Lembar Terakhir ( END )

Gita_Novita01

5.6K 1.1K 82

Kita mungkin satu buku, Tapi tidak satu lembar, Me: Laure Nashya Isabella Semesta punya banyak permainan. Ya... Еще

Lembar Pertama: Prolog
Lembar 2: Kejadian di kantin
Lembar 3: Drama Korea
Lembar 4: Bersama Arsen
Lembar 5 : Pembelaan Naya
Lembar 6 : Singkat, Jelas dan Padat
Lembar 7 : Pacar Nando
Lembar 8 : Telat Penyemangat
Lembar 9 : Aku, Luka, dan Hujan
Lembar 10 : Hati Dio Sakit
Lembar 11 : Minggir!
Lembar 12 : Luka Selamanya
Lembar 13 : Ungkapkan Luka Tersirat
Lembar 14: Selesai
Lembar 15: Asing
Lembar 16: Kesadaran yang Terlambat
Lembar 17 : Danau yang menjadi saksi
Lembar 18: Siska Berperan
Lembar 19: Wekipedia
Lembar 20: Cilok dari Bongkahan Es
Lembar 21: Lupa
Lembar 22: Amang Ojek
Lembar 23: Istri Gue
Lembar 24: Pelindung ku
Lembar 25: Tak ada Cinta tanpa Luka
Lembar 26: Yadi
Lembar 27: Aku Pergi dulu
Lembar 28: Kenapa Bestie??
Lembar 30: Sayang,,
Lembar 31: Percaya
Lembar 32: Pah??
Lembar 33: Apartemen
Lembar 33: Simulasi
Lembar 35: Demam,
Lembar 35: Menikah
Lembar 37: Reza
Lembar 38: Ternyata
Lembar 39: Untuk Kamu
Lembar 40: Baik-baik saja
Lembar Terakhir: 41--(END)

Lembar 29: Sesek.....

88 18 3
Gita_Novita01

"Gak cape makan terus?" Tanya Arsen pada Bella yang sibuk memakan es krim nya.

"Engga, kenapa emang?" Ucap Bella balik bertanya.

"Gak papa, ayo naik"

Setelah Bella sudah duduk di jok penumpang belakang nya, Arsen mulai melajukan motornya dengan pelan.

"Waktu aku pergi kamu gimana?" Tanya Bella setengah berteriak.

"Stres, takut kamu kayak dulu! Gak mau maafin aku" Jawab Arsen yang juga berteriak namun tak terlalu kuat.

"Sikap aku waktu itu ke kanak-kanakan gak si"

"Enggak, aku si wajar aja soalnya kata orang cemburu itu tanda cinta"

"Dih, emang yang cemburu siapa hah?!"

"Kamu"

"Kok aku?!"

"Ya kalo kamu gak cemburu kamu gak akan pergi dong"

Diam, Bella tak bisa lagi menjawab kemudian ia memilih untuk bersandar di bahu Arsen dan memejamkan mata.

Jam kini sudah menunjukkan waktu sore dan saat ini Bella dan Arsen sudah tiba di rumah kediaman Bella.

"Mau mampir dulu?" Tawar Bella.

"Gak, udah sore lain kali aja" Ucap Arsen karena jam sudah menunjukkan pukul 16.42 sore.

"Okee, hati-hati ya jangan ngebut-ngebut"
Pesan Bella pada Arsen.

"Siapp Bu komandan" Balas Arsen seraya terkekeh.

"Aku pulang ya,..." Pamit Arsen mengakhiri candaan.

"Siap bapak komandan.." Ucap Bella menirukan gaya Arsen, setelah itu motor Arsen pun mulai perlahan menjauhi perkarangan rumahnya.

Saat motor Arsen sudah benar-benar tidak terlihat Bella putuskan untuk masuk ke dalam rumah.

Bella mulai membuka pintu rumahnya dan sepertinya tidak ada siapa-siapa.

"Bundaa..." Panggil Bella namun tak ada sahutan.

"Bunda di butik kali ya" Fikirnya setelah itu mengunci seluruh pintu dan naik ke atas untuk ke kamarnya.

Bella merebahkan tubuhnya di atas kasur tanpa cuci kaki, tangan, bahkan berganti pakaian.

Bella merogoh ponselnya yang ia taruh di atas meja.

Ia mencari kontak bundanya kemudian mencoba untuk menghubungi.

"Halo?? Bunda.."

"Kenapa Bel?"

"Bunda di mana?"

"Masih di butik, kamu udah pulang?"

"Udah"

"Yaudah semua pintu jangan lupa di tutup, terus makan habis Maghrib Bunda pulang"

"Iya Bunda.."

Bella memutuskan sambungan telepon nya kemudian beranjak dari tempat tidur setelah itu ia menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Lima belas menit berlalu Bella keluar dengan piama tidur nya.

Karena perutnya yang sudah lapar ia putuskan untuk makan di dapur.

Karena Bundanya belum pulang Bella harus memasak makanan sendiri.

Di mulai dengan mengeluarkan bahan makanan yang ada di dalam kulkas kemudian memotong nya.

Beberapa menit telah berlalu akhirnya masakan yang Bella buat sudah siap di makan.

"Ni perut kayak ga di kasih makan lima abad, kraukk krauk dari tadi" Cerocosnya sendiri seraya mengambil piring dan mulai menyendokkan nasi.

Ditengah makan nya yang tentram aman dan damai tiba tiba suara panggilan mengusik kenikmatan makannya.

"Siapa si elahh gak bisa nanti apa nelfonnya" Kesalnya kemudian mengacuhkan panggilan itu dan kembali fokus ke makanannya.

Se piring makanan sudah ludas di makan Bella hingga kini ia tengah membawa sebungkus Snack untuk di sandingkan dengan menonton TV.

Toko.tokk..tok

"Pasti Bunda" Duga Bella namun ia tak langsung membuka pintu, karena pesan Nando sang kakak jika ada yang mengetuk pintu Bella tidak di bolehkan untuk langsung membukanya.

Biasanya jika ada yang mengetuk pintu di malam hari Nando lah yang akan membuka tapi kali ini Nando sedang tidak di rumah.

Bella menyingkapkan tirai jendelanya untuk mengetahui siapa yang mengetuk pintu.

Setelah nya Bella bisa bernafas lega, ternyata itu Audrey sang Bunda.

"Bundaa kan?.." Tanya Bella seraya membukakan pintu.

"Iya lah, siapa lagi!?" Tukas Audrey kemudian masuk kedalam namun sebelum benar-benar masuk ia hendak menutup pintu, tapi di cegah oleh Bella.

"Biar aku aja, Bunda pasti capek" Ujar Bella segera menutup pintu dan menutupnya rapat.

"Kamu sudah makan Bel?"

"Udah Bun barusan"

"Kamu masak nak? Masak apa ini enak kayaknya"

"Ayam kecap chef Bella" Ceplos Bella asal.

"Bisa aja kamu"

••••

Tokkk...tok ..tok.

Kembali ada yang mengetuk pintu.

Audrey melirik jam yang ada di dinding, jam itu kini menunjukkan pukul 19.28.

K

arena penasaran Ibu dari dua anak itu berdiri dan menghampiri pintu.

Sebelum membuka pintu seperti halnya Bella tadi Audrey juga mengintip terlebih dahulu dari jendela.

Saat sudah meyakinkan Audrey mulai membuka pintu dan tertampilah sosok pria yang masih seumuran dengan putri nya.

"Permisi Tante,, maaf saya ganggu waktunya, Bella nya ada Tante?" Tah6a pria itu sopan namun sebelum nya ia sempat bersalim pada Audrey.

"Ada, kamu Arsen kan yang waktu itu"

"Iya Tante, saya Arsen"

"Gak nyangka bakalan main beneran ke sini, yaudah kalo gitu yuk masuk,, Biar Tante panggilan Bella"

"Iya Tante.."

Dengan sopan Arsen masuk ke dalam rumah Bella di temani jantung yang bergetar hebat

"Ayo duduk sen, anggep aja rumah sendiri"

"Iya Tante,,"

"Tante ke atas panggilin Bella dulu ya"

"Iya Tante" Jujur Arsen sangat gugup saat ini, ia langsung berhadapan langsung dengan Bunda Bella.

Di lain tempat.
Bella sedang Video call dengan Nando abangnya di sertai dengan bermain gitar di balkon kamarnya, di temani semilir angin dan lantunan lagu yang ia nyanyikan dengan pelan.

"Pinter sekarang ya main gitar nya" Ujar Nando Dari sebrang sana.

"Iya lah, siapa dulu ... Bella!!" Puji nya pada dirinya sendiri.

"Iya iyaa,,"

"Bang Ando masih lama ya di sana, ga enak tau gak ada bang Ando di rumah"

"Bentar lagi Abang pulang, kasian bunda kalau Abang ke lamaan di sini.. oh iya bunda lembur terus ya?"

"Iya, tadi aja pulangnya abis Maghrib"

"Naik mobil sendiri?"

"Iya, mangkanya Abang buruan pulang"

"Bang Ando usahain ya"

"Okeee"

"Yaudah lanjut nyanyi lagi"

Bella kembali memetik gitar nya dan melanjutkan lagu yang sempat putus tadi.

Namun di menit berikutnya kegiatannya terusik saat ketukan pintu ikut campur dalam lantunan melodi yang ia mainkan.

Tokk tokk tok....

"Belllaa!!!"
Teriak Bundanya samar-samar karena ia sedang berada di balkon.

"Bentar ya bang, Bunda manggil"

"Iya".

Bella beranjak dari tempat duduknya kemudian berjalan untuk membukakan pintu.

Cklek..

"Kenapa Bun?" Tanya Bella pada Bundanya yang masih di depan pintu kamar nya.

"Itu ada temen kamu di bawah"

"Naya?" Tebak Bella, karena teman yang biasa kerumahnya hanyalah Naya.

"Bukan, Arsen"

"Hah? Arsen?"

"Iya Arsen,"

"Yaudah bentar aku ambil hp aku dulu"

Bella langsung bergegas ke balkon kamarnya untuk mengambil hp dan gitar nya.

Dengan tergesa-gesa dia menutup pintu kamar kemudian turun ke lantai bawah.

"Heii... Tumben main kesini" Ujar Bella yang sudah turun menghampiri Arsen di ruang tamu.

"Gak boleh?"

"Bolehhhhh banget"

Bella duduk di samping Arsen dengan antusias, ia senang sekali akhirnya Arsen bermain ke rumahnya.

"Tujuan apa niii" Tanya Bella seraya menguncir rambut nya.

"Mau ngajak keluar"

"Hah? Keluar?"

"Iya, gak mau ya?"

"Mau, tapi kamu izin ke Bunda"

"Siap"

"Bentar ya aku panggilin dulu"
Bella beranjak dari tempat duduknya kemudian berlari mencari Bundanya.

"Bunda," Panggil Bella yang sudah melihat Bundanya di dapur.

"Hm"

"Kedepan dulu yuk, Arsen mau ngomong" ajak Bella yang langsung menarik lengan Audrey.

"Mau ngomong apa?"

"Ayo aja"

Audrey hanya mengikuti putri nya itu yang mengajaknya ke ruang tamu.

Saat sudah di ruang tamu mereka berdua duduk di kursi yang telah ada.

"Mau ngomong apa Sen?" Tanya Audrey.

"Itu Tan, mau ajak Bella keluar boleh nggak" Pinta Arsen.

"Oo yaudah keluar aja tapi pulang nya jangan terlalu malam" Pesan Audrey yang langsung di balas anggukan oleh Bea maupun Arsen.

"Yaudah Bunda ke dapur lagi ya"

"Iya Bun"

Audrey pun beranjak dan mulai pergi dari ruang tamu dan menyisakan Bella dan Arsen saja.

"Aku ganti baju dulu ya"

"Oke"

Bella pun dengan cekatan berlari menuju kamarnya yang terletak di lantai atas.

Arsen menatap nya hanya bisa menghela nafas, ia tidak tau mengapa bisa dirinya jatuh cinta pada Bella.

Mungkin Bella kecewa padanya karena Arsen tak kunjung memberikan kepastian.

Tapi bagi Arsen seperti ini sudah jauh dari cukup.

Tak lama kemudian turunlah Bella dengan Hoodie hitam yang kebesaran.

"Let's go" Sorak Bella antusias.

"Jangan teriak-teriak" Peringat Arsen.

"Bunda aku pergi ya" Teriak Bella lagi kemudian menampilkan cengiran kuda pada Arsen.

"Di bilang jangan teriak-teriak"

"Tapi kamu suka kan"

"Lama, tinggal"

••••

Kini Bella dan Arsen sudah di jalanan.
Malam kali ini indah karena langit hadir dengan menyertakan bintang dan bulan yang sama-sama bersinar.

"Sen, dada aku sesek" Adu Bella pada Arsen.

"Sesek gimana?" Respon Arsen cepat.

"Susah napas nya sesek"

"Yaudah kita ke rumah sakit aja dulu ya"

"Gak mau"

"Terus gimana, kalo cari minum terus beli obat mau?" Tawar Arsen.

"Yaudah"

"Pegangan ya"

"Iya"

Dan seketika itu motor yang mereka kendarai melaju dengan kencang.

Bahkan kecepatannya di atas rata-rata, tangan Bella mengerat di lingkaran perut Arsen dengan matanya yang terpejam.

Di detik berikutnya mereka berhenti di depan Indomaret.

Bella turun dari motor dan berdiri di samping Arsen, melihat Arsen yang tengah melepaskan helm nya.

"Masih sesek?" Tanya Arsen cemas.

"Masih"

"Kok bisa si Bel, tunggu di sini bentar" Ucap Arsen kemudian turun dari motor dan hendak berjalan ke dalam Indomaret.

Namun, langkah Arsen terhenti kala Bella menarik tangannya.

"Kenapa?"

"Nafas aku sesek soalnya separuh nafas ku ada di kamu" Ucap Bella dengan cengiran tak berdosanya, dan di balas dengan dengusan nafas kasar dari Arsen.

••••











Next, Lembar: 30

Продолжить чтение

Вам также понравится

3.2K 231 42
Kalau aku nyaman sama kamu, tapi kamu nyaman ke orang lain. aku bisa apa? -FloresAuthor
KARINA(COMPLETED) febie

Подростковая литература

47K 2.3K 38
Karina, wanita yg mencoba melupakan semua masa lalunya.wanita yg tiba tiba menjadi dingin pada sekitarnya.Tapi knp berbeda rasanya saat Karina bertem...
9.8K 656 17
*END
LANGSA (on going) jevyll

Подростковая литература

12.1K 529 50
"Kenapa dari sekian banyak nya lelaki, kenapa harus elo yang jadi suami gue, udah gitu sama-sama bisa lihat hantu pula, kan serem." - Naomi Senja Pu...