CIGARA (End)

By RavanaPutri0

30.8K 1.6K 93

(Follow sebelum membaca!) π™π™šπ™‘π™–π™ π™¨π™šπ™‘π™šπ™¨π™–π™ž! #BACA INFO DAHULU YA GES YA! Cerita ini mengisahkan t... More

Cigara||01||
Cigara||02||
Cigara||03||
Cigara||04||
Cigara||05||
Cigara||06||
Cigara||07||
Cigara||08||
Cigara||09||
Cigara||10||
Cigara||11||
PROLOG
Cigara||12||
Info
Cigara||13||
Cigara||14||
Cigara||15||
Cigara||16||
Cigara||17||
Cigara||18||
Cigara||19
Cigara||20||
Cigara||21||
Cigara||22||
Cigara||23||
Cigara||24||
Cigara||25||
Cigara||26||
Cigara||27||
Cigara||28||
Cigara||29||
Cigara||30||
Cigara||31||
Cigara||32||
Cigara||33||
Cigara||34||
Cigara||36||
Cigara||37||
Cigara||38||
Cigara||39||
Cigara||40||
Cigara||41||
Cigara||42||
Cigara||43||
Cigara||44||
Cigara||45||
Cigara||46||
Cigara||47||
Cigara||48||
Cigara||49||
Cigara||50||
Cigara||51||
Cigara||52||
Cigara||53||
Cigara||54||
Cigara||55||
Cigara||56||
Cigara||57||
Cigara||58||
Cigara||59||
Cigara||60|| end
Epilog
QUOTES ALL CAST πŸ“

Cigara||35||

343 23 1
By RavanaPutri0


∆ ∆ ∆ ∆

Langit semakin gelap menandakan akan datangnya malam serta angin yang kencang membuat rambut Cia bebas berterbangan, suasana mendung saat di tengah-tengah jalan. Gara melajukan motornya lebih kencang agar tidak kehujanan membuat Cia mengeratkan pegangannya agar tidak jatuh.

Namun sepertinya langit tidak berpihak pada dirinya, satu tetes demi tetes air mulai turun dari awan yang gelap dan tanpa aba-aba hujan semakin deras membuat mereka seketika basah kuyup. Gara meminggirkan motornya lalu mengajak Cia untuk meneduh di sebuah toko yang tertutup.

"Lo sih nggak dari tadi pulangnya basah kan seragam gue" Ucapnya dengan bibir sedikit memucat serta bergetar karena hujan kali ini di ikuti dengan angin membuat Cia yang hanya memakai cardigan kedinginan.

"Ya sorry, gue nggak tau bakal hujan " Balasnya sembari melepaskan jaketnya dan ia pasangkan pada Cia.

"Jaket lo basah sama aja kali" Celetuknya.

"Nggak basah-basah amat lagian yang bagian dalemnya masih kering" Ujarnya membenarkan letak jaketnya.

Tiba-tiba suasana hening beberapa saat, untungnya tidak ada suara petir hanya ada suara gledek. Gara sesekali melirik ke arah Cia yang masih kedinginan dengan wajah yang memucat, ia merutuki dirinya karena ini salahnya. Tiba-tiba Gara menggenggam kedua tangan Cia untuk menghangatkannya, sedangkan sang pemilik hanya pasrah karena begitu dingin.

"Maafin gue ya, gara-gara gue lo kehujanan andai gue nggak ajak lo pergi mungkin" Ujarnya sepenuh hati.

"Sttt... Nggak semua salah lo Gar, lagian kita sama-sama kehujanan jadi nggak usah merasa bersalah" Sela Cia menatap dalam.

Tatapan mata berlangsung lama, lalu mereka di kagetkan dengan suara petir membuat Cia reflek mendekapkan dirinya di dada bidang Gara. Saat keadaan mulai hening hanya ada suara hujan, Cia hendak melepaskan pelukannya namun Gara enggan melepaskan malah ia mengeratkan pelukannya membuat satu sama lain merasa kehangatan dan nyaman.

"Gue nggak suka lo deket-deket sama cowok lain, lo hanya milik gue" Gumamnya.

Cia larut dalam pelukannya membuat dirinya tidak mendengar gumaman Gara, hanya samar-samar ia mendengar nya.

Hujan pun sudah reda, Cia segera melepaskan pelukan dari Gara dan mengajaknys untuk pulang.

"Em pulang sekarang yuk, udah reda hujannya" Ajak Cia lalu berjalan mendahului dan di ikuti Gara.

_-_-_

Pagi hari telah tiba, Cia sudah bersiap-siap dan ia sedang menuruni anak tangga menuju tempat makan untuk sarapan.

"Pagi ma" Sapa Cia dengan senyuman lebar.

"Pagi juga sayang, mau minum susu apa teh? " Balasnya.

"Emm teh aja deh " Jawab Cia.

"Papa belom berangkat? " Tanya Cia sembari melihat sekeliling.

"Belu- itu papa baru keluar"

"Morning pa" Sapa nya saat Nathan mendudukkan dirinya.

"Morning juga sayang, wihh sayur sop nih " Ucapnya antusias.

Mereka pun memakan sarapannya dengan keheningan untuk menikmati makanannya masing-masing.

"Oh ya, obat kamu udah habis kan? Seharusnya udah habis kan udah akhir bulan" Tanya Nathan sembari menaruh alat makannya yang sudah bersih tanpa sisa.

"Gimana ya, obatnya masih banyak lagi apa gue bohong aja, obatnya gue buang aja deh biar papa nggak curiga" Batinnya dengan ekspresi tegang.

"Cia, ditanyain papa loh kok malah bengong" Ucap Nita mengagetkan lamunan Cia.

"Eh iya obatnya tinggal untuk hari ini aja pa" Ucapnya menetralkan rasa kegugupannya.

"Nih semalem papa ke rumah sakit buat ambil obat kamu, semangat ya papa tau kamu anak papa yang kuat" Ujarnya sembari memberikan plastik yang berisi beberapa macam obat dan diterima oleh Cia.

"Yaudah ma, pa Cia ke atas dulu mau naruh obatnya sekalian minum obat, makasih ya pa" Ujarnya lalu melenggang pergi menuju kamarnya.

Setiap langkah ia selalu menggumamkan kata-kata tidak jelas serta merutukinya seakan dirinya merasa bersalah. Orang tua nya begitu banyak memberi semangat tapi ia sendiri malah mengabaikannya dan tidak mementingkan keadaannya.

Sedangkan di bawah, Nita membersihkan alat makan yang di meja makan dengan Nathan yang masih di tempat.

Tok... Tok...

Suara ketukan pintu terdengar membuat Nita segera berjalan menuju pintu utama, pintu pun terbuka terpampanglah seorang laki-laki bertubuh besar dan tinggi, senyuman terukir di wajah laki-laki tersebut dengan lesung pipi yang ada di pipi kirinya.

"Siapa ya? " Tanya Nita karena seragam yang di pakai tidak sama seperti yang Cia pakai.

"Assalamu'alaikum tan, saya Alan temen smp nya Cia" Sapa Alan dan Nita mengulurkan tangannya.

"Ayo masuk" Ajak Nita memberikan ruang untuk Alan masuk.

"Makasih tan"

"Duduk dulu biar tante panggilin Cia nya"  Ujar Nita menyuruh Alan untuk duduk di ruang tamu.

Nita pun segera menghampiri kamar anaknya, namun saat ia akan menaiki anak tangga Cia baru saja keluar dari  kamar. Cia menuruni anak tangga mendekat ke arah Nita.

"Ada apa ma? " Tanya nya karena terlihat dari raut wajah Nita.

"Itu ada temen mu namanya siapa tadi bentar, em al al pokoknya temen SMP mu lah" Ucap Nita.

"Al al siapa sih bentar,Alan? " Sarkas Cia dan di balas anggukan kepala.

"Iya itu"

" ngapain dia ke sini" Gumam Cia.

"Ya mama nggak tau lah, samperin sono " Suruh Nita mendorong anaknya agar menghampiri Alan.

Saat Cia sampai di ruang tamu benar saja Alan ada di rumahnya sedang duduk santai sembari melihat sekeliling rumahnya.

"Al, lo ngapain kesini? " Tanya Cia membuat Alan reflek menoleh dengan ekspresi kaget.

"Kok lo tiba-tiba di situ, kaget gue" Ucapnya.

Alan pun berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri Cia.

"Gue mau jemput lo"

"Hah, bukannya sekolah lo sama sekolah gue beda? " Tanyanya bingung.

"Kali ini ucapan lo terkabul, gue salah satu murid yang menjadi pertukaran pelajar dan sekolah yang bakal gue tempatin adalah sekolah lo" Ujarnya membuat Cia membulatkan matanya tak percaya.

"Kok bisa sih, apa jangan-jangan lo nyogok sekolah ya? Ngaku nggak lo karena lo masih belom move on sama gue makanya lo minta ke pihak sekolah lo buat lo di jadiin salah satu murid dari pertukaran pelajar itu" Sarkas Cia dengan wajah mengintimidasi.

"Pikiran lo itu, nggak usah bahas-bahas itu lagi! " Tegasnya.

"SAYANG BERANGKAT SEKARANG NTAR TELAT LOH" teriak Nita dari arah dapur.

"IYA MA" balasnya tak kalah kencang.

Mereka pun segera keluar dari rumah dan Cia hendak mengambil mobilnya namun Nathan menatapnya serius setelah dari arah mobilnya.

"Kenapa mobilnya lecet? Kamu nggak nabrak orang kan? " Tanya Nathan serius.

"Mampus gue ketahuan kan"batinnya.

" Nggak usah kebanyakan mbatin, jawab aja" Sarkas Nathan membuat Cia terkaget.

"Itu karena....karena itu Cia nggak sengaja salah parkir jadi kena pembatas" Jawabnya gugup dengan keringat dingin bermunculan dari keningnya..

"Yakin? "

"Bener pa suer deh" Ucapnya sembari menunjukkan 2 jarinya berbentuk huruf V.

"Kamu berangkat sama...siapa namamu nak? " Tanyanya menatap ke arah Alan yang sedari tadi hanya diam menyaksikan perseruan antar anak dan ayah.

"Alan om" Jawabnya santai.

"Hari ini kamu berangkat sama Alan biar mobil kamu papa perbaikin dulu biar seperti semula" Ujarnya..

"Kamu bisa kan antar anak saya? " Tanya Nathan pada Alan.

"Bisa om, kita juga satu arah" Balasnya dengan senyuman tipis.

"Yaudah sana berangkat ntar telat" Pinta Nathan.

Cia dan Alan pun berpamitan dengan Nathan dan mereka berjalan menuju motornya  yang terparkir di depan rumah Cia.

"Nih" Ucapnya memberikan helm tambahan yang sengaja ia bawa.

"Lo pasti udah punya rencana kan buat jemput gue, sampe bela-belain bawa helm tambahan" Ujarnya sembari memakai helmnya.

"Terserah lo Cia" Ucap Alan seraya menaiki motornya dan di ikuti oleh Cia.

Alan pun melajukan motornya sedikit pelan namun tidak terlalu pelan dan tidak terlalu kencang. Namun saat di pertengahan jalan tiba-tiba mereka di hentikan oleh seseorang membuat Alan menghentikan motornya.

Gara pov on

Ia sudah siap untuk berangkat ke sekolah, dengan senyuman dari balik helmnya tercetak jelas walaupun tidak terlihat namun bisa terlihat dari matanya. Ia sengaja ke rumah Cia untuk menjemputnya agar mereka bisa berangkat bersama. Saat ia sampai di depan rumah Cia, ia merasa beruntung karena mobil Cia masih berada di tempat berarti Cia belum berangkat.

Nita yang baru saja keluar dengan pakaian rapih hendak ke butik, Gara pun menghampiri Nita lalu menyalimi tangannya.

"Assalamu'alaikum tan" Sapa Gara.

"Waalaikumsalam, loh kok nggak berangkat ntar telat loh" Jawabnya.

"Cia nya ada tan?soalnya Gara mau berangkat bareng " Tanya Gara.

"Cia udah berangkat, mungkin udah 5 menitan yang lalu" Jawab Nita.

"Tapi mobilnya masih di sini tan"

"Oh kalo itu tante nggak tau, tadi ada cowok yang ngejemput Cia mungkin mereka berangkat bareng" Ujarnya.

Gara yang mendengar ada kata cowok membuat darahnya mulai berdesir.

"Bisa-bisa nya ada yang berani nyentuh milik gue, gue kasih perhitungan lo bajingan! " Batinnya.

"Oh ya tan kalo gitu Gara pamit ya" Ucapnya lalu melenggang pergi.

Saat di tengah jalan ia melihat Cia di simpangan dengan seorang laki-laki yang menyetir nya. Dengan amarah ia menambah gas motornya agar menyeimbangkan laju motornya. Ia pun menyalip nya lalu menghentikan motornya di depan motor laki-laki tersebut.

Gara pov off

Gara melepas helmnya lalu mendekati motor Alan bersamaan dengan Alan yang turun di ikuti oleh Cia.

"Cia lo bareng gue" Ucapnya datar sembari menarik tangan kiri Cia.

Alan tak mau kalah dan ia menarik tangan kanan Cia, dan terjadi lah adu tarik menarik membuat Cia pusing dan Cia pun menghentakkan kedua tangannya agar terlepas.

"Apaan sih kalian kayak anak kecil tau nggak! dan lo Gar ngapain lo berhenti mendadak di depan kalo kita celaka gimana" Seru Cia menatap satu sama lain.

"Lo bareng sama gue! " Tegas Gara menarik kembali tangan Cia.

"Gue yang duluan dateng ke rumahnya dan lo seenaknya ngambil apa yang seharusnya gue tanggungjawab in" Tegas Alan menatap tajam ke arah Gara.

"Cia ntar telat yok " Ajak Alan menarik tangan kanan Cia namun Gara ikut menarik membuat Cia kembali menjadi bahan tarik menarik.

Cia ta sengaja menatap mata Gara yang terlihat sedang mengatakan sesuatu lewat matanya dengan tatapan tajam bersamaan itu pula Gara mengeratkan cekalannya membuat Cia meringis. Cia yang mengerti pun menatap ke arah Alan lalu ia melepaskan cekalan Alan.

"Kapan-kapan aja ya Al, kali ini gue berangkat nya sama dia dulu, lo hati-hati" Ujarnya terpotong karena Gara tiba-tiba menarik tangannya menuju motornya.

"gue pinjem helm lo bentar" Kata Cia menggunakan isyarat agar Gara tidak mendengar nya dan Alan menganggukan kepalanya pasrah.

Sesampainya di sekolah bersamaan dengan motor Alan yang sedari tadi di belakang mereka, Gara melepaskan helmnya dan membantu membuka helm Cia walaupun Cia bisa membukanya sendiri, Gara mengambil kesempatan agar Alan merasa panas.

"Gue bisa sendiri" Ucap Cia mengambil alih helm yang di pegang Gara.

Cia memberikan helm yang tadi ia pinjam pada Alan saat hendak mengucapkan terima kasih tiba-tiba Cia ditarik oleh Gara agar menjauh dari Alan.

"ihh lepasin Gar gue belom selesai ngomong sama dia, aelah lo mah gitu" Ujar Cia mencoba melepaskan cekalan tangan Gara.

"AL, MAKASIH HELMNYA" teriak Cia pada Alan yang masih di tempat dengan ekspresi datar lalu tersenyum tipis membalasnya.


∆ ∆ ∆ ∆

Sorry ya guys kalo banyak typo, mohon dimaklumi:)

Follow:

Ig: nona_choco.mint

Tiktok: nona||choco.mint

Mari budayakan vote dan komen guyss

Klik tombol bintang dipojok kiri dulu

Komen untuk Next!!


Gimana nih kabar para coco? Jaga kesehatan kalian karena cuaca bulan ini tidak mendukung, tetap sehat ya biar bisa baca cerita selanjutnya. Tenang aja mungkin beberapa eps lagi bakal end di tungguin aja, sabar ya🤗

Coco=nama readers choco.mint!

ℍ𝕒𝕧𝕖 𝕗𝕦𝕟 𝕘𝕚𝕣𝕝/𝕓𝕠𝕪🧡 𝕝𝕧𝕪

CHOCO.MINT


Sabtu,07 Januari 2023

Continue Reading

You'll Also Like

2.7M 81.1K 53
Gue Isabel Stamford. Gue adalah anak dari perusahaan W&W yang terkaya di dunia. Gue selalu menjadi peroritas kedua dari keluarga gue. Ini adalah pert...
1.2M 101K 53
Leader dengan Leader? emm menarik. Mungkin bisa kita temukan di cerita ini, Gevino Elgara Heraksa laki laki berparas kelewat tampan dan Teresia Kei...
33.8K 3.9K 61
[REVISI SETELAH TAMAT] Bagaimana halnya, bila seseorang yang telah hadir lebih dulu itu kini datang kembali setelah pergi meninggalkan selama bertahu...
6.9M 291K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...