Trying To Stay [END]

By malamsejuk

6.8K 5.4K 1.8K

FOLLOW + VOTE + COMENT & SHARE AGAR TAHU INFO UPDATE NYA !! _END....._ Rank #1 jalan keluar Rank #2 Qanita R... More

Prolog
Cast !
chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
chapter 4
chapter 5
chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Extrachapter
Epilog
Chapter 40

Chapter 30

52 40 39
By malamsejuk

Mon maaf jika banyak typo. Tlg ksh tau aja y klo kalian menemukannya.
________________

Mungkin memang benar semuanya akan terus berjalan, masalah kuat atau nggak nya pasti akan tetap berjalan, dan gak tau sampai kapan.

Trying to stay

"Hshh," helaan nafasnya diikuti pergerakan matanya perlahan terbuka.

Sang istri yang dilanda kegelisahan disampingnya segera memastikan bahwa suaminya telah sadar. Azwar yang masih terdiam sejak kejadian kemarin yang menimpanya, segera memanggil dokter.

"Bagaimana keadaanya dok?" tanya sang istri penuh khawatir.

"Alhamdulillah pasien sudah membaik, dia juga sudah sadar." ucap sang dokter membuat kelegaan memenuhi Azqar dengan sang istri pasien.

"Boleh kami menemuinya?" tanya Azwar ragu.

"Boleh, kalau gitu saya pamit dulu," pamit sang dokter.

Didalam ruangan inap ini terdapat 3 orang manusia-termasuk pasien, sisanya sang istri dengan Azwar.

"Maafkan saya pak, atas kejadian kemarin bapak menjadi seperti ini," ucap Azwar dengan menunduk.

Sang korban hanya tersenyum- senyuman dengn guratan kulit tuanya dan wajah yang masih pucat. "Tak apa nak, saya baik baik saja. Kamu sudah bertanggung jawab saja saya senang," ucapnya dengan tersenyum.

"Terimakasih pak, saya sangat meminta maaf," ujar Azwar lagi.

"Sama sama, kau sudah makan? Ibu sudah makan?" tanya sang bapak itu.

Azwar menggeleng lalu mengatakan. "Belum pak, tapi tidak apa. Yang penting sekarang bapak baik baik saja," jawab Azwar dengan tersenyum.

"Belum pak, nanti Jaka kesini bawa sarapan, memangnya kenapa?" tanya sang istri.

"Tak apa bu, kalau boleh ajak anak ini makan bersama ya bu," balasnya dengan tersenyum.

Azwar menoleh-tidak, dia tidak perlu sarapan, perutnya ini masih malas untuk makan. "Tak usah pak, saya ada keperluan mendadak soalnya. Bolehkah saya pamit? Biayanya sudah saya tanggung pak," pamit Azwar.

"Lho nak, gapapa makan disini aja dulu," pinta bapak itu namun Azwar menggeleng tegas.

"Tak usah pak. Kalau gitu saya pamit ya?" izin Azwar lembut.

"Iya nak, hati hati dijalan ya," balas ibu yang sejak tadi diam.

Azwar mengangguk dengan tersenyum, lalu melangkahkan kakinya keluar dari ruangan tersebut. Tujuannya hanya satu, tempat yang akan menjadi pertemuannya. Ya tempat itu.

***

"Lif, jangan ngebut ya Allah!" pekik Kinara dengan lantang.

Alif hanya terkekeh, malah sengaja menjahili Kinara. "Iya nggak kok," kekehnya.

"Ngga dari mana!! Ini malah ngebut!!" Pekiknya semakin lantang. "Stop!!" Lanjutnya membuat Alif memarkirkan motornya.

"E-eh mau kemana?" tanya Alif bingung ketika Kinara menjaduh darinya.

"Naek angkot!" Desisnya lalu segera menaiki angkot yang berhenti didepannya.

Alif mengekorinya dri belakang angkot, membuat Kinara semakin kesal. "Ngapain si tu orang?" gerutunya pelan dengan wajah yang tak terkondisikan.

"Yaelah Nara pake naek angkot segala, ntar gimana nasib saya?" gumam Alif yang masih seetia mengejar angkot tersebut.

Hayoh? Alif kenapa si? Hh coba tebak dah!

***

Qanita telah menggunakan pakaian simple nya, berniat akan latihan basket disekolah-sskaligus mampir ke cafe miliknya.

"Eh nak mau kemana?" tanya Alisha ketika ia tiba dihalaman rumahnya.

"Ke sekolah," jawab Qanita-tangannya mencekal kunci mobil miliknya.

Alisha mengagguk dengan melanjutkan menyiram tanaman dihalaman rumahnya. "Udah sarapankan?" tanyanya memastikan.

"Udah," ucap Qanita lalu menyalami Alisha untuk pamit.

"Hati hati dijalan," pesan Alisha membuat Qanita hanya mengangguk.

"Iya, assalamualikum,"

"Waalaikumussalam."

Qanita sampai disekolah, memang tidak terlalu ramai karena hanya yang mengikuti turnamen basket kesekolah, sedangkan yang lain rebahan dirumah.

"Nit!" Panggil Keyra dengan melambaikan tangannya.

"Dari tadi?" tanya Qanita.

"Enggak si, katanya Kinara juga mau kesini ya?" tanya balik Keyra-yang ditanya hanya mengangkat bahunya tak tahu.

"Woy!" Panggil seseorang membuat keduanya menoleh.

"Astaghfirullah kesini naik angkot? Tapi kok berantakan gini," heran Keyra diangguki Qanita penuh kebingungan.

"Iya, aku kek gini gegara kutil badak," jawabnya dengan kesal.

"Kutil badak?" tanya Qanita bingung.

"Iya tuh liat!" Tunjuk Kinara-hening dua detik-keduanya terkekeh.

"Kasian tuh Nar! Udah kek gitu tampilannya, untung gak nyungsep ke gorong gorong," kekeh Keyra membuat Kinara mendengus kasar.

"Bagus kalo dia nyungsep, qualat namanya," balas Kinara sengaja sedikit lantang agar terdengar oleh Alif.

"Nar! Ya Allah jangan marahlah tadi cuman canda," teriak Alif namun tak digubris oleh Kinara.

"Yuk ah masuk, disini ada yang ngomong tapi gak ada orangnya," ucap Kinara melenggang pergi-keduanya terkekeh atas kejadian ini.

"Balik aja Lif!" Suruh Keyra diangguki Alif.

"Mayra gak ikut kesini ya?" tanya Keyra seraya melangkahkan kakinya.

"Iya nggak keknya," balas Qanita singkat.

"Bagi para peserta tim basket dan bimbingannya, harap untuk berkumpul dilapangan! Sekali lagi kepada para peserta tim basket dan bimbingannya harap untuk segera berkumpul dilapangan!"

Suara speaker sekolah terdengar nyaring. Qanita dan Keyra segera menuju lapangan, Kianara bingung harus kemana?

"Udah ikut aja ke lapangan, tapi cuman liatin mungkin," ujar Keyra diangguki Qanita.

"Gak bakalan apa apa mungkin," lanjut Qanita.

Kinara bingung, meskipun keduanya meyakinkan dirinya tapi tetap saja diperkataan mereka terselap kata "mungkin" berarti belum tentu bukan?

"Udah percaya aja, gak bakalan apa apa Nar asal jangan berisik aja," Keyra kembali meyakinkan.

Akhirnya keputusannya bulat untuk ikut, pikirnya pasti tidak dirinya saja yang datang kesekolah tanpa diundang. Datang tak diundang pulang tak diantar. Kek jelangkung aja xixixi.

***

"Ayah, bunda kalian tau gak kak Azwar kemana? Dari kemaren gak pulang pulang," tanya Mayra khawatir.

"Kak Azwarnya lagi sibuk sayang, kan sebentar lagi dia mau skripsi," jawab bundanya tersenyum.

"Kok gak pamit gitu sama aku?" tanya Mayra lagi dengan kesal.

"Mungkin dia lagi sibuk banget jadi lupa gak ngasih tau kamu," ayahnya-Malik menenangkan.

"Yaudah deh," ucap Mayra lalu membalikkan tubuhnya menuju kembali ke kamarnya-emang tuh Mayra kalau udah dirumah manjanya minta ampun.

Tangannya dengan lincah mengotak ngatik nama seseorang yang dicarinya di handphone.

'Nah dapat,' batinnya bersorak.

Kak Azwar

Assalamualaikum, kak lagi dimana? Kapan pulang lagi kesini? Katanya gak bakal lupain aku, ehh mana buktinya ngilang lagi.

Pesannya terkirim namun seurat kecewa kembali melandanya, hanya tanda ceklis satu pesannya di chat whattsap Azwar, itu berarti handphone Azwar tidak aktif.

Mengesampingkan kekecewaanya, akhirnya ia memutuskan untuk bermain game online.

'Ah malah kalah,' gerutu hatinya lalu menyimpan handphonenya dengan sembarang.

Moodnya saat ini sedang hancur, niatnya main game untuk menghibur malah menjadi semakin kesal.

Toktoktok.

Sebuah ketukan pintu kamarnya membuatnya segera membuka pintu. Terlihat wanita paruh baya-bundanya berdiri didepan pintu.

"Eh sayang, mau ikut gak?" tanya bundanya.

"Kemana?" tanya balik Mayra.

"Udah yuk ikut aja nanti juga tau," ucap bundanya-Mayra mengangguk.

"Yaudah aku ganti baju dulu," pamit Mayra diangguki bundanya.

"Jangan lama lama ya," peringat bundanya-Mayra mengangguk pasrah.

***

"Setiap tim nanti yang lomba harus bisa pakai taktik yang tadi, kalau taktik satu gagal kita pakai taktik yang kedua. Jangan ada yang egois dalam permainan, tapi berjuang dan bekerja sama untuk menggapai point. Jangan lupa juga, harus terus mengingat tuhan kalian masing masing karena jika tuhan berkehendak kita menang maka semua itu akan terjadi. Tetap jadikan prinsip ikhtiar dan doa! Paham?!" ucap Reza lantang para siswa yang sudah terpilih mengangguk sebagai jawaban.

"Pertemuan sekarang kita akhiri, besok atau lusa kita lanjut kumpul! Jangan menyerah dan tetaplah bersemangat!!" Lanjut Reza lebih lantang sehingga lapangan riuh dengan beberapa teriakan semangat.

"Gue gak nyangka kak Reza kek gitu tadi, belum pernah gue liat sebelumnya," kata Kinara ketika mereka berjalan melewati lorong lorong kelas.

"Ada kalanya seseorang beda dari sebelumnya kali Nar, tapi cuman di beberapa waktu aja kali," timpal Keyra asal.

"Iya kali ya, mungkin gue juga bisa aja jadi pendiem kek Qanita disuatu saat nanti," lanjut Kinara seraya melirik Qanita, yang dibicarakan hanya menatapnya lalu kembali fokus pada benda tipis didepannya.

"Iya tapi gue gak jamin deh Nar," jawab Keyra terkekeh.

"Astaghfirullah itu anak ngapain disitu? Gak ada kerjaan banget atau gimana?" Suara Kinara lantang melihat Alif yang stay diparkiran sekolahnya, hampir saja handpgone Qanita jatuh karena suara Kianara. Pdhl ada siswa lain jg ý ikut basket, gak ada malunya ya Nara.

"Mau naik ojek neng?" Tawar Alif pada Kinara.

"Gak, mending gue numpang ma Keyra. Ya Key?" ucap Kinara dengan pd.

"Dih gak tau gue," jawab Keyra membuat Alif menahan tawanya.

"Jahat bet jdi temen. Yodah gue ma Qanita aja, ya gak Nit? Daripada sama tu anak." ucap Kinara pada Qanita berharap dia mau.

"Iya," jawab Qanita singkat membuat Kinara tersenyum lebar.

"Eh emang satu jalur gitu?" tanya Alif.

"Nggak, tau tuh sodara lo repotin orang lain aja," balas Keyra.

"Gue pulang sekarang," ucap Qanita entah memberi pertanyaan atau pernyataan.

"Yodah gue ikut," sahut Kinara lalu masuk ke mobil Qanita.

Mobil Qanita melesat pergi meninggalkan Alif dan Keyra diparkiran.

"Udah lo balik aja Lif, gue duluan." Suruh Keyra dengan menaiki motornya lalu menancap gas sehingga motor itu melesat.

"Dasar cewek." gumam Alif meraih helm untuk dipakainya.

"Lif!!" Seru seseorang membuat Alif menghentikan aktivitasnya.

****

'Gue pengen kehidupan keluarga gak kek gini, gue gak yakin bisa nanggung semuanya,' batin Keyra berteriak.

Laju motor sangat tinggi, melewati pohon pohon rindang yang meneduhi jalanan sepi. Ini pilihannya, satu tempat yang menjadi tujuannya, tak ada yang tau mungkin hanya dirinya dan Allah.

Dering ponsel membuatnya memberhentikan motor disamping trotoar, sedikit kesal karena membuat dirinya kehilangan waktu beberapa menit.

'Kak! Lagi dimana?'

'Dijalan, salam dulu kek malah langsung to the point.'

'Assalamu'alaikum. Kak cepetan pulang!'

'Waalaikumussalam, emang ada apaan?'

'Pokoknya cepet pulang kak. Waktu kita hanya sedikit lagi.'

'Hah?! Maksud?—'

Sambungan terputus padahal dirinya masih banyak pertanyaan yang belum tersampaikan. Dengan pikiran yang berantakan, ia segera membalikkan arah motor lalu menancap gaanya lebih tinggi, tidak peduli dengan resiko yang akan ia tanggung.

________

Bismillah...
Alhamdulillah bisa update lgi setelah sekian lamanya hehe....
Tetep semangat ya buat kalian ý sekolah mungkin belum libur sekarang, jangan nyerah. Semangat ngerjain tugasnya.

Jangan lupa juga sama Allah pencipta alam semesta, selalu baca alqurannnya jangan sampai dilupakan.

Makasi....

_Nblaasyfaa🍂

Continue Reading

You'll Also Like

1.7M 121K 48
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
6.3M 484K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...
1.5M 129K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
15.5M 876K 28
- Devinisi jagain jodoh sendiri - "Gue kira jagain bocil biasa, eh ternyata jagain jodoh sendiri. Ternyata gini rasanya jagain jodoh sendiri, seru ju...