Welcome Home Syasa

By dhinces

558K 48.8K 3.9K

Baca Accident dulu ya biar paham hihi😽😽 Jangan lupa Follow aku🖤💗 ••••• Ini cerita tentang kehidupan kelua... More

Prolog
Austin
Dizon
Benjy
Pertemuan
Senyuman pertama Austin
Syasa
Perempuan pertama
Hari pertama Syasa
Rumah Syasa
Austin jatuh cinta
Suami Vanka
Misi pertama Austin
Misi kedua Austin
Cerita Vanka
Acara perusahaan
Masih Acara Perusahaan
Pacar?
Menyatakan semuanya
Austin bawa pacar kerumah
Erlan
Masih tentang Erlan
Sudah siap menikah?
Untuk menantu Hamilton
Masalah Erlan belum kelar
Erlan di Sidang
Teman Syasa
Austin, Pacar Syasa
Ayah
Kapan?
Holiday
Kecoakk
Sunset
Caca Hilang
Happy Birthday Mama
Rumah Sakit
Pindah rumah sakit
Ngambek
Restu
Hari operasi
SAH!!
Duka
Kehilangan untuk kedua kalinya
Rumah
Welcome Home, Syasa
Bos Genit
Ajaran sesat Lord Benjy
Ajaran sesat Lord Benjy (2)
Sekali lagi ya...😭
See you later, Erlan🖐🏻
Gara Gara Pabboya
Girls Time
200 juta😭😭
Honeymoon cuy🤤
I love you Aleisya+😭🙏🏻🫵🏻
Menghabiskan waktu bersama
Masih honeymoon ++🤤

Mencoba tersenyum kembali

7K 761 125
By dhinces

Sebelum baca jangan lupa Vote nya 🤩🙏🏻

Welcome Home Syasa
-HF-

Met baca😆✋🏻

•••••

"Sya" panggil Austin karna sedari tadi Syasa hanya duduk diam saja di ruang tamunya

"Ibu udah mau dikubur, Syasa mau ikut?"

Syasa menganggukkan kepalanya, pandangannya masih sangat kosong. Hatinya benar-benar hancur, kedua orang tuanya pergi dengan cepat begitu saja, terlebih lagi ibunya. Kenapa Ibu harus melakukan hal seperti itu, kenapa Ibu ingin cepat-cepat meninggalkan Syasa dan Dira

"Jangan bengong" sahut Austin yang sudah menggandeng Syasa sedari tadi

Setelah sampai di TPU, Air mata Syasa kembali mengalir saat melihat jasad ibunya yang sudah tertutup kain putih itu sedang dimasukkan kedalam liang tanah

Untung saja Kuburan sebelah Aldi masih kosong, jadi Austin meminta tanah disebelahnya itu untuk menguburkan Ibunya, agar mereka bisa bertemu kembali di alam sana.

Setelah selesai proses penguburannya, Syasa menebarkan bunga diatas kubur ibunya bersama dengan adiknya, air mata yang tadi mengalir kini terhenti saat ia menatap batu nisan yang sudah tertancap diatas tanah.

Melihat Dira yang masih menangis, Syasa mencoba untuk tidak menangis lagi, karna hanya dia yang tersisa untuk menjaga adiknya dan hanya Syasa yang bisa menenangkan Dira

"Ibuuu" histeris Dira yang sudah memeluk papan nisan ibunya

"Kenapa ibu pergi juga", "ibu gak sayang sama Dira lagi?"

Syasa mengelus pundak adiknya, adiknya baru berumur 19 tahun tapi sudah mengalami penderitaan seperti ini. Sebenarnya Syasa juga sangat hancur tapi kalau Syasa ikut terpuruk, Dira pasti akan semakin terpuruk

"Dira, ayo pulang" ajak Syasa karna Dira masih memeluk papan nisan itu

Dira menggelengkan kepalanya, ia bahkan sudah duduk diatas tanah disamping papan nisan dan membuat celana levisnya kotor karna terkena tanah disekitar kuburan

"Dira, kakak sekarang cuma punya kamu. Nurut sama kakak ya, kita pulang" sahut lembut Syasa lagi

"Tapi..., Ibu..."

"Ibu sekarang udah tidur sebelahan sama ayah, pasti Ibu disana akan bertemu ayah. Sekarang tugas Kakak dan Dira doain Ayah dan Ibu dari sini, biarkan Ayah dan Ibu tenang disana"

Setelah mendapat bujukan dari Syasa, Dira pun mau bangun dari duduknya dan dibantu oleh Erlan yang sedari tadi juga ikut menemani Dira

•••••

Rumah Syasa kini sudah banyak sekali tetangga yang datang untuk nyelawat, Alhamdulillah nya banyak orang yang ikut mendoakan ayah dan Ibu nya karna orang tua mereka cukup dekat dengan para tetangganya.

"Dira istirahat, besok masih ujian atau enggak?" tanya Syasa melihat Dira yang masih duduk diam

"Iya kak" jawab lemas Dira dan langsung berjalan menuju kamarnya

"Mama bilang minta maaf gak bisa datang kesini, kondisi papa juga masih tidak terlalu baik. Minggu depan mereka udah berangkat, jadi harus banyak istirahat" ujar Austin yang sedang menyuapi Syasa makan

"Iya, bilang mama makasih. Syasa minta doanya aja" jawab Syasa

"Kamu juga harus jaga kesehatan, Kalau kamu sakit kasihan Dira juga kan nanti"

Syasa menganggukkan kepalanya, ia akan menuruti perkataan Austin saat ini. Karna sekarang Dira hanya memiliki Syasa dan sekarang Syasa sudah memiliki Austin.

"Kak, tadi saat Vanka lagi beresin kamar orang tua kakak. Vanka nemuin ini" ujar Vanka yang tibatiba datang dan menjulurkan selembar kertas putih yang terlipat dua ke arah Syasa dan Austin

Baru saja Austin ingin mengambilnya, tibatiba Syasa sudah merebutnya terlebih dahulu. Perlahan Syasa membuka kertas yang yang terlipat dua itu

Syasa, Dira

Ibu minta maaf.
Ibu tidak bermaksud meninggalkan kalian berdua.
Ini janji ibu dan ayah sewaktu dulu, ayah berjanji untuk tidak pernah meninggalkan ibu dan ibu juga berjanji untuk tidak pernah meninggalkan ayah walau kematian memisahkan kita.

Syasa, Sekarang kamu sudah berstatus istri, kamu harus nurut sama suami kamu ya nak. Jadi istri yang soleha ya Sya, dan  jadi ibu yang baik untuk anak Syasa nanti ya.

Sya, Rumah ini bukan milik ayah dan ibu, tapi milik keluarga ayah.
Ibu hanya takut om dan tante Syasa datang meminta rumah ini kembali hanya untuk membagi warisan mereka

Ibu harap kalau Syasa pindah bersama Austin, Syasa tidak melupakan Dira yang sekarang hanya memiliki Syasa

Jaga diri kamu baik-baik ya Sya, tolong jaga Dira untuk Ibu.

Air mata Syasa menetes kembali saat membaca surat dari ibunya, ia langsung memeluk Austin yang sudah mengelus pundak Syasa.

Ternyata memang semua sudah direncanakan ibunya, dan Syasa juga baru tahu kalau rumah ini bukan milik Ayah dan Ibunya. Rumah yang sedari kecil Syasa tinggali ternyata bukan rumahnya melainkan warisan kakek nya untuk Ayah dan paman-paman Syasa yang lain

"Nanti kalau kamu sudah sedikit tenang dan Dira juga sudah tenang, Syasa dan Dira pindah kerumah aku aja ya" ujar Austin yang tadi sempat membaca surat dari Kurnia

"Tapi..., Syasa gak enak bawa Dira kesana"

"Gapapa kok. Mama papa dan Erlan kan minggu depan juga sudah berangkat, jadi kamar Erlan akan kosong. Kamar tamu juga kosong, nanti Dira bisa tidur dimana pun dia mau"

Syasa menganggukkan kepalanya, beruntung sekali ia bertemu dengan Austin saat ini. Kalau tidak, Syasa benar-benar tidak tahu akan tinggal dimana nanti jika semua pamannya meminta uang warisan dari rumah ini.

"Atau Syasa mau tinggal terpisah? Nanti aku belikan rumah baru"

"Eh..., jangan" tolak Syasa, "gausah beli rumah, sayang uangnya lebih baik ditabung. Selagi masih ada rumah untuk di tinggali kenapa harus beli rumah baru"

Austin tersenyum mendengarnya, ia menganggukkan kepalanya karna memang ia sudah tahu pasti Syasa akan menolaknya

•••••

Sudah seminggu Syasa menikah dengan Austin tapi ia belum juga tidur bersama Austin, karna sesaat setelah ayahnya meninggal Syasa menemani Ibunya tidur dan sesaat setelah ibunya meninggal Syasa menemani Dira agar tidak menangis terus menerus, apalagi kemarin Dira sedang ujian yang sudah pasti dia harus tetap fokus dengan ujiannya

Setelah acara 7 hari ayahnya tadi, tubuh Syasa benar-benar sangat lelah. Walau dibantu oleh Vanka dan tetangganya tetap saja rasa lelah itu masih ada.

Saat ini Syasa berjalan menuju kekamarnya yang selama seminggu ini ditempati oleh Austin. Perlahan Syasa membuka pintu kamar nya, langkah kakinya terhenti saat melihat Austin yang ternyata sedang berganti pakaian

"Ih Austin kenapa gak di kunci" teriak Syasa yang langsung menutup kedua matanya itu dengan kedua tangannya, oh tunggu tapi Syasa tidak merapatkan dengan sempurna jari jemarinya, dan ia masih bisa mengintip sedikit hehehe...

Mendengar teriakan Syasa, membuat Austin langsung segera memakai kaos hitamnya dengan sangat cepat

"Syasa ngapain?" terkejut Austin karna melihat Syasa yang sudah masuk kedalam kamar dengan tangan masih menutup wajahnya

Setelah melepas kedua tangannya ia dengan cepat berjalan menghampiri kasurnya, sesaat setelah sampai di dekat kasurnya Syasa langsung merebahkan tubuh dan kepalanya diatas kasur miliknya itu, "mau tidur" jawabnya santai

"Kamu mau tidur disini? Gak tidur dikamar Dira?"

"Dira yang suruh aku tidur disini, dia gak mau diganggu aku lagi katanya" jawab Syasa yang perlahan sudah memejamkan matanya

"Yaudah, aku tidur didepan"

Mata Syasa yang sudah terpejam langsung terbuka lebar mendengar ucapan Austin, ia dengan segera menoleh bingung kearah Austin yang ingin berjalan menuju pintu kamarnya

"Kenapa tidur didepan?" bingung Syasa

"Kan kamu mau tidur disini"

"Ya kamu juga tidur disini lah, ngapain tidur didepan. Aneh banget"

"Aku tidur dilantai berarti"

"Dih, ngapain dilantai" ketus Syasa, "sini di kasur, kasur aku gak kecil-kecil amat kan" jawab Syasa yang langsung menggeser tubuhnya ke pojok tembok agar Austin bisa tidur disebelahnya

"Serius?" terkejut Austin

"Iya cepet, ngantuk nih"

"Kamu gak takut aku apa-apain?" tanya polos Austin

"Hah?... HAHAHA" Syasa tertawa terbahak-bahak mendengarnya, sudah seminggu ia selalu menangis dan kini ia dibuat tertawa oleh ucapan polos Austin. Rasanya sangat lega saat dirinya sudah bisa kembali tertawa karna sudah mencoba mengikhlaskan semuanya

"Kenapa takut, kan udah suami istri" jawab Syasa dengan percaya diri, "Emangnya kamu mau ngapa-ngapain aku sekarang?" goda Syasa sembari mengedipkan matanya

Lagi-lagi Syasa tertawa melihat reaksi wajah Austin, harusnya kan yang malu seperti itu Syasa tapi kenapa sekarang malah Austin yang pipinya merona

"Udah deh cepet tidur sini" ujar Syasa menarik paksa tangan Austin agar segera tidur di sebelahnya, "peluk aku" sambung Syasa

•••••

Woy Syasa jangan beringas ya, Austin masih polos😭😭🤣🤣

@dhinces @wattpaddhinces

Next?🔥

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 48.4K 62
Menikahi duda beranak satu? Hal itu sungguh tak pernah terlintas di benak Shayra, tapi itu yang menjadi takdirnya. Dia tak bisa menolak saat takdir...
578K 40K 61
Dokter Rony Mahendra Nainggolan tidak pernah tahu jalan hidupnya. Bisa saja hari ini ia punya kekasih kemudian besok ia menikah dengan yang lain. Set...
825K 10.9K 32
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
631K 100K 39
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...