap Devrans yang di angguki oleh Eliza.

Devrans dengan cepat mengendong tubuh Eliza ala bridal style dan mendudukkan tubuh Eliza di kursi roda yang tak jauh dari tempat duduk mereka tadi. Setelah itu Devrans mendorong kursi roda Eliza ke ruang inap.

*****

Prang!

Bingkai foto pernikahan Erland dan Eliza kini tiba-tiba terjatuh, Erland yang tadinya sibuk dengan laptopnya langsung menatap asal suara itu.

Melihat bingkai itu jatuh dengan sendirinya membuat Erland langsung bangkit dari duduknya dan menghampiri benda itu, bingkai mahal itu pecah membuat Erland merasa firasat buruk.

Sedangkan di tempat lain, di sekolah mahal untuk para anak-anak yang belajar khusus untuk anak berusia 5-7 tahun. Kini tampak ramai karena sekarang merupakan jam istirahat, dan terlihat banyak anak-anak yang bermain di taman bersama-sama.

Eris keluar dari ruang kelasnya, saat ini tujuannya adalah kamar mandi karena tiba-tiba saja dia merasa ingin buang air kecil. Setelah pamit dengan kembaran, Eris kini berjalan pelan sambil menatap sekelilingnya.

Langkah kaki kecil itu seketika terhenti, Eris tampak terdiam melihat seorang wanita yang kini duduk di kursi sambil menyuapi anak perempuannya makan.

Manik mata hitam keturunan sang ayahnya kini menatap pemandangan itu tersirat penuh iri.

"Habis ini kamu belajar yang rajin ya." Ucap sang ibu sambil mengelap sekitar bibir anaknya yang sedikit belepotan makanan.

"Iya mom."

Eris menatap itu dengan berkaca-kaca, kapan dia bisa merasakan itu? Kapan dia bisa berada di posisi seperti itu, dan kapan dia bisa seperti itu?

Lama menatap pemandangan menyesakkan di depannya, Eris akhirnya tersadar dan dengan cepat ia menghapus air matanya dengan kasar di pipinya hingga terlihat pipi berisi itu memerah.

"Kasian yang tidak punya mama." Ucap seseorang yang tiba-tiba datang.

Eris menatap anak seumuran di depannya, anak lelaki gendut itu dengan makanan di tangannya kini menatap Eris penuh ejekan.

Tak ingin tersulut emosi, Eris berusaha mengabaikan nya dan kini ingin melanjutkan langkahnya yang tadi sempat terhenti.

Anak gendut yang melihat tampang Eris seketika marah karena merasa di abaikan, dia membuang bungkusan makanan di tangannya yang masih berisi banyak hingga makanan itu kini berserakan di lantai.

"Mama kamu itu udah mati, dan kamu bakalan dapat mama tiri. Nanti papa kamu nikah lagi, terus kamu dapat mama tiri dan kamu bakalan di siksa." Ucap anak gendut itu membuat langkah Eris terhenti.

Eris seketika menghentikan langkahnya,dan kini menatap anak gendut di hadapannya dengan mata tajam.

"Apa katamu?" Tanyanya pelan.

Anak gendut itu sebenarnya takut di tatap seperti itu, tapi karena saat ini dia sedang di lihat teman-temannya dan malu ketika ketahuan dia takut karena dia itu laki-laki hingga anak gendut itu kini menatap Eris menantang.

"Mama kamu sudah mati, dan-"

"MOMMY ERIS BELUM MATI!" teriak Eris keras membuat anak gendut di depannya spontan menutup telinganya yang berdenging.

Air mata Eris terjatuh,dan kini ia menatap marah anak di depannya.

"KAMU BUKAN SIAPA-SIAPA SAMPAI BERANI BICARA KAYAK GITU SAMA MOMMY ERIS, DADDY SENDIRI BILANG KALAU MOMMY BELUM PERGI HIKS. MOMMY ERIS MASIH ADA!" pekik Eris keras disertai air mata yang mengalir.

Anak gendut itu seketika memundurkan langkahnya ketika melihat Eris yang kini melangkahkan kearahnya.

"Ka-kamu ma-mau-"

BUGHH

BUGHH

BUGHH

"ERISSS!" Teriak Eroz dan seorang anak lelaki di sampingnya yang merupakan Vincent anak dari Celine dan Jack.

Eroz segera menghentikan aksi Eris memukuli anak gendut itu, Eris terus berontak sambil menangis ketika di tahan oleh Eroz.

"Kamu kenapa?" Tanya Eroz menatap khawatir adiknya, karena Eroz tau bagaimana sifat Eris yang tidak mudah tersulut emosi tapi kini ia melihat Eris seperti benar-benar sangat marah.

Vincent sendiri membantu anak gendut yang kini juga menangis terbaring di lantai dengan wajah yang memar, anak gendut itu menatap Eris sebentar lalu berlari pergi sambil menangis keras yang diikuti oleh kedua temannya di belakang.

Eroz menghapus air mata Eris dengan lembut,dia juga memperbaiki tatanan rambut Eris yang berantakan.

"Hiks Eroz mommy belum meninggal kan?" Tanya Eris sesenggukan.

Eroz menatap Eris lekat, dan beberapa saat kemudian ia megangukkan kepalanya menjawab pertanyaan Eris.

"Anak gendut itu mengatakan mommy sudah tidak ada, dan Daddy akan menikah lagi hiks aku tidak ingin mommy selain mommy El."

Eroz tampak terkejut.

"Aku tidak ingin memiliki ibu tiri hiks."

Eroz tampak menghela nafas gusar, saat ini dia tak tau bagaimana caranya membujuk Eris untuk berhenti nangis.

"Daddy gila kita tidak mungkin menikah lagi Eris." Ucap Eroz spontan membuat Eris seketika menghentikan tangisannya dan menatap lekat kakaknya.

Mereka keduanya saling berpandangan, Eris menatap Eroz seakan mencerna ucapan Eroz sedangkan Eroz sendiri terdiam karena tak sadar mulutnya mengucapkan hal demikian.

"Ka-kau benar." Ucap Eris dengan tangisan yang kini sudah terhenti.

Eroz melihat itu tersenyum kecil, menjaga Eris adalah tugas yang mommy nya berikan padanya dan Eroz pasti akan selalu mengingat tugasnya itu meskipun harus melakukan hal jelek seperti menjelekan Daddy mereka saat ini.

"Kamu tadi ingin ke kamar mandi kan, ayo aku temani." Ajak Eroz sambil menggenggam tangan Eris lembut.

Eris mengangukkan kepalanya, lalu mereka bertiga pergi dari tempat itu meninggalkan sisa-sisa makanan anak gendut tadi yang masih berceceran.

*****

Malam hari tampak indah terlihat, kini Eliza menatap langit malam dari kaca jendela di ruang inapnya.

Air mata nya jatuh, mengingat semua kenangan dirinya sebelum kecelakaan itu terjadi.

"Sudah lima tahun, apa kalian tumbuh baik sekarang?"

Eliza pikir dirinya akan pergi selama-lamanya dari dunia ini, tapi siapa sangka untuk kedua kalinya ia diberikan kesempatan untuk bisa terus bersama keluarganya.

Ingin menyerah rasanya melawan semua yang terjadi padanya, tapi kembali lagi pada orang-orang yang kini menunggu nya pulang membuat penyemangat tersendiri untuk Eliza agar segera sembuh dan bisa kembali lagi bersama mereka.

Tapi apa mereka masih menunggu nya?

Masih mengingat nya?

Dan masih mengharapkan nya?

Jika memang ketiga hal itu tidak terjadi saat ini, maka Eliza sekarang benar-benar akan mengakhiri semuanya karena tujuannya telah hilang.

"Er, aku merindukanmu dan-" Eliza memejamkan matanya membuat air matanya kini mengalir di pipinya.

"Kumohon tunggu aku."

Bersambung. . .

Jangan lupa tinggalin jejak dulu ya, vote and komen 🐸

See you next chapter guys 👋

🌟👇

Continue Reading

You'll Also Like

251K 767 11
CERITA DEWASA KARANGAN AUTHOR ❗ PLIS STOP REPORT KARENA INI BUKAN BUAT BACAAN KAMU 🤡 SEKALI LAGI INI PERINGATAN CERITA DEWASA 🔞
362K 20.9K 25
KAILA SAFIRA gadis cerdas berusia 21 tahun yang tewas usai tertabrak mobil saat akan membeli martabak selepas menghadiri rapat perusahaan milik mendi...
1.4M 76.6K 40
(BELUM DI REVISI) Aline Putri Savira adalah seorang gadis biasa biasa saja, pecinta cogan dan maniak novel. Bagaimana jadi nya jika ia bertransmigra...
621K 37.7K 63
(WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Ini tentang Amareia Yvette yang kembali ke masa lalu hanya untuk diberi tahu tentang kejanggalan terkait perceraianny...