Sebelum baca jangan lupa Vote nya 🤩🙏🏻
Welcome Home
-HF-
Met baca😆✋🏻
Kini Syasa melanjutkan langkah kakinya berjalan menuju lift. Tidak lupa ia membuka ponselnya untuk memesan ojek online
Klingg...
Baru saja Syasa ingin keluar dari lift, tibatiba langkah kakinya terhenti saat melihat seorang Pria menatap dirinya. Syasa memutar kedua bola matanya melihat Austin yang tibatiba menemui dirinya dirumah sakit
Tak memperdulikan tatapan itu, Syasa langsung berjalan melewati Austin yang masih menatapnya.
"Sya tunggu" ujar Austin menahan tangan Syasa
"Apa?" jutek Syasa mencoba menepis tangan Austin
"Mau kemana?"
"Pulang" ketus Syasa yang akhirnya bisa melepas tangannya dari genggaman Austin
"Aku antar ya"
"Gausah, bisa pulang sendiri" jawab Syasa masih melihat kearah ponselnya
Austin merebut paksa ponsel Syasa, pandangan Syasa kini tertuju kepada Austin yang sudah menatap dirinya lagi
"Apaan si, balikin gak" kesal Syasa mencoba merebut kembali ponselnya
Saat Syasa ingin mengambil ponselnya kembali, Austin langsung menahan dahi Syasa dengan jari telunjuk kanannya, tangan Syasa yang lebih pendek dari Austin mencoba menggapai ponsel tersebut tapi jarak dari Syasa ke Austin benar-benar terlihat jauh karna Austin masih menahan kepala Syasa
"Balikin Austin" kesal Syasa lagi dan lagi
Brukk
Austin melepas tangannya dari dahi Syasa, membuat Syasa terjatuh dan kepala Syasa kini berada tepat didepan dada bidang Austin. Mata Syasa membulat saat Austin tibatiba memeluk dirinya ditengah lobby rumah sakit yang sudah pasti banyak yang melihat dirinya
"Maafin ya gak ngabarin. Tibatiba ada masalah di proyek yang diinvestasikan papa, jadi aku langsung kesana sama Roni" ujar Austin
"Bodo amat, masih ngambek" jawab Syasa dengan pipi merona dan langsung melepas pelukan Austin, "ayo cepetan, mau antar pulang apa enggak" ketus Syasa lagi kearah Austin
Austin tersenyum melihat tingkah laku Syasa, ia menganggukkan kepalanya dan berjalan keluar lobby mengikut Syasa yang terlihat sangat tergesa-gesa
•••••
Baru saja Syasa ingin memesan Ojek online untuk kerumah sakit tibatiba mobil hitam yang sangat amat Syasa kenal berhenti tepat didepan rumah Syasa. Syasa sudah tahu siapa yang berada di dalam mobil itu, ya siapa lagi kalau bukan Austin
"Kenapa kesini?" tanya Syasa saat Austin keluar dan berjalan menghampirinya, "aku mau kerumah sakit dulu baru ke kantor"
"Kamu gak usah kerja hari ini, temani Ayah Ibu aja di rumah sakit"
"Lah, gak mau. Aku kan izinya kemarin doang"
"Gapapa, aku kan bos kamu jadi aku yang berhak mengatur jadwal kerja kamu"
Syasa terdiam mendengarnya. Ya bos sih bos, tapi gak gini juga. Kan Syasa jadi enak dikasih libur lagi hehe
"Aku antar ya, kemarin belum sempat ketemu Ayah Ibu kan"
"Yaudah" jawab Syasa sembari mengangguk
Lumayan kan hemat ongkos juga kalau Syasa ikut bersama Austin. Apalagi ia sedang butuh banyak uang untuk Biaya berobat ayahnya dan biaya kuliah adiknya jadi harus irit-irit
Mengingat adiknya yang akan ujian senin depan, Syasa jadi teringat kalau ia ingin bicara tentang gajinya kepada Austin saat ini. Tapi Syasa sedikit ragu karna dirinya baru bekerja satu bulan tapi sudah menanyakan gaji saja, seperti tak ada akhlak yakan
"Austin, boleh tanya gak?" ujar Syasa setelah duduk bersebelahan dengan Austin
"Kenapa?"
"Itu... mmm... masalah gaji aku" ujarnya sedikit gugup, "Bisa aku minta sekarang gak? Jadi minggu depan pas aku gajian, aku gak usah digaji lagi"
Padahal gajiannya tinggal beberapa hari lagi, tapi karna benar-benar kepepet untuk biaya adiknya jadi ia ingin meminta gajinya saat ini juga, itupun kalau Austin membolehkannya kalau tidak boleh ya Syasa terpaksa pakai tabungannya
"Aku butuh banget uangnya. Kalau gabisa full, setengahnya juga gak apa-apa" sambung Syasa
"Untuk apa?" tanya Austin
"Dira minggu depan ujian, aku belum bayar uang ujian Dira. Kalau belum bayar Dira gak bisa ikut ujian"
"Berapa?"
"2juta sih. Tapi kalau emang gak bisa cair sekarang gak apa-apa nanti aku pakai tabungan aku aja"
Austin tersenyum mendengarnya, dengan segera Austin mengeluarkan ponsel miliknya. Ia membuka aplikasi Mbanking yang ada di ponselnya itu
"Berapa nomor rekening kamu?"
Syasa tersenyum mendengar ucapan Austin yang ternyata bisa mencairkan gajinya saat ini. Tak butuh menjawab lama, Syasa langsung menyebutkan nomor rekening miliknya kepada Austin
"Udah aku transfer 10juta ya" ujar Austin dan memasukkan kembali ponselnya
"Makasih, berarti minggu depan gaji aku gak usah cair ya"
"Tetap cair"
"Ha?", terkejut Syasa mendengarnya, ia tidak mengerti maksud ucapan Austin tadi
"Aku transfer pakai uang pribadi aku bukan uang perusahaan. Itu buat kamu, jadi gaji kamu minggu depan tetap akan turun"
"Ih jangan gitu, aku gak mau" tolak Syasa
Ia benar-benar tidak mau menerima uang Austin, ia hanya meminta gajinya dipercepat bukan meminta dari kantong pribadi Austin
"Gapapa. Nanti kasih ke Dira juga untuk uang jajannya"
Syasa berdecak kesal mendengarnya, mentang-mentang Austin banyak uang ia bisa seenaknya memberi Syasa duit sebanyak itu
"Austin, aku gak suka ya kamu kaya gitu. Kamu sama aja ngerendahin aku, aku gak minta uang kamu. Aku cuma minta gaji aku dipercepat. Kalau kamu kaya gitu sama aja aku jadi cewe matre"
Austin terkejut melihat Syasa yang tibatiba marah kepadanya, padahal niat Austin baik untuk membantu Syasa bukan merendahkan Syasa
"Aku niatnya bantu kamu, bukan ngerendahin kamu"
"Aku tahu aku gak punya uang, aku tahu aku bukan orang kaya seperti kamu. Tapi aku gak pernah minta-minta sama orang, dan sekarang kamu malah kirim uang sebanyak itu seakan-akan aku minta uang sama kamu"
Austin benar-benar tidak bisa berkata-kata lagi, Syasa terlihat sangat marah sekali dengan Austin. Ia semakin bingung apa yang harus ia lakukan sekarang, karna ia tidak pandai meluluhkan hati perempuan seperti Syasa
"Aku balikin semua uang kamu nanti" ketus Syasa lagi
"Sya, kamu kan pacar aku, aku juga mau kamu jadi istri aku. Jadi wajar kalau aku kirim uang ke kamu, lagi pula itu aku yang mau bukan kamu yang minta"
"Syasa cuma pacar, belum jadi istri. Kita juga baru pacaran sebentar, lagipula Syasa terima Austin bukan karna Austin kaya tapi karna..." ucapnya terhenti
"Karna apa?" tanya Austin penasaran
Karna Austin ganteng, lumayan kan ngerubah keturunan, batin Syasa
Kepala Syasa menggeleng saat sadar dengan ucapan dalah batinnya. Bisa-bisanya lagi kesal malah ia berpikir seperti itu, aneh sekali emang Syasa mah.
"Udahlah, intinya aku gak mau terima uang dari kamu. Kirim nomor rekening kamu, aku kirim balik uangnya nanti"
"Gausah, nanti aku bilang sama orang keuangan. Gaji kamu gausah dicairin, tapi kirim uang bonus lembur yang aku udah janjiin kemarin sebelum keacara pesta"
•••••
Yang satu terlalu baik, yang satu lagi gak mau dibaikin. bingung lah saya😭
@dhinces @wattpaddhinces
Next?🔥