Trying To Stay [END]

By malamsejuk

6.8K 5.4K 1.8K

FOLLOW + VOTE + COMENT & SHARE AGAR TAHU INFO UPDATE NYA !! _END....._ Rank #1 jalan keluar Rank #2 Qanita R... More

Prolog
Cast !
chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
chapter 4
chapter 5
chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Extrachapter
Epilog
Chapter 40

Chapter 23

131 104 50
By malamsejuk

Mungkin memang berat, tapi aku harus kuat. Kadang marah, tapi disisi lain bangga karena diri ini masih mau bertahan sampai detik ini.

Trying To Stay
_Nblaasyfaa🍂

_________________


Begitu cepat hari berganti, sesuai dengan apa yang dikatakan Amran, hari ini mereka akan kembali mengulang dan mengutarakan apa yang terjadi walaupun itu bertentangan dengan apa yang ada dipikirannya.

"Gimana udah siap?" Tanya Amran pada Qanita.

"Udah," jawab Qanita datar.

Mereka memutuskan pamit, beruntungnya ortu mereka menyetujui dengan syarat Amran harus menjaganya. Selama perjalanan hanya sebuah keheningan yang tercipta, tapi tidak sampai nyanyi mengheningkan cipta dimulai, ohh itu sangat tidak karena mengheningkan cipta pasti terjadi ketika upacara pagi dimulai dan sekarang bukan saatnya, oke back to topic. 

"Nit." Lirih Amran menghancurkan keheningan.

"Hm," balas Qanita yang masih sibuk dengan handphonenya.

"Gak jadi," timpal Amran cengengesan membuat respon Qanita menayapnya datar.

"Gaje," gumam Qanita namun masih dapat terdengar oleh Amran.

Ckiitttt.

Amran mengerem mobilnya secara mendadak membuat mereka berdua tersentak beruntung mereka memakai seatbelt sehingga mereka tidak terbentur kedepan.

"Nyetirnya hati hati," lontar Qanita pada Amran.

"Barusan ada kucing. Ketabrak gak ya?" Tanya Amran bingung.

"Coba chek," timpal Qanita datar.

"Yaudah gue chek dulu, lo diem jangan keluar kalau lo keluar gue jitak kepalanya," ucap Amran terkekeh lalu keluar mobil mengecek apa yang barusan terjadi.

"Lah kok gak ada? Apa cuman halusinasi gue doang?" Gumam Amran bingung dengan keadaannya bahwa Ia ternyata tidak menabrak apapun.

Apa ingatan itu kembali terulang? _batinnya mengatakan membuatnya kembali mengulang ingatan memorinya.

Amran pun kembali masuk kedalam mobilnya, lalu Qanita memberinya pertanyaan membuatnya terkejut.

"Ada kucingnya?" Tanya Qanita datar.

"Nggak, kayaknya gue salah liat tadi," balas Amran tersenyum simpul.

"Aneh," balas Qanita pelan.

****

Mereka kini telah sampai dirumah neneknya. Qanita memilih untuk jalan jalan di lingkungan sekitar sedangkan Amran memilih untuk istirahat sebentar.

"Nit." Panggil seseorang padanya ketika Ia sedang berjalan didekat taman yang sering menjadi tempat bermain dimasa kecilnya. Sebut saja dia namanya Rayhan

Qanita hanya menoleh, Ia melihat seorang lelaki datang menghampirinya.

"Kapan kesini?" Tanyanya pada Qanita.

"Barusan," balas Qanita datar lalu melanjutkan langkahnya.

"Lo tau kan kalau gue suka sama lo dari kita SMP? Gak ada slot bagi gue untuk jadi pacar lo?" Tanyanya lagi dengan mensejajarkan langkahnya dengan Qanita, namun Qanita memilih menjaga jarak dengannya.

"Lo tau hukum pacaran?" Tanya balik Qanita.

Demikaian surat al-Isra’ ayat 32 menerangkan "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk” Hal ini sangat singkron dengan hadits Rasulullah saw yang seolah menjelaskan model tindakan yang dapat mendekatkan seseorang dalam perzinahan.

Dari Ibnu Abbas ra. Ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw berkhutbah, ia berkata: Jangan sekali-kali seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang perempuan kecuali beserta ada mahramnya, dan janganlah seorang perempuan melakukan musafir kecuali beserta  ada mahramnya” (muttafaq alaihi) Rasulullah saw secara tidak langsung telah memberikan rambu-rambu kepada umatnya mengenai model hubungan laki-laki dan perempuan yang terlarang.

"Iya gue tau, tapi gue kan gak akan apa apain lo, lagian lo juga di Jakarta sedangkan gue di Bandung. Jadi gak ada salahnya bukan? Dan gue juga suka sama lo itu dengan tulus, gue kalau jadi pacar lo juga bakal ingetin lo untuk beribadah pada-Nya, emang ada yang salah?" Tukasnya mengelak, mungkin dipikirannya itu adalah "pacaran syar'i".

Qanita menyeringai mendengar penuturannya, Ia tak habis pikir dengan lelaki yang ada disampingnya ini. "Apapun alasannya pacaran itu masih termasuk kedalam dosa, gue tau maksud lo itu ke pacaran syar'i sesuai dengan apa yang banyak orang bicarakan, tapi gue cuman mau ingetin gak ada yang namanya pacaran syar'i." Jelas Qanita penuh dengan penekanan.

"Tapi gue mau nanya sama lo, lo suka sama gue gak? Gue udah nunggu--" ucapnya terpotong oleh panggilan Amran pada Qanita.

"Gue cuman anggap lo temen," balas Qanita pelan lalu pergi meninggalkannya yang masih terdiam.

Namun sial, Rayhan malah menahan tangan Qanita membuat Qanita menatapnya tajam.

"Lepasin tangan lo!" Decak Amran ketika datang menghampiri mereka.

Rayhan pun segera melepaskan tangannya. "Lo ngapain pegang tangan adek gue!" Seru Amran lagi dengan sorot menampilkan kemarahan yang dipendam.

"Gue cuman mau ngobrol sama dia," balas Rayhan santai, Qanita memilih pergi meninggalkan mereka berdua.

"Tapi lo bisakan gak perlu pegang tangan adek gue," tukas Amran pada Rayhan.

"Lo juga taukan kalau gue suka sama dia? Gue cuman mau apa jawaban dia yang selama ini nolak gue," tegas Rayhan pada Amran yang masih memendam kekesalannya.

"Iya gue tau, gue juga yakin dia jawab yang sama yakan? Lo gak perlu nunggu adek gue, perasaan dia gak bisa dipaksa. Lagian lo berkali kali ngajak dia pacaran ya jelaslah dia gak mau," balas Amran lalu pergi menyusul Qanita.

***

"Nit gimana kalau kita dirumah pohon yang dulu aja? Gue jelasin semua yang gue tau," ajak Amran diangguki Qanita.

Memang Amran telah berfikir secara matang, namun pikirannya mengatakan Ia tak bisa mengutarakan semuanya.

Flashback on

"Hai!" Sapa Qanita pada teman teman ketika ditempat ngajinya.

Namun masih tidak ada sahutan seperti hari kemarin, Ia tak anggap itu sebagai masalah dan memilih untuk diam. Ketika Ia hendak duduk ditempat biasa salah satu teman melarangnya.

"Gak boleh duduk disini!" Bentaknya pada Qanita membuatnya terkejut.

"Lho kenapa? Ini tempatku kan?" Tanya Qanita bingung.

"Cari aja tempat lain bisakan? Ini tempat Jelita," tegasnya pada Qanita, oh ya Jelita adalah teman kakak kelasnya namun Ia baru mengaji ditempat ini.

"Oh yaudah," balas Qanita tersenyum simpul.

Qanita memanglah sosok yang ceria, periang dan selalu membantu orang yang dalam kesusahan, Ia juga tak pernah mengeluh dengan perubahan yang terjadi, walaupun dari hati yang paling dalam Ia bingung dengan keadaan saat ini.

Amran melihat kejadian itu mengeryit bingung, sebenarnya apa yang terjadi pada adiknya itu?

Selepas selesai kegiatan mengaji para murid dibubarkan, namun tidak ada yang menemani Qanita, biasanya mereka berkumpul dengan Qanita, tapi sekarang tidak.

"Kalian tau? Qanita itu maling bunga milik Winda. Aku sendiri yang liat dia bawa bunganya. Gak nyangka ya dia kek gitu," ucap salah satu anggota yang berkerumun itu tak sengaja terdengar oleh Amran yang lewat.

Ia tak mempercayai itu dan segera menepis semua omongan para anak cewek tadi, Ia memilih menjaga Qanita dan mengajaknya bersama Azwar untuk menuju rumah pohon. Namun sekeras apapun Amran menepisnya kata kata itu seolah terus saja berterbangan dipikirannya.

Flashback off

"Mau beli itu gak?" Tanya Amran pada Qanita membuyarkan suasana heningnya.

"Bebas," balas Qanita singkat.

"Yaudah gue beli dulu, lo tunggu disini jangan turun!" Peringat Amran padanya.

Qanita memilih menatap lurus dengan tatapan kosong, Ia kembali teringat apa yang terjadi padanya dulu.

Drtt.. drtt..

Dering handphonenya membuyarkan lamunannya, Ia beruntung dering handphone membuatnya tidak kembali berkelana dengan masa kelam.

"Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumsalam,"

"Nit lagi dimana? Gue sama yang lain udah ngumpul,"

"Gue lagi ada urusan, emang kenapa?"

"Ya Allah lo lupa? Bukannya kita mau belajar bareng yakan?"

"Astaghfirullah gue lupa,"

"Jadi gimana nih?"

"Kalian lanjutin aja, gue masih ada urusan,"

"Oh yaudah kalau gitu, bye!! Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumsalam."

Qanita menutup sambungan telpon tersebut, tak lama kemudian Amran datang dengan sebuah makanan yang telah dibelinya.

"Nih! Sambil makan ngobrolnya ya, biar gak garing," ucap Amran menyodorkan makanan pada Qanita.

"Jadi?" Tanya Qanita datar.

Flashback on

Waktu terus berlalu, Amran memilih untuk menjaga Qanita setelah mendengar pernyataan sahabat Qanita yang memfitnahnya. Ia takut akan terjadi sesuatu pada Qanita, karena akhir akhir ini Qanita lebih memilih untuk berdiam di rumah pohon sendiri, teman temannya menyalahkannya, menjauhinya tanpa sebab. Sampai tak ada yang berniat untuk bermain dengannya.

"Nit kita naik perahu yuk!" Ajak Amran pada Qanita.

"Yuk!" Sahut Qanita bersemangat.

Mereka berdua menaiki perahu yang ada didanau yang letaknya tidak jauh rumah pohon. Qanita naik lebih dulu lalu setelah merasa Qanita sudah duduk dengan baik, giliran Amran yang naik.

"Kak!" Lirih Qanita namun dapat terdengar oleh Amran.

"Kenapa hm?"

"Aku bantu dayung ya,"

"Nanti kalau capek gimana ? Ntar tangan kamu pegel," larang Amran pada Qanita.

"Nggak bakalan, kan dayungnya berdua," elak Qanita pada Amran.

Amran hanya menghela nafas lalu mengangguk, bertanda mengijinkan Qanita.

"Amran! Nita!" Panggil Azwar dari tepi danau.

"Kita tepiin dulu ya Nit," ucap Amran lalu diangguki Qanita.

"Kenapa War?" Tanya Amran setelah menepikan perahu bersama Qanita.

"Gapapa lagian dari tadi dicariin juga," ucap Azwar cengengesan.

"Kak Azwar dari mana aja?" Tanya Qanita.

"Kasih tau gak ya," goda Azwar terkekeh.

"Dahlah Kak Azwar nyebelin, gak mau temenan lagi," balas Qanita lalu memeluk Amran.

Azwar yang melihat respon sahabatnya ini langsung menepuk bahunya. "Yaampun Nit, aku canda juga. Udah jangan marah ya?" Pinta Azwar pada Qanita.

"Hayolho dia marah," ucap Amran tertawa dengan melihat respon kedua insan itu.

"Masih marah Nit?" Tanya Azwar lagi khawatir.

Gelak tawa terdengar, ya rupanya Qanita mengerjai Azwar. Melihat khawatir Azwar tadi membuatnya tak kuat menahan sehingga tertawa lepas.

"Hehe Kak Azwar percaya banget ya aku marah?" ucap Qanita terkekeh.

"Benerkan dugaanku kalau Nita main main," balas Amran tertawa juga.

"Kalian !!" Seru Azwar lalu segera menangkap Qanita dan Amran, melihat respon itu membuat keduanya berlarian.

"Hufftt capek banget," ucap Qanita kelelahan selepas kegiatan tadi.

"Yuk kerumah! Yuk War ikut aja, mamah bikin puding," ajak Amran pada Azwar.

"Yaudah yuk!" Ajak Qanita membuat keduanya mengangguk.

'Sok banget jadi orang!'

'Cari perhatian banget.'

'Gak punya malu tuh pasti.'

'Cewek kok main sama laki?'

'Anak cewek kok mainnya lampar? Teu gaduh kaisin nya?' (Lampar = main jauh, teu gaduh kaiisin = gak punya malu)

Dan masih banyak lagi ejekan ejekan yang terlontar dari mulut orang orang kepada Qanita tanpa tahu apa penyebab dari semuanya.

"Qanita!" panggil seseorang, membuat ketiganya menoleh.

"Ya kenapa?" Tanya Qanita saat dia menghampiri mereka.

"Main yuk!" Ajaknya seraya menarik perpelangan  tangan Qanita namun Amran dan Azwar menatapnya penuh arti.

"Kalian duluan aja, nanti aku pulang kok," ucap Qanita yang peka terhadap mereka.

Amran dan Azwar mengangguk paham. "Hati hati," ucap keduanya beriringan.

Flashback off

Suara rintik rintik hujan menemani mereka dirumah pohon saat ini, Amran membuka jaketnya lalu memberikannya pada Qanita, naum Qanita malah menolak.

"Gak usah kak," tolaknya pelan.

"Udah gapapa, nanti kalau sakit gimana?" balas Amran yang kekeh memasangkan jaketnya pada tubuh Qanita.

"Gak akan sakit kok, lagian gak dingin juga. Nih kakak pake aja," ucap Qanita lalu menyerahkan kembali padanya.

"Hm yaudah, Nit kita pulang sekarang?" Tanya Amran dengan mengamati rintik rintik hujan deras menerpa.

"Bawa payung?" Tanya balik Qanita.

"Nggak, tapi mumpung hujannya gak terlalu gede, keknya hujannya bakal lama. Ntar kita dirumah nenek dulu aja," timpal Amran yang sudah membuka jaketnya.

"Mending disini dulu, insyaa Allah gak lama hujannya," balas Qanita seraya menerawang pemandangan hujan didepannya.

"Oke deh. Nit?!" Lirih Amran lagi.

"Kenapa?" Tanya balik Qanita.

.

.

.

.

.

.

Assalamualaikum ya akhy ya ukhty !
Astaghfirullah author malah nyanyi :v
Balik lagi dengan sang Qanita bersama Amran menerawang kebersamaan bintang. Eeaa author gaje :)

Baiklah pertama tama saya ucapkan puji syukur kehadirat Allah swt yang telah melimpah anugrahkan rezeki dan kehidupan yang baik bagi saya dengan teman teman. Kali ini saya hendak menerangkan tentang....
Astaghfirullah author kenapa si malah pidato segala 😭

Oke sekarang serius nih ya.
Eh apa serius? Mau diseriusin sama Amran? Or Azwar? Or Reza?
Santuy yg berminat silahkan hubungi sang author tercintah.

Author gaje!! Ketularan virus Kinara nih, hrus dibasmi emang.

Kinara: woy elah napa bawa bawa gw thor? Gw salah apaan coba?
Author : suka suka gw lh.

Oke gaess mulai sekarang.
Autgor mohon minta bantuan pada semuanya.

Mau nextt? Spam coment sama vote 50 😭😭 pliss elah author btuh bgt suported kek dia gitu.  Minimal viewsnya 100 lahya 😭😭.

Eh dia, canda dia. Haha apaan si dia dia kgk ada juga yang ada disamping author hanyalah guling seorang wkwk.

Oke author bnr² ketularan virus Kinara sama Mayra.

Tpi bnr nih ya, pasti nih ada yang sama kek author selalu ditemani oleh sang guling dan tembok yang selalu ada. Eeaa gaya bgt author ngomongnya, minta digoreng tuh keknya.

Dahlah capek bgt author.
Ily gaes mksi ya dh baca and gitu hehe.

Garut, 29 Juni 2021
_Nblaasyfaa🍂
Instagram : Nblasyfa02

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 117K 60
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
7.4M 227K 46
Beberapa kali #1 in horror #1 in thriller #1 in mystery Novelnya sudah terbit dan sudah difilmkan. Sebagian cerita sudah dihapus. Sinopsis : Siena...
531K 26K 73
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
664K 8.8K 24
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+