Cinta Neslia (End)

Por neslia_

3.8K 640 604

FOLLOW SEBELUM BACA tidak ada deskripsi Karya : @neslia_ @kivant_ozberk ___________________ HIGH RANK #16 i... Más

1
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27
28.
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42. melahirkan
43. Pelakor

44. ending

159 21 58
Por neslia_

Happy reading

||

Satu bulan berlalu, kini hari yang Nesa tunggu telah tiba. Hari dimana dia akan wisuda setelah kurang lebih empat tahun kuliah. Senyum di wajahnya tidak pernah pudar.

Dengan didampingi Kivant dan keluarga besarnya, Nesa melakukan foto bersama. Setelah foto bersama teman-teman Nesa berdatangan memberi ucapan selamat.

"Makasih, ya kalian sudah menjadi teman gue selama kuliah di sini," ujar Nesa.

"Santai aja kali kaya sama siapa saja," ujar Manda.

"Nanti malam jangan lupa datang kita berpesta," ucap Nesa.

"Oke."

Teman-temannya hanya mengancungkan jempol. Mereka sedih saat akan berpisah dengan teman-teman yang lain. Ini adalah momen yang sangat tidak disukai semua orang yaitu perpisahan.

Setelah teman Nesa pergi kini giliran keluarga besarnya yang mengucapkan selamat.

"Wisuda sudah selesai, kapan nih momongannya menyusul," ujar sepupu Kivant.

"Doain saja," ujar Kivant apa adanya.

"Kalian ada rencana hanymoon di mana?" tanya Kenant.

"Ke Jepang. Sehari setelah ini kita akan pindah ke Jepang." Kali ini Nesa yang berbicara.

Memang sudah direncanakan bahwa selesai Nesa wisuda mereka berdua akan pindah ke Jepang. Ini juga sudah dibicarakan dengan keluarga kedua belah pihak.

Awalnya Rianti menolak karna dia tidak ingin jauh-jauh dari sang anak. Tetapi, setelah direnungi akhirnya dia setuju.  Menurut Rianti ini adalah jalan untuk keharmonisan rumah tangga mereka berdua.

"Sebelum itu kita akan mengadakan pesta kecil-kecilan di rumah malam ini," ujar Kivant.

Sepupu Kivant bersorak senang. Akhirnya ada pesta malam ini. Nesa tersenyum bahagia tidak menyangka semua berjalan sesuai apa yang dia mau. Dia sangat beruntung berada di tengah-tengah keluarga Kivant.

Mereka baik dan juga sopan walaupun awalnya mama mertuanya, Kaito tidak menyukai dirinya. Namun, perlahan Kaito mulai menerima dirinya.

Dan semua masalah yang datang mereka hadapi dengan kepala dingin. Dan masalah Stevani, dia sudah kembali ke London. Dia sadar jika Kivant tidak akan bisa bersamanya lagi. Dia ikhlas, masih ada laki-laki lain yang bisa menerima dia dengan baik.

Akan dia jadikan kenangan terindah saat bersama Kivant dulu. Tidak akan pernah terlupakan. Tetap akan menjadi kenangan.

"Sayang, ayo ikut Mas." Kivant menggenggam tangan Nesa lembut membawanya menjauh dari kerumunan orang.

Di bawa pohon rindang kini keduanya berada.

"Ada apa, Mas?" tanya Nesa.

Kivant merogoh saku jas nya mengeluarkan sebuah kotak persegi. Nesa menatap kagum benda itu saat Kivant membukanya dihadapannya.

Untuk kesekian kalinya, Kivant memberikan dirinya kalung berlian yang harganya bukan main. Nesa yakini itu sangat mahal.

"Mas, sudah berapa kali aku bilang jangan buang-buang uang hanya untuk beli benda ini," ujar Nesa cemberut.

Bukannya dia tidak menghargai pemberian suaminya. Namun, daripada uang itu dibelikan benda yang sekali pakai, mending ditabung untuk keperluan nanti.

"Sesekali gak apa-apa kali, sayang. Ini sebagai hadia karena kamu sudah mau jadi pendamping hidupku dan sudah lulus kuliah," ujar Kivant.

"Makasih, ya, Mas. Tapi lain kali gak perlu kaya gini. Aku terima Mas apa adanya bukan ada apanya." Nesa menerima kalung itu.

Kivant memakaikannya. Sangat indah. Saking senangnya Nesa memeluk tubuh atletis suaminya. Hangat, itu yang Nesa rasakan.

Kivant mengelus lembut rambut Nesa. Dia sangat beruntung memiliki Nesa di hidupnya. Dia ingin menua bersama Nesa tanpa ada hambatan.

"Tetap bersamaku, jangan pernah pergi walau sesaat," ujar Kivant tulus.

"Ya, aku akan tetap bersamamu, menua bersama menyaksikan cicit kita tumbuh dewasa," balas Nesa.

____________

Siang kini berganti malam. Malam ini menjadi malam yang begitu meriah di kediaman Sangose. Begitu banyak makanan dan minuman yang tersaji di meja.

Bukan hanya keluarga besar, tapi teman-teman Nesa dan Kivant semua ada di sini. Anggaplah ini pesta perpisahan untuk mereka.

Jujur Nesa berat meninggalkan tempat kelahirannya. Namun, mau bagaimanapun dia sudah menikah dan harus ikut kemanapun suami melangkah.

"Bro, jangan lupa kalau sudah di sana calling-calling," ujar salah satu rekan bisnis Kivant.

"Tenang saja kalian pasti akan sering gue ribetkan," ujar Kivant dengan sedikit kekehan.

Mereka tertawa. Beginilah Kivant kalau bersama rekan bisnisnya. Akan lebih banyak bercanda mengingat umur mereka yang tidak begitu jauh.

"Istri lo, cantik juga, Van." Galih mengedipkan matanya pada Nesa.

Kivant melihat itu langsung memeluk pinggang Nesa posesif. "Ingat dia milik gue," ujar Kivant dengan angkuhnya.

Teman-temannya hanya tertawa melihat tingkah Kivant begitupun juga Nesa. Malu sekali rasanya.

"Nes, kalau Kivant apa-apain Lo, bilang sama gue biar gue urus surat cerai kalian," ujar lagi yang lain.

Kivant semakin dibuat kesal.

"Siap," ucap Nesa sambil tertawa.

"Kutunggu jandamu, uiuiui!"

Mereka semua tertawa lepas. Emang paling seru menggoda Kivant. Tidak ingin membuat Kivant semakin kesal Nesa membawanya ketaman belakang rumah.

"Tidak usah didengarkan ucapan mereka. Sampai kapan pun aku tetap milikmu," ujar Nesa menenangkan.

Kivant masih cemberut dan itu sangat terlihat lucu.

"Kak Nesa!" Panggil Celli sepupu Kivant.

"Iya Cell, kenapa?" Nesa menunduk menyamakan tingginya dengan Celli.

"Mau main sama Kak Nesa," ucapnya gemas.

Nesa mengangguk dan kemudian larut dalam permainannya bersama Celli. Sedangkan Kivant diam menyaksikan mereka.

'Emang sudah saatnya Nesa punya anak sendiri,' batin Kivant. Dia tersenyum geli.

Pesta malam ini berjalan dengan baik semua tamu menikmatinya.

_______

"Pagi, sayang," sapa Kivant mencium pipi Nesa yang masih tertidur pulas.

Kivant terus mengusik tidur Nesa hingga sang empu terbangun.

"Apa?!" ujar Nesa kesal.

"Bangun sayang sudah pagi."

"Masih ngantuk Mas. Baru juga dua jam tidur." Nesa kembali menarik selimut menenggelamkan seluruh tubuhnya di sana.

Mengingat kejadian kemarin malam membuat Kivant tersenyum manis.

"Tapi ini sudah siang, sayang." Lagi-lagi Kivant membuat Nesa kesal.

"Bisa diam gak sih, kalau bukan gara-gara kamu, aku gak akan tidur jam empat! Aku capek juga ngantuk." Tatapan tajam ia lemparkan pada Kivant.

Kivant mengalah dan membiarkan Nesa kembali tertidur.

Jam satu siang Kivant dan Nesa sudah siap untuk terbang ke Jepang. Semua anggota keluarga mengantar mereka ke bandara.

"Kamu jangan ribetin suamimu kalau sudah di Jepang," nasehat Rianti.

"Iya, Ma." Nesa memeluk mamanya dengan erat. "Mama jaga kesehatan, ya selama aku gak ada."

Air matanya tak bisa dibendung lagi. Rianti melepas pelukannya dan beralih pada Kivant.

"Kamu jagain anak Mama jangan buat dia menangis. Jika kamu sudah tidak menyukainya lagi kembalikan ke Mama. Tuntun dia menjadi istri yang lebih baik dan jangan sungkan memarahinya jika dia berbuat salah."

"Pasti, Ma."

Setelah berpamitan dengan semua anggota keluarga. Mereka berdua berjalan menuju pesawat yang sebentar lagi akan take off

'Selamat tinggal kota kelahiran. Kapan-kapan aku akan berkunjung untuk melepas rindu. Lindungi semua orang yang kucinta selama aku pergi,' batin Nesa.

Kivant menggenggam erat tangan Nesa. Melangkah bersama menuju bahagia. Kehidupan yang sesungguhnya baru akan di mulai dan semoga apapun masalah yang dihadapi mereka tetap tegar.

Cinta itu memang aneh. Tanpa di duga datang membawa kebahagian. Kivant dan Nesa, dua insan yang awalnya tak saling kenal menjadi dua insan yang saling melengkapi.

Cinta yang di satukan memalalui sebuah surat menjadi bahagia. Cinta yang tumbuh tanpa mengenal wajah satu sama lain. Takdir keduanya sangatlah indah.

"Mas, kok perasaanku gak enak, ya," ujar Nesa.

Sejak duduk di tempatnya perasannya mulai aneh. Ada ketakutan dan kegelisahan di sana.

"Perasaan kamu saja kali." Kivant menggenggam tangan Nesa dengan harapan kegelisahan sang istri hilang.

Namun, bukannya hilang rasa itu semakin membuat Nesa takut. Keringat mulai membasahi keningnya.

"Mas," ucap Nesa saat melihat orang disekitarnya mulai berteriak panik.

Ada apa ini?

Petugas dalam pesawat mulai menginstruksikan agar semua penumpang tenang dan memakai pengaman yang sudah di sediakan.

"Sayang, tenang ya semua akan baik-baik saja." Dengan genggaman yang semakin erat Kivant terus berucap.

Dia juga takut, tapi tidak ingin di ketahui oleh Nesa.

Saat Nesa ingin melepas genggaman itu dengan cepat Kivant melarang. "Jangan lepas, apapun keadaannya nanti."

"Aku takut, Mas." Air matanya jatuh.

"Kita berdoa saja semoga Tuhan memberi pertolongan."

Kata-kata itu mampu menenangkan Nesa, walau hanya beberapa saat.

Pesawat semakin bergoyang tidak dapat mengimbangi. Semua orang berteriak histeris menucap doa agar selamat.

Diketahui sayap pesawat terpisah dari badan pesawat yang di sebabkan petir menyambar.  Keadaan di udara hujan deras disertai angin kencang dan kilatan petir bersahutan.

Keadaan begitu mencekram. Pesawat tidak dapat lagi mempertahankan posisinya yang pada akhirnya terjatuh di lautan luas.

Bersamaan dengan jatuhnya pesawat, sepasang suami istri berpegangan tangan dengan erat dan menggumamkan kata, "I love you, Neslia Fanda. Kau akan selalu menjadi pemilik hati ini.

Dengan air mata yang mengalir deras Nesa berucap, "Maaf aku belum bisa menjadi istri yang baik untukmu. I love you more."

'Maafin aku, Ma belum bisa jadi anak yang baik. Nesa sayang mama.'

Dan pesawat pun hilang ditelan lautan luas.

Kehidupan tidak ada yang tahu. Apakah berakhir bahagian atau berakhir duka.  Mereka yang saling mencintai bahagian bersama menuju surga-Nya.


Tamat



Seguir leyendo

También te gustarán

7.5K 850 10
⚠️❗ WARNING ❗⚠️ cerita bromance / brothership ⛔ gak suka, skip aja, gak usah baca Haechan x nct 127 . Tertanda Sayap Kiri . "Di ujung perjalanan kkn...
965K 88.6K 41
Olivia si gadis nakal dengan citra buruk di mata semua orang. Suatu hari, ia mengalami kecelakaan dan masuk ke dalam dunia novel sebagai tokoh figura...
2M 185K 47
Note : belum di revisi ! Cerita di tulis saat tahun 2017, jadi tolong di maklumi karena jaman itu tulisan saya masih jamet. Terima kasih ___________...
27.9K 346 12
cerita ini banyak memakai kata kata kasar dan bahasa terkadang baku ⚠️peringatan dimohon untuk tidak meniru perilaku atau perkataan dari cerita ini...