Sebelum baca jangan lupa Vote nya 🤩🙏🏻
Welcome Home Syasa
-HF-
Met baca😆✋🏻
"Kak, bangun", "lo kerja ga?"
Mendengar dirinya dipanggil, Syasa langsung bangun dari tidurnya. Ia terkejut saat melihat jam di kamarnya sudah menunjukkan pukul setengah 8 pagi. Seharusnya Syasa sudah sampai dikantor tapi saat ini ia malah kesiangan
Semalaman Syasa tidak bisa tidur karna masih terngiang-ngiang saat dirinya berada dirumah Austin yang ternyata semuanya sangat welcome sekali dengannya. Bahkan orang tua Austin terlihat senang sekali dengan Syasa
"Kenapa gak bangunin dari tadi sih" kesal Syasa dan langsung berlari keluar kamarnya menuju kamar mandi yang berada dibelakang.
Selesai mandi, dengan rambut yang masih basah Syasa langsung bergegas mengganti pakaian kerjanya.
"Kak, semalem gue ketiduran. Lo belum cerita apa-apa" ujar Dira yang memasuki kamar Syasa lagi
"Duh, gue telat. Nanti aja kapan-kapan" jawab Syasa sembari menyisir rambutnya yang masih basah
"Ih ka. Gue penasaran" sambung Dira menggoyangkan tangan Syasa
"Syasa, Austin ada didepan" teriak Kurnia
Mata Syasa membulat mendengar ibunya menyebut nama Austin. Bagaimana bisa Kurnia tahu nama bosnya itu Austin. Terus kenapa tibatiba Austin bisa menjemputnya kemari, padahal ponsel Syasa tidak dapat notif dari Austin sama sekali
"Austin siapa ka?" tanya Dira
"Bos gue, Cowo gue, Abangnya Erlan" jawab cepat Syasa dan langsung berlari keluar kamarnya
Mendengar ucapan Syasa membuat Dira terkejut, Dira langsung berlari keluar kamar Syasa mencoba mengejar Syasa yang sudah berada disebelah pria tinggi dan tampan. Lebih kesalnya pria itu lebih tampan daripada Erlan.
"Ka, tunggu" teriak Dira langsung berjalan menghampiri Syasa dan pria bernama Austin, "jangan lupa uang untuk bayar ujian ka"
"Iya nanti kaka transfer" jawab Syasa menarik paksa tangan Austin untuk masuk kedalam mobil
"Bu, berangkat dulu" ujar Austin kearah Kurnia yang sedang merapihkan dagangan warungnya
Syasa masuk kedalam mobil bersama Austin, sebelum mobil jalan Syasa sempat melambaikan tangannya kearah Dira dan Ibunya. Untung saja Ayahnya masih berada didalam kamar jadi tidak bertemu Austin.
"Kenapa gak ngabarin kalo mau jemput" kesal Syasa karna Austin tibatiba berada didepan rumahnya bersama Roni
"Biasanya Syasa udah duluan di kantor, tadi waktu aku sampai kantor Syasa belum datang jadi sekalian jemput aja" jawab Austin
"terus kenapa ibu bisa tau nama kamu"
"Ibu nanya, aku jawab"
Syasa berdecak kesal mendengar jawaban Austin yang sangat amat datar. Ingin rasanya Syasa menjewer kuping Austin, tapi ia masih tahu diri karna Austin adalah atasannya
"Coba kalo ngomong berekspresi gitu, senyum! Jangan datar" jujur Syasa
Kini tangan Syasa sudah menyentuh kedua pipi Austin, ia menarik pipi tersebut agar Austin tersenyum lebar setiap didepannya.
"Senyum gini senyum" ujar Syasa lagi masih mencubit pelan kedua pipi tersebut
Sambil tersenyum lebar Austin menganggukkan kepalanya, belum sempat Syasa melapas tangannya tibatiba Austin sudah menyentuh kedua tangan Syasa yang masih menempel dipipinya
"Kenapa gak dikuncir?" tanya Austin menatap mata Syasa, "tapi tetap cantik walau digerai rambutnya"
"Bos, udah sampai"
Mendengar suara Roni membuat Syasa langsung melepas paksa tangannya, pipinya kini sudah merona karna tadi ia bertatapan dengan Austin apalagi mendengar ucapan Austin yang sedang menggombalinya. Bahkan detak jantungnya ikut berdegup kencang.
"Yok, semangat kerja" ujar Syasa mengalihkan pembicaraan dan langsung bergegas keluar dari mobil
Syasa benar-benar tergelonjak kaget melihat seseorang didepan pintu lobby perusahaan, laki-laki yang menggunakan kaos dan celana levis panjang. Laki-laki itu menatap wajah Syasa yang masih terkejut melihat kehadirannya
"Ngapain lan?" tanya Austin yang baru saja keluar dari mobil
"Mau ngobrol sama ka Syasa"
Mendengar ucapan Erlan membuat dahi Syasa mengkerut, bicara apa lagi? Atau mungkin masih mau melanjutkan cerita tentang adiknya itu
"Nanti aja. Syasa harus kerja" jawab Austin
"Disuruh mama bang. Kata mama, Erlan suruh jemput ka Syasa. Mama mau pergi sama ka Vanka dan ka Emily, mau ajak ka Syasa juga"
Mata Syasa membulat mendengar ucapan Erlan, apa apaan ini? Apa Syasa mau diospek oleh mama Austin dan calon kedua adik iparnya?
Bahkan bukan hanya Syasa yang terkejut, Austin juga terkejut banget-banget. Entah apa yang ingin dilakukan mama dan kedua adiknya itu kepada Syasa, tapi Austin benar-benar takut Syasa ditanya macam-macam dengan mereka
"Ayo ka, gue masih ada urusan nih" ujar Erlan lagi sembari melihat jam ditangannya
"Terserah Syasa mau ikut apa enggak. Kalau gak mau, aku bilang mama nanti" ujar Austin kearah Syasa yang tibatiba diam
Syasa menganggukkan kepalanya, ia tidak mungkin menolak permintaan Mamanya Austin. Bisa-bisa Syasa dicap sombong oleh keluarga mereka nanti
"Serius?" terkejut Austin
"Iya, yaudah aku ikut Erlan" jawab Syasa mengikuti Erlan menuju mobilnya, "bye bye. Jangan kangen" sambung Syasa lagi sembari melambaikan tangannya
Syasa duduk dikursi depan sebelah Erlan, sesekali ia menoleh kearah Erlan yang terlihat sangat tegang disebelah Syasa.
"Santai aja santai. Kaka gak makan orang" ujar Syasa
"Ka, bulan depan Erlan berangkat sama mama papa" ujar Erlan dengan pandangan yang masih tertuju kearah jalanan
"Erlan mau minta tolong kaka, sebelum berangkat Erlan mau ketemu dulu sama Dira. Kalau Erlan yang minta pasti Dira gak akan mau, semua akun dan nomor Erlan di block Dira juga ka" sambungnya
Mendengar cerita Erlan membuat Syasa merasa iba dengan adik Austin yang paling kecil itu. Tapi kenapa bisa ya Syasa menjalani hubungan dengan keluarga pacar adiknya. Kalo dipikir-pikir Aneh banget kan kalau Syasa dan Dira punya ibu mertua yang sama, ya tapi kalo jodoh kan gak ada yang tahu si
"Dira masih 20 tahun, masih labil soal percintaan. Sabar aja nanti juga dia luluh lagi sama Erlan"
"Kalau bukan karna kesehatan papa, Erlan bisa aja nolak beasiswa diluar sana dan lanjut kuliah disini" sambung Erlan
"Kenapa memangnya papa Erlan?" Kepo Syasa
Walau sudah pacaran dengan Austin, Syasa masih belum tahu semua cerita keluarga Austin. Lagi pula Syasa baru jadi pacar jadi tidak mau terlalu tahu tentang keluarga Austin, karna tidak sopan menurutnya
Erlan menceritakan semua cerita keluarganya sebelum Austin bertemu dengan Syasa. Mendengar cerita Erlan membuat Syasa terkejut tidak menyangka keluarga kaya raya seperti mereka harus mempunyai penyakit seperti itu. Tapi Syasa juga akan ikut berdoa agar papa mereka sembuh.
Tapi ada satu yang menjanggal di telinga Syasa tentang Austin. Ternyata seharusnya Austin tinggal di luar negri, yang berarti kalau mereka menikah nanti Syasa juga harus pindah keluar negri. Sedangkan Syasa tidak mau pergi jauh dari kedua orang tuanya.
•••••
Ekspresi Erlan saat ini🥺
@dhinces @wattpaddhinces
Next?🔥