=== THE GOLDEN LIGHT ===
***
Pagi ini Xiao Zhan terkejut saat bangun pagi dan mendapati Yibo ada di sampingnya. Bukankah semalam ia telah meminta Vampir itu tidur di sofa?!
Menghela nafas untuk menghindari pertengkaran di pagi hari yang akan membuat suasana hatinya buruk, Zhan lalu turun dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan mencuci baju sebelum berangkat ke toko bunganya.
Semalam ada lima pesanan buket bunga yang harus ia rangkai dan antar sebelum jam sembilan.
Maklumlah, bulan Februari dan Maret memang menjadi bulan yang sibuk bagi toko bunga Zhan yang telah terkenal karena rangkaiannya yang bagus.
Satu jam setelah selesai dengan kegiatannya, lelaki itu memasak nasi dan membuat lauk sederhana, sembari menunggu matang, Zhan pergi ke balkon dan menjemur pakaian yang telah dicucinya. Balkon kamar apartemennya memiliki atap, jadi, sekalipun salju turun, itu tidak akan mengenai bajunya, dan angin yang berhembus juga akan sedikit mengeringkan pakaiannya sebelum nanti ia setrika.
Zhan menoleh ke dalam kamar dan menghela nafas. Hari ini sepertinya ia akan melewatkan kegiatan membereskan tempat tidur mengingat masih ada makhluk yang bergelung kedinginan di atasnya.
“Hei, bangunlah. Kau mau sarapan apa? Aku akan segera berangkat.” Zhan memanggil Yibo saat dirinya sarapan.
Gumaman tidak jelas dari bawah selimut membuat Zhan menoleh dan hanya menggeleng kesal pada vampir di atas tempat tidurnya yang sepertinya tidak berniat bangun.
“Kau bilang mau mencari Golden Light, kan? Jika kau bermalas-malasan seperti itu kapan akan ketemu? Aku tidak bisa selamanya menampungmu di sini, ingat?” Zhan kembali menoleh pada sosok di atas tempat tidurnya yang akhirnya perlahan duduk dan menyingkirkan selimut dari kepalanya.
“Aku akan mencari nanti siang saja, pagi ini udaranya sangat dingin.”
Xiao Zhan mengerutkan keningnya.
“Bukankah Vampir takut pada panas matahari? Kenapa kau malah takut udara dingin?”
Pemuda di atas ranjang, Yibo, perlahan turun dengan tubuh berbalut selimut, ia duduk di depan Zhan dan menunjuk pada teh yang berada di sisi Zhan. “Aku mau teh, dan siapkan sarapanku juga.”
Xiao Zhan tersenyum geram, Vampir penyuka wortel ini sepertinya lupa bahwa ia hanya menumpang dan Zhan bukan pelayannya!
Xiao Zhan baru saja bersiap mengamuk saat Yibo merogoh kantung kemejanya dan mengeluarkan sebuah kartu hitam dengan angka emas yang terpatri dengan apik di sana.
“Untukmu.” Yibo menyodorkan kartu yang seketika membuat silau mata Zhan,
“Untukku?!!” pekik Zhan memastikan.
“Ng, Aku memintanya dari kakak, katanya itu bisa dipakai untuk membeli apa pun yang aku butuhkan selama melakukan pencarian, dan karena kau lebih tahu tentang dunia ini, jadi itu untukmu saja.”
Xiao Zhan memegang kartu itu dengan tangan gemetar, demi apa, sungguh, ia tahu apa saja syarat membuat kartu cantik ini! Dan pemuda ini memberikannya seolah itu adalah kartu isi ulang untuk bermain game?!
“Hei, kau belum membuatkanku teh dan sarapan.”
“Ah, tentu.” Zhan beranjak dan menuju dapur setelah mengantungi kartu ke saku kemejanya, dengan sigap ia membuatkan Yibo teh dan menyiapkan sarapan untuk vampir muda itu, Zhan bahkan mencuci wortel dan menyajikannya sebagai camilan.
“Begini ....” Zhan menatap Yibo yang terlihat menikmati tehnya. Pemuda itu menatap ke arahnya sembari memakan sarapan yang disediakan Zhan. “Apa aku sungguh boleh membeli sesuatu dengan kartu ini?” tanya Zhan menepuk saku kemejanya dengan hati-hati.
Yibo mengangguk. “Tentu saja, bukankah aku sudah memberikannya untukmu? Lagi pula aku punya satu lagi.” Yibo mengambil sebuah kartu lain di saku kemejanya. Kali ini warna keemasan di sana membuat Zhan terpukau bahagia.
Astaga, bocah ini kaya!!
~~~...~~~
Dugaan Xiao Zhan bahwa hari ini tokonya akan sangat ramai benar adanya. Sebentar lagi jam makan siang, dan Zhan bahkan masih harus membuat sepuluh karangan bunga yang harus diantar sebelum jam satu.
Xiao Zhan menghela nafas setelah dua karangan selesai ia kerjakan, ia sangat lelah, tapi tidak bisa mengecewakan pelanggan, delapan kartu ucapan pada bunga yang belum ia selesaikan karangannya ia lihat kembali. Semuanya hampir berisi kalimat yang sama, ‘aku mencintaimu’ dan ‘Happy Valentine day’.
Xiao Zhan menghela nafas dan merebahkan punggung pada sandaran kursi, sejenak terdiam menatap keramaian dari jalan dimana banyak pasangan berlalu lalang menikmati hari. Untuk sejenak, Zhan merasakan hidupnya begitu sepi.
Tring.
Bunyi bel kecil yang ada di atas pintu tokonya berdenting dan merebut perhatian lelaki itu, ia menatap ke depan sana dan tanpa sadar memagut senyum pada pemuda dengan mantel hitam yang kini berjalan ke arahnya.
“Pekerjaanmu sudah selesai?”
Xiao Zhan menggeleng. Baru saja ia akan berbicara ketika sesuatu melintas dalam pikirannya.
“Vampir, apa kau mau mencari Golden Light?”
Pemuda di depan sana mengerutkan keningnya. “Jangan memanggilku begitu, dan berhenti mengatakan Golden Light dengan jelas, itu bisa memancing bahaya.”
“Baiklah, eum .. Yibo, apa kau akan mencari permata itu hari ini?”
Yibo mengangguk dan meraih setangkai mawar di sana untuk menghirup aromanya, dan segera saja Pemuda itu seolah tersedak, “astaga, bagaimana manusia bisa menyukai aroma seperti ini?” gumamnya.
“Kalau begitu, bagaimana kalau aku membantumu?” Zhan merebut mawar dan meletakkannya dengan baik agar kelopak merah yag merekah itu tidak rusak.
“Bagaimana caranya?”
“Begini, kau antarkan bunga bunga ini pada pemesan, di sana, biasanya ada banyak orang yang dapat kau periksa satu-persatu apa mereka memiliki Gol-permata itu.” Zhan menatap meyakinkan pada pemuda di sana yang terlihat berpikir, sejenak dan Yibo mengangguk.
“Baiklah, itu tidak buruk juga. Daripada aku memeriksa jalanan dan mungkin akan memeriksa orang yang sama, aku akan memulainya dari tempat ke tempat.”
“Itu Benar!” Zhan berseru senang, tapi kemudian ia dilanda kebingungan.
“Tunggu, bagaimana kau akan bisa mengantar jika tidak tahu alamat mereka? Apa kau bisa membaca peta?”
Yibo menggeleng. “Tidak, tapi, aku bisa mengenali aroma dan menemukan tempat si pemilik aroma itu.”
“Hee? Apa kau ini Vampir atau anjing?”
Dan Yibo hanya bisa kesal mendengarkan itu. Bagaimana manusia ini berani membandingkan kemampuan Pangeran Agung sepertinya dengan binatang?!
“Nah, ini kartu yang mereka bawa sendiri dari rumah, apa kau bisa melacak mereka dengan ini?”
Yibo hanya diam dan mendekatkan hidungnya pada tangan Zhan yang terlihat kaget, “Aku bisa.” Pemuda itu lalu meraih dua rangkaian bunga di atas meja, berjalan keluar dari toko dan dalam hitungan detik telah melesat menghilang.
Zhan diam sejenak sebelum senyumnya merekah sempurna, Ia dapat pegawai gratis hari ini!
~~~...~~~
“Bagaimana? Apa kau menemukan permata itu?” Xiao Zhan memberikan teh ke depan Yibo yang duduk di meja makan dengan mengenakan selimut tebal, Vampir muda itu sepertinya memang tidak suka udara dingin.
“Tidak,” Yibo menyesap teh di depannya untuk menghangatkan diri. Sungguh, Pulau Kabut tidak pernah sedingin ini, udara di sana senantiasa hangat atau panas. Para tetua mengatakan itu agar para Vampir terbiasa pada suhu matahari. Tapi di sini, matahari sangat pemalu, hanya butiran es yang membeku dimana-mana.
“Sayang sekali, tapi. apa besok kau mau mencarinya lagi?” Zhan kembali menuang teh untuk cangkir Yibo yang habis dalam sekali tegukan.
“Ya, tadi berguna juga, banyak orang yang berkumpul di satu tempat jadi aku dengan mudah memeriksa mereka.”
Xiao Zhan tersenyum. “Kalau begitu, lakukanlah sembari mengantar bunga pesananku.”
Yibo mengangguk dan menyesap tehnya kembali tanpa mengetahui senyum kemenangan lelaki di depannya. Katakanlah Xiao Zhan memang awam dalam urusan percintaan, tapi tidak dalam melihat peluang, terutama yang menghasilkan uang.
~~~... ~~~
Hari telah menjelang siang saat Yibo kembali dari pekerjaannya, mengantar pesanan karangan bunga dari toko Zhan yang bertambah ramai.
“Apa kau lelah?” Zhan menatap Yibo yang duduk di kursi santai di dalam toko, menyesap kopi hangat yang dibelikannya dari kedai di seberang jalan.
Sebenarnya, bagi Vampir berdarah murni seperti Yibo, pekerjaan yang diminta Xiao Zhan lakukan sama sekali tidak membuatnya lelah sedikitpun, selain mempermudahnya menandai manusia dengan lebih cepat, pekerjaan itu hanya seperti ia diminta mengambil suatu barang di dekatnya.
Meski terkadang pesanan itu harus diantar ke tempat yang sama beberapa kali hingga Yibo hanya bertemu manusia yang sama, akan tetapi, Yibo tidak merasa keberatan karena setelahnya, Zhan akan memberikannya teh hangat dan senyuman yang sangat indah.Hanya saja, udara dingin diluar memang membuatnya cepat haus, dan ia ingin darah. Jadi ....
“Ng, aku sangat lelah.” Yibo menaruh kepala di atas meja dan memasang wajah lesu yang dipelajarinya dari kotak bernama TV.
“Maafkan aku, aku akan mentraktirmu makan siang, bagaimana?” Zhan menaruh rangkaian bunga di tangannya dan berjalan ke depan Yibo yang mengangkat kepala dan menatap padanya.
“Kau sadar apa yang kau katakan ini?”
“Hm?” Zhan menatap tak mengerti.
“Kami memang bisa memakan makanan manusia, tapi, sebanyak apa pun yang masuk ke tubuh kami, itu hanya seperti camilan saja.”
Zhan diam saat Yibo berdiri dan mendekatinya. Pemuda itu menyentuh leher Zhan hingga membuat lelaki itu berjengit kaget. “Makanan pokok kami, adalah darah.”
Xiao Zhan meneguk ludah, ia baru menyadari bahwa ia salah bicara, hanya saja, pantang baginya menarik ucapan, jadi, saat wajah Yibo mendekati lehernya, ia hanya bisa menahan dada pemuda itu dan berkata lirih.
“ja, jangan di sini, jika ada pelanggan datang, mereka bisa salah paham.”
Yibo diam saat Xiao Zhan meremas apronnya dan dengan pelan berjalan ke pintu depan toko, memasang tanda ‘Sedang Istirahat’ dan dalam diam berjalan ke ruang belakang toko, yang merupakan gudang untuk beberapa tanaman yang belum selesai dirapikan.
Yibo sejatinya tidak bersungguh-sungguh akan ucapannya, meski vampir seharusnya meminum darah seminggu sekali, tapi Yibo yang seorang darah murni dapat menahannya dengan baik.
Hanya saja, kini Yibo sungguh merasakan ada yang aneh dengan jantungnya saat Xiao Zhan kembali menoleh padanya dan berkata dengan lirih ‘Lakukan di dalam’ sebelum akhirnya memasuki ruangan itu.
Yibo menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan, entah apa yang dirasakannya saat ini, jantungnya berdebar kencang, wajahnya memerah seolah terbakar, dan ada ketegangan yang nyata menghampiri dirinya.
Sungguh Yibo bahkan tidak merasakan ini saat dirinya diharuskan memimpin pasukan untuk mengatasi pertempuran antar makhluk saat di ‘Pulau Kabut’.
“Jadi tidak?”
Yibo berjengit terkejut saat Zhan kembali melonggokkan kepala dari sisi pintu. Wajah manis lelaki itu dan bagaimana ia telah melepas dua kancing atas kemejanya membuat Yibo kehilangan akal. Demi Raja Vampir, Yibo gila jika menolak kesempatan emas ini, jadi, setelah sebuah anggukkan lemah ia berikan, Yibo melangkah memasuki ruang belakang toko.
Tbc