CIGARA (End)

By RavanaPutri0

35.5K 1.7K 93

(Follow sebelum membaca!) π™π™šπ™‘π™–π™ π™¨π™šπ™‘π™šπ™¨π™–π™ž! #BACA INFO DAHULU YA GES YA! Cerita ini mengisahkan t... More

Cigara||01||
Cigara||02||
Cigara||03||
Cigara||04||
Cigara||05||
Cigara||06||
Cigara||07||
Cigara||08||
Cigara||09||
Cigara||10||
Cigara||11||
PROLOG
Cigara||12||
Info
Cigara||13||
Cigara||14||
Cigara||15||
Cigara||16||
Cigara||17||
Cigara||18||
Cigara||19
Cigara||20||
Cigara||21||
Cigara||22||
Cigara||23||
Cigara||24||
Cigara||25||
Cigara||27||
Cigara||28||
Cigara||29||
Cigara||30||
Cigara||31||
Cigara||32||
Cigara||33||
Cigara||34||
Cigara||35||
Cigara||36||
Cigara||37||
Cigara||38||
Cigara||39||
Cigara||40||
Cigara||41||
Cigara||42||
Cigara||43||
Cigara||44||
Cigara||45||
Cigara||46||
Cigara||47||
Cigara||48||
Cigara||49||
Cigara||50||
Cigara||51||
Cigara||52||
Cigara||53||
Cigara||54||
Cigara||55||
Cigara||56||
Cigara||57||
Cigara||58||
Cigara||59||
Cigara||60|| end
Epilog
QUOTES ALL CAST πŸ“

Cigara||26||

435 25 0
By RavanaPutri0

∆ ∆ ∆ ∆


Sedangkan Cia mengucapkan kata-kata yang tidak jelas di sertai gelak tawa lalu menangis dan tertawa lagi. Ia tidak sadar akan apa yang kini ia lakukan namun ia mempunyai masalah yang rumit membuatnya merasa senang. Ia mengambil sebungkus rokok yang ada di plastik tadi lalu mengambil sebatang, namun saat ia akan menyalakannya tiba-tiba Gilang dan Gavin datang. Gilang mengambil alih rokok tersebut lalu membuangnya sedangkan Gavin mengecek kembali isi dari plastik hitam yang ada di samping Cia.

"Kalian siapa? Kok permen nya di buang iiihhh ambil ,gue pengen permen, pahit mulut gue" Ucap Cia meracau sembari menunjuk ke arah sebatang rokok yang sudah terlempar jauh ke arah laut.

"Cia sadar woyy" Teriak Gilang .

"Nggak usah teriak teriak suara lo jelek hhehhe, humm hiks hiks" Racau nya kembali.

"Haduhh lama-lama gue lempar juga lo ke laut" Kesal Gavin.

Mereka jongkok menghadap ke arah Cia yang sedang menangis.

"Loh kok nangis, lo sih lang" Ucap Gavin menatap ke arah Gilang.

"Hiks hiks, kenapa sih Gara nggak peka kalo gue tuh sayanggg banget sama dia, apa gue kurang cantik? Atau gue bukan tipe nya tap-tapi aku nggak ada kurangnya kok" Ujar Cia mengeluarkan isi hatinya.

"Pede amat lu nggak ada kurangnya" Gumam Gavin namun di balas senggolan lengan oleh Gilang.

"Lo suka sama Gara? " Tanya Gilang memastikan.

Di balas anggukan oleh Cia. "Hum, tapi gue memang nggak pantas buat dia, gue orang nya banyak masalah banyakkk bebann banyakkk banyakk banyakk masalah besar, segede ini " Racau nya sembari tangannya ia lebarkan dengan wajah yang terlihat lucu dan hampir membuat mereka tertawa namun di tahan.

"Tapi tenang aja gue Cia yang selalu bisa menutupi nya, hikss hikss gue capek pengen rasanya menghilang selamanya biar nggak jadi beban orang tua gue, gue merasa malu sama diri gue sendiri yang suatu saat nanti nggak bakal bisa mewujudkan apa yang di inginkan orang tua gue. Asal kalian tau gue itu cewek peny-" Lanjutnya terpotong dengan mata yang sudah tidak tahan lagi membuka.

"Liattt, Gara ngejek tuh liat muka nya kayak babi" Ucapnya sedikit teriak sembari menunjuk ke arah langit.

Gilang dan Gavin pun reflek memutar kepalanya ke arah belakang sesuai yang di tunjuk oleh Cia. Di waktu yang sama tiba-tiba Cia pingsan dengan sigap Gavin menompang tubuh Cia.

"Yailah malah pingsan segala, udah ngatain bos gue babi" Kesal Gavin.

Dengan terpaksa Gavin mengangkat tubuh Cia sedangkan Gilang membersihkan sampah kaleng bekas Cia minum.

Gilang dengan sigap membukakan pintu mobil. Lalu mereka kebingungan bagaimana pulangnya sedangkan ia membawa motor sendiri dan Cia hanya menyetir sendiri sedangkan yang punya mobil saja sedang tidak sadar.

"Udah gini aja, lo ngendarain mobil ini ntar motor lo gue telfon salah satu anggota lainnya" Ujar Gilang memberikan  ide.

"Awas lo ya ninggalin motor gue! Motor satu-satunya itu"  Balasnya menyakinkan.

"Iya tenang aja sama gue mah, udah sono bawa pulang Cia nya" Suruh Gilang.

"Ntar alesannya apenih kalo ketemu bokap nyokap nya? " Tanya Gavin kebingungan.

"Yaelah sepinter-pinter nya lo ngomong aja deh lagi males mikir gue, dah sana cepet" Balas Gilang sembari membalikkan badannya laku berlari menuju motornya.

Dengan rasa bimbang ia masuk ke mobil dan langsung melajukan mobilnya menuju rumah Cia seraya berpikir mencari alasan.

Butuh waktu 15 menit untuk sampai di rumah Cia, ia belum memasuki pekarangan rumah. Gavin terlihat begitu takut jika ia bertemu orang tua Cia takutnya mereka berpikir ke sana kemari pasalnya dengan kondisi Cia tak sadar.

Ia pun memasuki pekarangan rumah dengan pelan, sebelum turun dari mobil ia bimbang akan turun atau tidak. 5 menit kemudian ia memutuskan meninggalkan Cia di dalam mobil saja, ia berjalan pelan keluar dari gerbang lalu berlari menuju jalan utama untuk menghadang Gilang.

_-_-_

Matahari muncul memancarkan cahaya menusuk kaca mobil Cia. Cia mengerjapkan matanya saat cahaya matahari menerangi wajahnya. Ia bangun dari tidurnya dan keluar dari mobil karena merasa mual dan ia pun memuntahkan semua isi yang semalam ia minum.

"Huekk huekk"

Cia mengelap mulutnya dengan punggung tangannya lalu memegangi kepalanya yang berdenyut. Ia tidak sadar bahwa dirinya sudah di rumah, ia mengira bahwa dirinya lah yang pulang sendiri tanpa bantuan orang lain.

Ia memasuki rumah dengan wajah sebiasa mungkin agar tidak terlihat bahwa semalam dirinya minum.

"Gara-gara semalem nih pasti, pusing banget kepala gue pegel semua " Keluh Cia saat di ambang pintu kamarnya.

Rumah terlihat masih sepi karena Nita yang masih di belakang dan Nathan yang sedang mandi membuatnya mendapat kesempatan untuk masuk ke kamar tanpa terlihat.

Jam 06:50, Cia sudah siap untuk berangkat sekolah. Ingin rasanya tidak berangkat tapi ia paksa karena ada tanggungan tugas.

"Loh sayang muka kamu kok pucet? " Tanya Nita.

"Masa? " Balas nya dengan lesu.

"Lemes banget, nggak usah berangkat aja tetap di rumah nanti malah ada apa-apa sama penyakit kamu" Sarkas Nita khawatir.

"Apa hubungan nya muka pucat sama penyakit Cia? Mama nggak usah khawatir " Ucap Cia menyakinkan.

"Tapi sayang, mama nggak mau kamu kenapa-napa" Khawatir Nita mengelus surai rambut Cia.

Sebelum membalasnya tiba-tiba Cia mengeluh sakit di area perutnya namun segera ia tahan agar Nita tidak khawatir. Ia pun mematuhi perintah Nita untuk tidak berangkat ke sekolah.

"Yaudah Cia nggak berangkat kali ini, tapi mama jangan khawatir gini ya, Cia masuk ke kamar lagi nih" Ucap Cia memeluk Nita lalu melenggang pergi menuju ke kamarnya kembali.

Saat di kamar, ia menutup pintu lalu menguncinya. Ia memegangi perutnya yang terasa begitu sakit, mungkin karena semalam ia banyak minum. Ia meringkuk di tempat tidur sembari menggigit bibirnya untuk menyalurkan rasa sakit. Sekitar 2 menit berlalu rasa sakit kini mulai mereda, Cia tertidur kelelahan karena menahan rasa sakit yang begitu menyeruak di perutnya.

Di lain tempat tepatnya di sekolah, Gara dan lainnya ada di rooftop karena jamkos. Gara berdiri tegap di pinggiran menghadap matahari pagi yang tidak terlalu terik. Dengan wajah yang sedikit lebam di daerah pipinya karena kejadian semalam.

"Gue nggak mau tau pokok nya kalian harus ikutin Cia kemana pun! Kebohongan gue udah kebongkar jadi ketat kan lagi penjagaannya, jangan sampai Cia terluka sedikit pun atau kalian akibatnya" Ujar Gara dengan nada tegas.

"Siap" Ucap serentak.

Semuanya terdiam kembali dengan raut wajah yang terlihat gelisah. Tiba-tiba Rayhan berjalan menghampiri Gara lalu berdiri di sampingnya.

"Tumben lo posesif gini sama Cewek? " Tanya Rayhan datar.

Gara menoleh dengan tatapan tajam. " Gue nggak posesif! Gue cuman mau ngelindungin sahabat gue ingat itu! " Tegas Gara.

"Ck.. Lagian yang salah di sini itu sahabat lo yang beraninya ikut campur urusan kita jadi ya ini akibat ulah sahabat lo! " Ucap Rayhan mengeluarkan unek-unek nya.

Dengan reflek, Gara memukul Rayhan membuatnya tersungkur mengenai kursi-kursi kosong. Anak-anak lainnya terlihat kaget dengan perkelahian antara ketua mereka dengan wakilnya yang begitu serius.

"Gue nggak suka cara ngomong lo bawa-bawa kesalahan Cia! Asal lo tau Cia sahabat sekaligus milik gue dan jika ada yang mengatai nya, langkahi dulu gue INGAT ITU!! " Tegas Gara sembari menarik kerah Rayhan dengan tatapan tajam lalu menatap ke arah anak-anak.

Semuanya menunduk saat mata elang Gara menatapnya. Gara kembali menatap ke arah Rayhan lalu meludah tepat di pinggirnya sembari melepaskan cengkraman tangannya dan pergi begitu saja.

"Lo nggak papa ray? " Tanya Gilang menghampiri nya dan membantunya untuk duduk.

"Ngapain lo ngomong gitu ke Gara sih, cari masalah lo!" Ucap Gavin menatap datar ke arah Rayhan.

"Atau lo suka sama Cia? Makanya lo ngatain Gara posesif karena lo cemburu" Lanjutnya di balas tatapan tajam oleh Rayhan.

"Eitss gue becanda doang serius amat" Ucap Gavin dengan ekspresi tahan tawa.

Keanu melempar kaleng bekas minumnya ke arah Gavin. "Becanda lo nggak asik Vin".

Saat jam istirahat tepatnya di kantin, Gara melihat Dara dan Elen hanya berdua tanpa Cia. Ia pun menghampirinya dan di ikuti teman-temannya tanpa Rayhan.

" Kok berdua doang? Cia mana? " Tanya Gara sembari melihat sekeliling.

Dara dan Elen saling tatap. "Hari ini Cia nggak masuk, kata nyokapnya Cia sakit makanya nggak masuk" Jawab Elen.

Gilang dan Gavin saling menatap seakan satu pemikiran tentang apa yang di katakan Elen.

"Gue yakin ini pasti karena semalem" Batin Gavin.

"Sakit? Kok nggak ngasih tau gue sih tuh anak" Gumam Gara sembari mengeluarkan HP nya.

Sedangkan Elen menghitung teman-teman Gara yang hanya ada 3 orang biasanya 4 orang.

"Gar, Rayhan mana? Kok nggak ikut kalian" Tanya Elen namun tidak di hiraukan oleh Gara.

Tanpa membalasnya Gara pergi begitu saja sembari menelpon seseorang.

"Hello gue nanya nih" Ucap Elen sembari melambaikan tangannya.

"Hello gue nggak tau" Balas Keanu meniru logat Elen dan di balas pukulan di lengannya.

"Nggak usah niru-niru gue! Di tanya serius juga" Kesal Elen.

"Ya lagian lo dh liat di sini nggak ada Rayhan ngapain nanya cari sendiri kalo ada perlu ama dia" Ujar Gilang.

Saat Elen akan mengatakan sesuatu, mereka terlebih dulu pergi meninggalkan Elen yang menghembuskan napasnya kesal.

"Udah yok ke kelas" Ajak Dara yang sedari tadi diam tidak ikut berbicara namun matanya terus menatap tajam ke arah Gavin saat Elen menanyakan keberadaan Rayhan.

Bel pulang sekolah telah berbunyi, Gara terlebih dahulu pergi padahal hari ini ada jadwal latihan basket namun ia tidak hiraukan dan lebih mementingkan urusannya. Sedangkan masalah antara Gara dan Rayhan masih berlanjut sampai sekarang, mereka sama-sama enggan untuk meminta maaf membuat anak-anak lainnya khawatir akan renggangnya persahabatan mereka.

Saat di lapangan basket, Rayhan datang dengan ekspresi datar. Semuanya sudah berganti baju untuk memulai latihannya. pertandingan basket antar sekolah akan di mulai minggu depan, di mana SMA Gentala dan SMA Garuda akan bertanding yang tahun lalu telah pernah bertanding dan dimenangkan oleh SMA Gentala.

"Gara mana? " Tanya Rayhan dengan wajah datar.

"Gue nggak tau tiba-tiba dia pergi aja, padahal gue mau ngomong kalo hari ini ada jadwal latihan tapi dia la langsung nyelonong pergi tanpa ngasih tau apapun" Ujar Gilang sembari memantul-mantulkan bolanya.

"Tuh anak emang nggak ada rasa tanggung jawabnya, udah gue bilangin tingkahnya masih kekanak-kanakan" Celetuk Rayhan.

Keanu berjalan menghampiri Rayhan dan merangkulnya. "Udahlah bro, lo nggak tau aja sifat nya Gara kek mana kalo udah bucin ya gini seenaknya tapi dia tetep pemimpin yang bertanggung jawab, contohnya aja kayak semalem kalo aja Gara nggak nyuruh Gavin dan Gilang buat mantau Cia semalam mungkin keadaan Cia sekarang nggak bakal baik-baik saja ya walaupun hari ini dia sakit tapi dia terselamatkan dari maut " Ujar Keanu yang sepertinya sudah di mengetahui nya.

Rayhan mengerutkan alisnya bingung, lalu dirinya menatap serius ke arah Keanu.

"Maksud lo? "

"Semalam gue sama Gilang ngikutin Cia sampai pantai lalu dia minum dan ya dia mengoceh bisa di bilang dia mabuk tapi yang bikin gue tersentuh itu ocehannya, lo tau kalo dia itu bermuka dua?" Ujar Gilang menatap Rayhan dan di balas gelengan Kepala.

"Gue aja kaget ternyata dia nggak seperti yang kita pikirkan, dimana dia selalu ketawa ngeselin, jail, dan bertingkah absurd tapi ternyata dia banyak masalah dan gue dan Gilang menjadi saksi curhatannya dan yang bikin gue kaget adalah curahan hatinya yang ternyata dia suka sama bos kita" Lanjutnya.

"Jadi Cia suka sama Gara tapi semalam Raka mengatakan kalo Cia hanya menganggap Gara itu sekedar Sahabat nya tapi Gara menganggap Cia itu miliknya" Batin Rayhan setelah penjelasan dari Gilang.

∆ ∆ ∆ ∆

Sorry ya guys kalo banyak typo, mohon dimaklumi:)

Follow:

Ig: nona_choco.mint

Tiktok: nona||choco.mint

Mari budayakan vote dan komen guyss

Klik tombol bintang dipojok kiri dulu


Komen untuk Next!!

CHOCO. MINT


Sabtu, 12 November 2022

Continue Reading

You'll Also Like

3.7M 191K 82
(BDM UNIVERSE 1) (Belum di revisi) Sinopsis : "Jangan pernah ganggu gw dan orang yang gw sayang kalo gak mau terima akibatnya dari sang penguasa duni...
2.6K 247 23
"dia yang tiba tiba menciumku Bokuto-san! Percayalah denganku." "Pembohong, aku akan lebih baik jika menginap di asrama!" Semenjak Bokuto masuk tim...
AVSL [END] By VA

Teen Fiction

263K 10.1K 60
" Heh Apa lo ! " Natasha menatap Vino dengan sinis. " Ngak ada kok ! lo aja yang sewot dasar bacot lu !" bentak Vino. Mereka memalingkan wajah masing...
105K 4.8K 45
[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] [CAST AKU AMBIL DARI PINTEREST] Satu hari setelah ditinggal kedua orang tuanya, rumah Jennie kebakaran. Tidak ada tempat u...