Cinta Neslia (End)

By neslia_

3.8K 640 604

FOLLOW SEBELUM BACA tidak ada deskripsi Karya : @neslia_ @kivant_ozberk ___________________ HIGH RANK #16 i... More

1
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27
28.
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
42. melahirkan
43. Pelakor
44. ending

41

91 29 83
By neslia_

Happy reading
||

Seorang gadis duduk di halte depan kampus menunggu kedatangan seseorang yang katanya akan menjemput dirinya. Namun sudah dua jam lamanya ia menunggu tidak kunjung datang.

Tidak ada angkot maupun taksi yang lewat. Mau pesan gojek tapi tidak memiliki aplikasinya.

Ia terus menggerutu kesal, awas saja kalau sampai ia tidak datang menjemputnya siap-siap tidur di luar.

Kalau tau begini ia akan nebeng sama Kenant saat di tawari tadi. Gadis itu adalah Nesa.

Sebentar lagi hujan akan turun. Namun, Kivant belum juga datang menjemputnya.

"Aish, dia kemana sih? Gue telpon nomor nya nggak aktif. Apa iya dia lupa?"

Nesa menggesek-gesekkan kaki nya di tanah. Berapa lama lagi ia akan menunggu? Ia sudah cape ingin rebahan perutnya juga sudah keroncongan.

Guntur menggelegar di atas sana yang menandakan sebentar lagi hujan akan turun.

Nesa menatap langit yang mulai menghitam dan perlahan rintik hujan mulai turun membasahi sebagian permukaan bumi.

Untungnya tempat ia duduk beratap jadi hujan tidak mengenai dirinya.

Memeluk lengannya yang terasa dingin yang hanya tertutup kain tipis. Ia lupa memakai jaket.

Jam setengah empat hujan belum juga memperlihat tanda-tanda akan reda. Semakin ke sini semakin deras saja. Nesa hanya menghela nafas gusar.

Sepertinya hari ini nasib baik tidak berpihak padanya.

Tidak berselang lama sebuah mobil melaju ke arahnya berhenti tepat di depannya. Ia tau siapa pemilik mobil itu.

Perlahan seorang pria tampan berbadan jangkung turun dari mobil mendekat ke arahnya.

Nesa hanya memasang muka galak seolah-olah ingin memakan orang yang ada dihadapannya ini.

"Maaf," ujar orang itu setelah berdiri di samping Nesa.

Apa katanya? Maaf? Tidak semudah itu markonah.

"Lo tau berapa jam gue duduk d tempat sepi ini?! Nggak ada angkot maupun taksi yang lewat. Kalau memang nggak mau jemput jangan buat janji," omel Nesa.

Dia sangat kesal dengan orang di depannya ini sampai-sampai ia lupa sedang berhadapan dengan suaminya dan menggunakan kata "lo,gue" yang dilarang keras Kivant sejak mereka pacaran.

Jam segini baru datang menjemputnya. Apa kerjaannya begitu penting sampai dirinya di lupakan begitu saja?

"Maaf, sayang." Kivant meraih tangan Nesa namun Nesa menepisnya, ia terlanjur kecewa.

"Maaf mu nggak akan mengubah segalanya."

"Aku tau aku salah tapi maafin aku ya? Tadi ada meeting yang tidak bisa ku tinggalkan."

"Tapi kan bisa kasih tau aku, ini apa? Di hubungi nggak aktif. Apa kerjaan mu sepenting itu sampai istri sendiri di lupain?"

"Bukan gitu, tadi aku lupa ngabarin kamu dan pas aku liat ternyata Hp ku mati."

"Halah, alasan saja kamu." Nesa berlalu masuk dalam mobil.

Ia tidak butuh penjelasan yang ia butuhkan adalah istirahat badannya sangat letih perutnya lapar.

Cuma tadi pagi ia mengisi perutnya dan ini semua gara-gara suami nya yang nyebelin ini.

Nesa memasang wajah cemberut tidak ada senyum sama sekali.

"Marah, ya?"

"Nggak."

"Kalau nggak marah kenapa jutek."

"Kamu ini gimana sih? Coba kamu pikir siapa yang tidak marah menunggu begitu lama di bawah guyuran hujan yang begitu dingin?! Gitu aja nggak peka."

"Gimana aku tau kalau kamu nggak bilang." Kivant menggaruk kepalanya.

Ternyata sangat ribet berurusan dengan perempuan untung sudah jadi istri.

"Nyenyenyenye."

Tidak ingin istrinya tambah marah Kivant melajukan mobilnya membelah guyuran hujan yang begitu deras.

______

Flasback on

"Balikin balon, adek," teriak gadis kecil pada seorang laki-laki yang seumuran dengannya.

"Nggak mau, wlee." Laki-laki itu berlari menghidari sang gadis kecil.

"Adek, laporin mama nih," ancamnya.

Laki-laki itu berhenti berlari lalu menghampiri gadis kecilnya.

"Iya, iya kakak balikin nih balon nya. Jangan lapor tante nanti kakak di marahi."

"Horee," gadis itu melompat kegirangan.

Laki-laki itu tersenyum bahagia melihat gadisnya senang. Gadis itu adalah alasan ia bisa tersenyum semenjak di tinggal sang mama.

"Kak." Ia menoleh pada gadisnya.

"Ada apa, hmm?" Kakak membelai rambut panjang milik gadis itu.

"Besok adek mau pindah ke London sama mama dan papa," ujarnya yang membuat elusan di kepalanya berhenti.

Bagai disambar petir di siang bolong kakak membeku lidahnya keluh tenggorokan nya terasa kering.

Kenapa tiba-tiba begini? Ia belum siap untuk kehilangan lagi.

"Adek, nggak bohong?" Ia yakin adek hanya membohongi dirinya.  Dia kan suka jahil.

"Nggak kok, kak. Mama yang bilang sama adek tadi pagi."

Kakak hanya diam.

"Kakak akan antar adek di bandara 'kan, besok?"

Kakak hanya mengangguk. Ia tidak bisa berkata-kata.

Keesokan harinya kakak mengantar adek di bandara. Tidak ada rasa bahagia di sana ia berharap ini hanya mimpi.

Di bandara adek terus mengajak kakak berbicara hal-hal yang tidak penting namun tidak di respon sang lawan bicara.

"Ihhh, kakak kok nggak ngomong sih? Diam mulu dari tadi. Adek kan kesal." Ia menghetakan kaki nya dengan bibir cemberut.

Hal itu membuat kakak gemas.

"Maaf ya, kakak lagi sariawan jadi nggak bisa banyak ngomong," dustanya.

"Benar? Kakak udah minum obat?" Kakak mengangguk.

Beberapa menit kemudian pesawat yang ingin di tumpangi adek sudah mau take off.

Adek pamit pada kakak sambil memeluk dirinya.

"Kakak jangan lupain adek ya, kakak juga jaga diri baik-baik."

"Kakak janji akan nunggu adek sampai pulang lagi kesini. Ingat adek jangan nakal di sana dengarin kata om dan tante," nasihatnya.

"Janji." Mereka saling mengaitkan jari kelingkin di atas udara dengan senyum yang mengembang.

Flasback off

Stevani tesenyum hambar mengingat kembali kenangan indah masa kecil bersama Kivant.

Ia ingin mengulang kembali masa-masa itu. Kivant yang selalu ada untuknya, Kivant yang selalu membuatnya tertawa bahagia.

Andai waktu bisa di putar ia tudak akan ikut orang tuanya ke London agar tidak terpisah dengan Kivant.

"Gue mau lo kembali lagi sama gue, Vant. Gue kangen masa-masa bersama. Gue janji akan membuat lo kembali dan menghancurkan semua penghalang yang mencoba menghalangi. "

"Lo milik gue sampai kapan pun itu."

Stevani menutup pintu jendela kamar dan berlalu masuk. Sebentar lagi malam akan tiba dan ia harus mengistirahatkan badannya yang seharian beraktifitas.





Tbc___

Heyoo

Apa kabar, kalian?

Terimakasih karena sudah membaca cerita ku. Thanks buat 1K pembaca

Sehat selalu buat kalian

See you👋

Continue Reading

You'll Also Like

2.9K 231 28
2 orang yang awalnya saling benci dan akhirnya mereka jodoh dan hidup bahagia selamanya
20.9K 1.7K 31
menceritakan regie yang menyukai seorang ketos di sekolah nya,dan cinta yang bertepuk sebelah tangan karena ketos yang ia sukai menyukai orang lain y...
31.9K 2.6K 14
Di ceritakan seorang pemuda yang bernama lio kabur dari rumah di karenakan adik tirinya yg menfitnahnya sedang ada di bar dan mencium seseorang di sa...
28.7K 1.5K 11
BUDIDAYAKAN FOLLOW SEBELUM BACA!!! [bijak dalam berkomentar, tidak menerima hujatan, kalo nggak suka dengan cerita aku, skip aja nggak usah dibaca...