Trying To Stay [END]

By malamsejuk

6.8K 5.4K 1.8K

FOLLOW + VOTE + COMENT & SHARE AGAR TAHU INFO UPDATE NYA !! _END....._ Rank #1 jalan keluar Rank #2 Qanita R... More

Prolog
Cast !
chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
chapter 4
chapter 5
chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Extrachapter
Epilog
Chapter 40

Chapter 28

54 49 24
By malamsejuk

Walaupun yang dilakukan kamu adalah kebaikan, tapi dimata orang lain pasti selalu salah. Mereka menganggap semuanya salah dan jelek.

-Trying To Stay-
_Nblaasyfaa🍂

*******

Menikmati hembusan angin, aluran suara ombak yang menerpa tepi pantai, suasana yang tidak terlalu ramai membuat tenang, terlihat hanya ada beberapa anak yang bermain air dan pasir.

Cuaca cerah mendukung niatnya, menelusuri indahnya pantai yang masih asri dan bersih, jauh dari kata adanya polusi dan kerusakan alam, membuat indahnya terasa lebih menarik, masyaa Allah itulah ciptaan-Nya, desain yang sangat indah bukan? Betapa banyak manusia tak menyadari akan semua keindahan ini adalah ciptaan Allah. Tapi sayangnya, jaman sekarang begitu banyak manusia yang mengubah keindahan alam ini menjadi rusak, padahal alam ini juga bermanfaat bagi manusia bukan?


Bahkan tidak ada satupun yang dapat menabdingi-Nya, coba renungkan Allah tuhan semesta alam telah menciptakan dan membuat alur yang berbeda bagi tiap manusia bahkan makhluk ciptaan-Nya, Dia juga menciptakan manusia dengan berpasang pasangan, bersuku suku dan berbangsa bangsa, sebagaimana tertuang dalam Al-qur'an surah Al-hujurat/49:13. Sebagaimana artinya :

"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang lelaki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yng paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti."*

*Ibnu Abu Malikah berkata, "pada hari penaklukan Mekah, Bilal naik ke atas Ka'bah untuk adzan. Sebagian orang berkata, 'apakah seorang hamba yang hitam itu mengumandangkan adzan diatas Ka'bah?' Sebagian yang lain berkata, 'jika Allah murka, pastilah Dia akan mengubahknya.' Maka turunlah ayat ini." (H.R Ibnu Abu Hatim)

Tentu dapat terlihat, ini salah satu bukti kecintaan Allah kepada ciptaan-Nya, tapi manusia banyak yang lalai akan perintah-Nya. Mungkin memang akan ada orang yang menyangkal atas semua bukti ini, tapi wallahu'alam, itu semua tergantung niat masing masing.

"Nit, main banana boat yuk!" ajak Amran diangguki Qanita.

Mereka pun melakukannya, kecepatan yang cukup kencang membuat keduanya terjatuh ke laut, beruntung mereka memakai rompi pelampung, tertawa itulah yang menghiasi hari mereka. Mereka kini telah berada dipesisir pantai, duduk diatas pasir putih yang sangat indah.

Seorang anak kecil yang menangis sendiri dengan memeluk kakinya membuat mengalihkan perhatian Qanita,temannya itu bermain dengan yang lain sedangkan dia berada sendiri disana.

Rasa pusing dan masa kelam kembali melintas dikepalanya, dengan menahan rasa sakit kepalanya Qanita segera menghampiri anak itu, berharap tau apa masalah yang dihadapi anak itu, walaupun rasa pening di kepala dan sesak itu menjalar kuat ditubuhnya.

"Hei!" ucap Qanita dengan menepuk bahu anak itu dengan pelan, sehingga sang anak menatapnya nanar.

"Kenapa?" tanya Qanita sekuat tenaga menahan sesaknya, duduk disamping anak lelaki itu dengan tatapan teduh.

"A-ku.. aku sedih kak... aku selalu nyusahin ya? A-aku seharusnya gak ada di-dunia ini ya kak?" ungkap anak itu dengan parau membuat tatapan Qanita yang teduh menjadi dicampuri tatapan sendu. Rasa sakitnya ini, masih menjalar, ia tak tau akan bertahan atau mungkin tidak.

"Nggak kok, ka-kamu jangan bicara gitu ya, gak baik nanti jadi dosa... emang kenapa? Kamu lagi ada masalah?" tanya Qanita dengan senyuman tipis, perkataanya kelu dengan sesak yang terus menjalar semakin kuat.

"Teman-ku bi-lang kalau aku gak pantes ada disini kak... aku cuman nyusahin orang tuaku... aku bukan anak yang diinginkan...." balas anak itu dengan air mata yang mengalir, bagaimana bisa seorang anak mendapat komentar jahat seperti itu? Pasti sangat sakit bukan?

"Kamu gak boleh kayak gitu, jangan dengerin perkataan orang lain ya, aku yakin kamu pasti bisa, anggap aja perkataan orang lain itu angin yang berhembus kemudian menghilang oke?!" ucap Qanita menyemangatinya.

"Nit!!" panggil Amran lalu menghampiri mereka berdua.

"Ta-pi kak..." lirihnya dengan parau mengambil jeda diperkataanya, menarik nafas dengan pelan berharap semuanya baik baik saja. "Ke-kenapa ke-keluarga.. aku menganggap aku sebelah mata?" tanyanya dengan rapuh.

"Dek, kamu jangan berfikir gitu, mungkin mereka lagi sibuk atau apa gitu, kamu gak boleh nangis lagi, masa cowok nangis? Harus kuat! Buktiin kamu itu bisa," timpal Amran yang mengerti maksud anak itu.

"Kamu sekarang pulang aja ya?! Nanti keluarga kamu khawatir nyariin kamu," ungkap Qanita meyakinkan anak itu lalu dibalas dengan anggukan darinya.

"Makasih ya kak, kalian baik banget sama aku. Aku pulang dulu ya," ucapnya dengan tersenyum manis, tak ada lagi tangisan yang terlihat diwajahnya.

"Iya, hati hati ya," balas Qanita dengan Amran beriringan.

Qanita memegang belakang kepalanya sebentar, berharap rasa sesak dan pusing itu menghilang. Namun ternyata sakit itu masih terasa, dipuncak kepalanya, Amran yang peka akan apa yang dirasakan Qanita segera memeluk Qanita berharap adiknya itu akan baik baik saja.

"Nak, kalian lagi ngapain?" tanya Rifky yang datang bersama Alisha.

"Itu Qanita kenapa?" tanya Alisha ketika melihat kondisi Qanita.

"Aku pergi dulu sama Qanita," balas Amran lalu segera menarik Qanita pelan, menjauhkan dari sekitar tempat ini ke tempat yang lebih sepi.

****

"Jadi?" tanya Keyra kepada teman absrudnya.

"Kita nonton yuk!! Kuy gue punya list film yang wajib ditonton," ucap Kinara dengan antusias.

"Film? Gak yang lain aya gitu?" tanya Mayra malas dengan jawaban Kinara.

"Yaudah timezone aja gimana?" tanya Kinara mempromosikan rekomendasinya.

"Bebas," balas Keyra acuh.

"Timezone? Ngga deh, gue males pasti bakal rame disana," balas Mayra memutar bola matanya malas.

"Yaudah gak usah! Gak jadi aja!" kesal Kinara dengan semua rekomendasinya tapi ditolak mentah mentah.

"Klo gak jadi gue langsung balik aja ya?" tanya Keyra dengan santai.

"Yaudah, gue juga mau balik," timpal Mayra.

"Yaudah sono balik, hush.." usir Kinara dengan menggibaskan tangannya.

"Ke cafe deket sekolah aja yuk," balik Mayra membuat mereka menoleh bingung.

"Ngapain?" tanya Keyra.

"Maling Key, trus sekolah," balas Kinara jutek. "Ya makan kali Key," lanjut Kinara dengan menekankan perkataanya.

"Gimana mau ga?" tanya Mayra lagi.

"Gass," balas keduanya serempak.

****

"Wah good Lang, gue gak nyangka lo sepinter ini," ucap Bisma membanggakan Gilang.

"Gue pinter dari lahir," balas Gilang dengan penuh bangga.

"Tapi ini, maksudnya gimana?" tanya Reza melihat ada yang masih ganjal dengan penelusuran Gilang.

"Nah itu masalahnya," ucap Gilang serius.

"Maksudnya? Lo gak bisa ngenelusurin lebih dalam gitu?" sahut Farid melihat raut wajah Gilang yang berubah.

"Iya, pas gue mau memperdalam lagi, ternyata keamanannya private banget," lontar Gilang dengan sedikit lesu.

"Yah sayang banget kalau gitu," timpal Bisma.

"Emangnya bener bener di private?" sahut Farid.

"Yo'i, gue juga bingung gimana ngebongkarnya," ungkap Gilang lagi dengan wajah ditekuk.

"Yaudah gapapa, segini juga cukup bagi gue," ucap Reza sambil menepuk bahu Gilang.

"Keknya ini udah direncanain sejak lama deh," celetuk Aldi yang baru membuka suara.

"Maksudnya?" tanya Bisma polos.

"Iya, liat deh dari data disebelah sini udah keliatan kalau ini tuh direncanain dari sejak lama, tapi kita gak tau kan siapa target mereka?" jawab Aldi.

"Gue setuju sama lo Al, gue juga udah ngira ini udah direncanain dari lama dan sayangnya kita gak tau siapa target mereka, terlebih ini yang mereka private nya kurang ketat cuman awalan doang, gue takutnya yang dalem lebih parah dari ini," ucap Reza diangguki mereka semua.

"Lo pada tau maksud dari sandi ini?" tunjuk Gilang pada sandi yang belum mereka sadari.

****

"Kamu gapapakan?" tanya Amran khawatir.

"Gapapa kak," jawab Qanita tersenyum tipis. Namun wajahnya tak bisa dibohongi, lekukan wajahnya pucat pasi.

"Kamu sebenarnya kenapa Nit? Cerita sama aku cepet!" paksa Amran dengan raut khawatirnya namun Qanita hanya tersenyum tipis lalu menggelengkan kepalanya.

"Ke rumah sakit ya? Kita periksa sebenarnya kamu sakit apa." final Amran namun Qanita menggelengkan kepalanya dengan kuat.

"Gapapa kak, aku cuman butuh waktu sendiri." lirih Qanita.

"Tapi nanti kamu kalau kenapa napa gimana?" tanya Amran lagi.

"Gak akan," balas Qanita cepat lalu diangguki Amran dengan pasrah.

"Yaudah, tapi nanti harus balik lagi," gumam Amran diangguki Qanita.

Ia kini sendiri ditempat sepi, mencoba untuk bisa lebih tenang tapi semua harapan itu hanylah sia sia.

'Pliss jangan sekarang, kamu harus kuat diri,' hatinya mengatakan dengan menyemangati dirinya sendiri.

Qanita memegang kepala belakangnya, menahan rasa sakitnya, terkadang ia berfikir 'kenapa harus kek gini?' Tapi apalah dayanya yang hanya dapat merasakn, menjalani dan tidak berniat memberontak.

08xxxx
Kenapa? Sakit ya?
(Read)

Nomor tidak dikenal menghubunginya, bukan ini bukan nomor mak lampir (Sandra) tapi siapa? Inilah pertanyaan dibenak hatinya. Kenapa? Kenapa harus banyak orang yang menerornya?

Amran is calling....

"Assalamualaikum, Nit masih dimana?"

"Waalaikumsalam, bentar lagi kesana."

"Aku aja yang kesana ya?"

"Gak usah."

"Kenapa?"

"Gapapa, aku kesana sekarang."

"Oke, kita tunggu—"

Dapp.....
Qanita memutuskan sambungan telponnya dengan sepihak. Mungkin ada yang bertanya, bisnis Qanita gimana lancar? Trus itu urusan bisnisnya gimana? Semua itu dihandle oleh sekretarisnya, ia meminta untuk tidak ada yang menghubunginya saat acara keluarga seperti sekarang.

Dengan memastikan diri menjadi lebih tenang, akhirnya Qanita memutuskan untuk kembali ke keluarganya.

"Kamu kenapa nak?" tanya Alisha khawatir.

Qanita hanya menggeleng kepalanya pelan. "Gapapa," jawabnya dengan senyuman tipis.

"Kita pulang aja yuk," ajak Rifky diangguki mereka semua.

***

"Kamu nginep lagikan disini?" tanya seorang lelaki paruh baya menghampirinya.

"Gak tau yah," jawab Azwar dengan tersenyum.

"Kamu nginep aja nak, sering sering kamu nginep disini," sahut wanita paruh baya menghampiri mereka.

Azwar hanya tersenyum simpul, mencoba mencari kata yang akan dikatakannya. "Gimana nanti aja bund, yah. Aku ada keperluan mendadak soalnya, takutnya malah sampe malem," balas Azwar dengan hati hati—takut menyakiti hati mereka.

"Oh yaudah gapapa, jaga kesehatan kamu ya," timpal bundanya dengan tersenyum.

"Hubungan kamu sama ibu kamu gimana?" tanya pria paruh baya itu tiba tiba—mereka sudah tau atas apa yang terjadi pada Azwar.

"Alhamdulillah baik yah,"

"Kamu udah ketemu sama bapak kamu?" celetuk bundanya membuat Azwar terperangah.

"Belum bund, minta do'anya biar cepet ketemu hehe," Azwar kembali tersenyum ketika menjawabnya—bagaimana mungkin ia dapat menemukan ayah kandungnya sedangkan wajah dari sang ayah saja samar samar.

"Azwar pamit ya, assalamualaikum," pamitnya lalu meninggalkan pekarangan rumah itu.

****

Kinara menatap kaget mendapati kakel most wanted disekolah ada dicafe yang sama bersamanya. "Ya ampun gue gak nyangka bisa kebetulan banget ada mereka disini.." ucap Kinara pelan namun dengan nada hebohnya.

"Heboh banget lo Nar, kek gak pernah liat cogan aja," balas Mayra dengan malas.

"Ngga ada yang namanya kebetulan Nar, karena semuanya udah diatur sama Allah atau Qadarullah jadi bukan kebetulan lagi," terang Keyra membuat mereka tersenyum mendengarnya.

"Iya makasi Key udah ngingetin," balas Kinara tersenyum.

"Santuy," jawab Keyra santai.

Mayra mengetukkan jarinya pada meja. "Mau pesen apaan?" tanya Mayra.

"Kek biasa aja," jawab Keyra dengan Kinara beriringan.

"Jodoh ya?" tanya waiters yang berada diantara mereka.

"Astaghfirullah, kita masih sehat kali," balas keduanya lagi serempak membuat Mayra dengan waiters terkekeh melihatnya.













_____________________

Assalamualaikum
Ada yang mau disampein ke mereka gak? Langsung aja ungkapin dikolom komentar.

Makasi udah setia baca karya author ♥︎♥︎ thank you so much....

See you next time everyone ♥︎.....

_Nblaasyfaa🍂

Continue Reading

You'll Also Like

3.3M 159K 25
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.7M 62.4K 28
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
586K 23K 36
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
2.4M 446K 32
was #1 in paranormal [part 5-end privated] ❝school and nct all unit, how mark lee manages his time? gampang, kamu cuma belum tau rahasianya.❞▫not an...