CIGARA (End)

By RavanaPutri0

35.5K 1.7K 93

(Follow sebelum membaca!) π™π™šπ™‘π™–π™ π™¨π™šπ™‘π™šπ™¨π™–π™ž! #BACA INFO DAHULU YA GES YA! Cerita ini mengisahkan t... More

Cigara||01||
Cigara||02||
Cigara||03||
Cigara||04||
Cigara||05||
Cigara||06||
Cigara||07||
Cigara||08||
Cigara||09||
Cigara||10||
Cigara||11||
PROLOG
Cigara||12||
Info
Cigara||13||
Cigara||14||
Cigara||15||
Cigara||16||
Cigara||17||
Cigara||18||
Cigara||19
Cigara||20||
Cigara||21||
Cigara||22||
Cigara||23||
Cigara||24||
Cigara||25||
Cigara||26||
Cigara||27||
Cigara||28||
Cigara||29||
Cigara||30||
Cigara||31||
Cigara||32||
Cigara||33||
Cigara||34||
Cigara||35||
Cigara||37||
Cigara||38||
Cigara||39||
Cigara||40||
Cigara||41||
Cigara||42||
Cigara||43||
Cigara||44||
Cigara||45||
Cigara||46||
Cigara||47||
Cigara||48||
Cigara||49||
Cigara||50||
Cigara||51||
Cigara||52||
Cigara||53||
Cigara||54||
Cigara||55||
Cigara||56||
Cigara||57||
Cigara||58||
Cigara||59||
Cigara||60|| end
Epilog
QUOTES ALL CAST πŸ“

Cigara||36||

397 21 0
By RavanaPutri0

∆ ∆ ∆ ∆

Jam sudah menunjukkan angka 8.00 namun belum ada tanda-tanda guru datang bahkan semua murid di sekolah berkeluyuran ke kantin entah ke sembarang kelas membuat ricuh setiap koridor.

"Omaygat berisik amat sih di luar, WOY DIAM KAGAK KALIAN! " seru Elen menunjuk ke arah koridor karena terlihat dari kaca.

"Oohh ngajak betumbuk kalian!! " Lanjutnya menghampiri mereka sembari menggulung lengan bajunya.

"LEN , udah lah para monyet lagi aktif-aktifnya" Sarkas Dara ikut mendekati Elen yang berada di depan pintu.

BRAKK...

Elen menggebrak pintu namun mereka mengabaikannya dan tetap ricuh. Dan tak lama bel sekolah berbunyi.

Ting tong tong....

"Harap semua murid tetap di kelas masing-masing dan segera ambil tas kalian lalu pulanglah karena hari ini kalian ibu bubarkan perihal ada rapat seluruh guru, Hati-hati di jalan dan langsung pulang ke rumah sekian Terima kasih"

Ting tong tong...

Semua murid mendadak diam dan hening, namun saat guru tersebut selesai berbicara semua murid berhamburan ke kelas masing-masing untuk mengambil tasnya.

"Hokyahhh udah lama nggak kayak gini seneng banget gue" Celetuk Dara lalu berlari menghampiri Cia yang sedari tadi tidur.

"Woy bangun manusia kebo, saatnya pulang kita" Seru Dara mengagetkan Cia membuatnya reflek menegakkan badannya dengan mata yang masih memerah serta wajah yang sedikit pucat namun tidak terlalu terlihat.

"Astaghfirullah Dar, lo ngagetin orang lagi tidur ntar kalo tiba-tiba berhenti detak jantungnya gimana coba, lo nggak papa kan Ci" Ujar Elen meraba dada Cia yang berdetak lebih kencang.

"Tangan lo! " Ucap Cia membuat Elen reflek menarik lagi tangannya.

"Kalian duluan aja gue pulangnya bareng Gara mungkin dia lagi main basket " Ujarnya.

"Yaudah kita duluan ya kalo lo kelamaan nunggu mending geret aja Gara nya " Ucap Elen lalu melenggang pergi bersama Dara di sampingnya.

Setelah kepergian Elen dan Dara tiba-tiba notif HP Cia berbunyi menandakan ada pesan masuk.

Goro goro

"Gue tungguin di parkiran kalo nggak gue hitung sampe 10 dari sekarang"

"1"
Read...

"iishh ngapain juga di hitung segala " Gumamnya sembari menyimpan kembali HP nya lalu mengambil tas dan ia segera melenggang pergi menuju parkiran.

"Lama" Ketus Gara.

"Gue udah lari asal lo tau, btw lo nggak latihan basket ? "

"Jadwalnya besok, mau pulang apa jalan-jalan dulu? " Tanya Gara.

"Langsung pulang aja gue pengen tidur" Ucapnya dengan nada lemas.

"Lo nggak papa kan? muka lo pucet gitu" Ujar Gara menatap intens wajah Cia.

"Perasaan lo aja kali, yaudah cepetan katanya mau pulang" Sela Cia mendorong Gara untuk mengambil motornya.

"Gue yakin sih pasti lo sakit, apa gara-gara kemarin sore waktu lo kehujanan " Ucapnya khawatir.

"Udah udah ngomel mulu lo" Sarkas Cia menaiki motor Gara.

Sesampainya di rumah Cia, Gara hendak ikut masuk ke dalam rumah namun di hentikan oleh Cia.

"Mau kemana lo! Pulang aja sono" Usir Cia mendorong-dorong tubuh Gara.

"Emang nggak boleh gue masuk?lagian juga masih jam segini males gue pulang ntar malah di suruh jagain bocil " Ujar Gara berkeluh kesah.

"Itu bukan urusan gue, pake otak dong ke markas lo kek apa ke rumah temen lo, dan jangan lo masuk sebelum gue suruh, ngrepotin doang tau nggak" Ungkap Cia sembari mensedekapkan tangannya.

"Dia aja boleh masuk masa gue nggak, ohh pilih kasih yaudah deh gue nggak akan kerumah lo lagi kan udah ada dia" Sindir Gara lalu hendak melenggang pergi namun di cekal oleh Cia.

"Maksud lo Alan? Dia ke sini aja nggak ngasih tau gue kalo ngasih tau nggak bak-" Ucapnya terpotong.

"Tetep di bolehin kan, yaudah sana masuk tidur gue juga mau pulang aja " Sela Gara seraya melepaskan cekalan tangan Cia dan memasang helmnya.

"Baperan amat lo kayak cewe! " Geram Cia lalu melenggang pergi dengan menghentak-hentakan kakinya  membuat Gara tersenyum gemas dengan tingkah Cia.

_-_-_

Cia mengganti pakaiannya dengan kaos oblong dan celana pendek dan ia siap untuk tidur karena badannya begitu sakit serta kedinginan. Saat Cia hendak menutup matanya tiba-tiba hpnya berdering namun ia abaikan. HP Cia berdering terus menerus dengan kesal ia matikan daya hpnya lalu melanjutkan tidurnya.

Jam menunjukkan angka 13.30,Cia terbangun karena sudah merasa cukup istirahat nya. Selimut yang tadinya menyelimuti tidurnya kini sudah entah kemana serta keringat yang bermunculan karena ia matikan AC nya.

"Gerah banget gila" Gumamnya sembari mengucek-ucek  matanya lalu turun dari tempat tidur untuk menyalakan AC nya.

Ia baru ingat hpnya sempat ia matikan. Ia pun segera mengambil nya lalu menyalakan kembali. Notif telepon begitu banyak membuatnya menyipitkan matanya untuk menyesuaikan pencahayaan.

"Nomer siapa? Apa gue telpon balik, banyak juga misscallnya mungkin penting" Gumamnya lalu memencet tombol telpon.

Telpon pertama tidak di angkat dan yang kedua kali akhirnya di angkat.

"Halo"

"Kayak artis lo! Di telpon berkali-kali kagak di angkat"

"Dengan siapa ini? "

"Ooo..Pura-pura amnesia lo, enak ya ngingkarin perjanjian langsung pergi gitu aja"


"Hah perjanjian? Emang lo siapa? "

"Cih, gue Boy yang nagih janji lo atas pertandingan 2 hari yang lalu, lupa lo? "


"Oh ehehe lupa gue, iya iya mau ketemuan apa gimana buat bahas itu? "

"Cengengesan lagi lo kayak nggak ada salah, lo udah makan belum? Kalo belum bisa di kafe gemerlap deket markas gue ntar gue Sharelok kalo lo kagak tau"


"Belum sih, okeh gue siap-siap dulu"

"Nggak usah dandan, kelamaan! "


"Iya loh "

Tut..tutt...

Sambungan terputus, Cia hanya mengganti celana pendeknya dengan celana panjang lalu memakai lipbalm agar bibirnya tidak terlalu kering. Tak lupa juga ia memakai jaketnya lalu melenggang pergi. Rumahnya terlihat sepi membuatnya lebih lega untuk keluar jam segini. Damn ia lupa jika mobilnya masih di service, ia pun berpikir gimana ia pergi kalo tidak ada kendaraan.

Ia berinisiatif untuk masuk ke dalam garasi, siapa tau ada motor ayahnya. Namun ia salah sangka karena tidak ada apapun selain kardus-kardus dan ban.

"Gimana gue pergi kalo kendaraan aja kagak ada, apa gue minta jemput Boy aja "

Ia pun menelponnya karena tidak ada jalan lain. Bagaimana pun pertemuan ini keinginan dia kalo saja ia tidak mengiyakan perjanjiannya mungkin ia tidak serepot ini.

Tak lama mobil yang di gunakan Boy datang dan Cia pun menghampirinya.

"Ini mah namanya bukan ketemuan, nyusahin lo" Celetuknya mulai melajukan mobilnya.

"Ini juga karena lo! "

Sesampainya di tempat yang mereka janjikan, dan mereka segera memilih tempatnya lalu memesan makanan masing-masing.

"Langsung aja ngomong" Celetuk Cia tanpa berbasa-basi.

"Gini aja deh sesuai permintaan gue aja waktu itu lo harus mau dan nggak bisa nolak" Ucapnya memulai perbincangan.

"Karena gue orangnya pemegang janji, ok gue terima permintaan lo tapi gue nggak janji terus datang ke markas, gue juga masih sekolah dan mungkin 2 minggu sekali bakal gue pantau tapi lo dan temen-temen lo harus nutupin identitas gue dari orang lain karena gue nggak mau ada yang tau kecuali temen gue, gimana? " Ujarnya dengan wajah serius.

"Em boleh boleh, tenang aja geng yang gue bikin nggak ada musuh, kita cuman bertanding dan bertanding tapi entahlah manusia iblis itu masih hidup atau tidak" Ucap Boy membuat Cia mengerutkan keningnya.

"Mungkin udah mati, btw nama geng lo apa? " Tanya Cia penasaran.

"Ehehe belum gue pikirin" Ucapnya cengengesan.

"Hehehe! Itu mah lo kagak niat buat geng pe'ak" Geram Cia menoel kening Boy.

"Ya lo kasih nama lah, kan lo sekarang ketua nya"

"Bentar em gimana kalo black moon? " Tanya Cia.

"Aneh" Celetuk Boy.

"Ahhh gue tau gimana kalo peace diamond?gimana" Ujar Cia seraya berpikir.

"Boleh juga, tapi punya arti nggak? Ntar asal doang lo" Jawab Boy.

"Peace diamond tuh punya arti bersinar dan saling menyatukan.

" Berarti fiks nih nama geng kita peace diamond, oke ntar gue kasih tau anggota lain" Ucapnya.

Pelayan pun datang membawa makanan mereka dan mereka pun segera memakannya dengan di iringi canda tawa dan keseriusan.

_-_-_

Pada malam harinya, Cia bosan dan ia memilih ke ruang tamu untuk menonton TV. Namun tiba-tiba hpnya berdering menandakan ada yang menelponnya.

"Hai"


"Ada apa? "

"Sibuk nggak? "


"Nggak, emangnya kenapa? "

"Mau gue ajak jalan-jalan mau? "


"Capek jalan-jalan "

"M-maksudnya-"


"Iya iya gue paham, becanda tadi gue yaudah jemput aja gue mau siap-siap"

"Sip kalo gitu, jangan lama-lama ya"


"Iyaloh, lo otw aja belom"

"Yaudah"


"Ya udah matiin lah"

Tutt.. Tutt..

Cia pun segera pergi ke kamarnya tak lupa mematikan TV nya. Ia bersiap-siap memilih pakaian, yang ia pakai adalah celana jeans highways berwarna hitam dengan di padukan kaos coklat serta cardigan yang warnanya senada dengan sepatu berwarna putih dan tak lupa ia mencepol rambutnya. Ia memakai bedak dan lipstik aja lalu tak lupa parfum. Kini ia siap untuk pergi, ia mengambil tas kecilnya lalu melenggang pergi.

Sebelum pergi ia izin terlebih dahulu kepada Nita dan Nathan. Tak lupa juga Gara ikut izin karena sedari tadi ia sudah sampai dengan pakaian casual hanya memakai celana jeans berwarna hitam , kaos putih dan jaket andalannya.

"Jangan malem-malem pulangnya, dan kamu Gar jaga anak om di luar sana" Ucap Nathan menatap ke arah Gara.

"Iya om Gara bakal jaga Cia" Balasnya.

"Ngomong gitu aja bisa bikin gue salting " Batinnya dengan ekspresi tak karuan.

"Ehem" Kata Nita membuyarkan lamunan Cia.

"Eh yaudah yuk Gar, ma pa kita pergi dulu ya" Pamitnya lalu menggandeng lengan Gara.

"Iya ati-ati, jangan ngebut-ngebut bawa motor nya" Teriak Nita.

Mereka pun pergi meninggalkan pekarangan rumah Cia, dengan kecepatan sedang Gara mengendarai nya.

"Lo maunya kemana? " Tanyanya sedikit keras agar Cia mendengarnya.

"Hah? Terserah" Balasnya sembari membenarkan helmnya.

Tak lama mereka sampai di tempat taman dekat danau dengan sedikit orang yang sedang berpacaran. Suasana terasa sunyi namun ramai akan orang, dengan lampu warna-warni di setiap sisi pohon dan jalanan. Gara menggandeng tangan Cia untuk mengikuti nya, karpet putih sudah tergelar rapih dengan beberapa macam makanan serta snack dan minuman juga. Cia tidak yakin bahwa Gara yang menyiapkannya, dulu aja dia enggan untuk membuat piknik seperti ini apalagi malam hari.

"Lo yang nyiapin sendiri? " Tanya Cia memastikan.

"Iya, untung masih utuh makanannya gue kira bakal dihabisin orang lain" Jawabnya lalu melihat sekeliling.

"Bro, thanks udah bantu jagain tempat gue" Teriaknya pada seorang laki-laki yang sedang duduk santai di kursi belakang dengan seorang perempuan di sampingnya.

Orang tersebut membalasnya dengan acungan jempol di sertai senyuman tipis.

"Lo nyuruh mereka buat jagain ini? Parah lo ngrepotin orang lain tau nggak" Ujar Cia seraya mendudukkan dirinya menghadap ke arah danau dan di lanjutkan oleh Gara ikut duduk.

"Sekali-kali ngrepotin orang lain, lo bukannya berterimakasih sama gue udah buatin gini malah ngomel mulu, ini kan yang lo minta dulu udah gue kabulin" Sarkas Gara menatap ke arah Cia yang masih menatap ke arah danau.

"Mintanya kapan di kasihnya kapan, tapi lo masih inget waktu itu gue kira lo nggak akan inget lagian nggak terlalu penting" Ucapnya menatap ke arah Gara yang sedang menatapnya.

"Nggak terlalu penting bagi lo tapi bagi gue itu penting karena lo sampe demam waktu itu karena gue nggak kabulin permintaan lo nah sekarang lo malah nggak respect ma gue" Balasnya lalu membuka minuman kaleng soda dan meneguk nya.

Cia hanya diam dan ia ikut mengambil minuman kaleng yang sama dengan Gara, namun ia tidak bisa membukanya dan karena kesal Cia pun kembali menaruh minuman tersebut seraya mendengus kesal.

Gara yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Cia yang terlihat kesusahan membukanya dan saat Cia menaruh kembali minumannya ia tersenyum tipis lalu mengambilnya dan membukanya untuk Cia.

∆ ∆ ∆ ∆

Sorry ya guys kalo banyak typo, mohon dimaklumi:)

Follow:

Ig: nona_choco.mint

Tiktok: nona||choco.mint


Mari budayakan vote dan komen guyss

Klik tombol bintang dipojok kiri dulu

Komen untuk Next!!

CHOCO. MINT

Minggu, 08 Januari 2023

Continue Reading

You'll Also Like

3.7M 191K 82
(BDM UNIVERSE 1) (Belum di revisi) Sinopsis : "Jangan pernah ganggu gw dan orang yang gw sayang kalo gak mau terima akibatnya dari sang penguasa duni...
595K 16.8K 49
Kata orang jadi anak bungsu itu enak, jadi anak bungsu itu menyenangkan. Anak bungsu di manjain, di prioritas kan, dia sayang, bahkan di ratukan oleh...
1.8M 191K 51
Ditunjuk sebagai penerus untuk mengabdikan dirinya pada pesantren merupakan sebuah tanggung jawab besar bagi seorang Kafka Rafan El-Fatih. Di tengah...
180K 29K 60
Ale! Gadis barbar yang selalu mengejar-ngejar cinta seorang Raka Allandra. gadis yang selalu merecoki hari-hari sang pujaan hatinya dan berharap suat...