Cinta Neslia (End)

By neslia_

3.8K 642 604

FOLLOW SEBELUM BACA tidak ada deskripsi Karya : @neslia_ @kivant_ozberk ___________________ HIGH RANK #16 i... More

1
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27
28.
29
30
31
32
34
35
36
37
38
39
40
41
42. melahirkan
43. Pelakor
44. ending

33

58 8 0
By neslia_

Happy reading

||

Satu bulan sudah berlalu pernikahan Kenant dan Nesa sudah siap untuk dilaksanakan. Tinggal menunggu dua hari lagi hari yang sakral itu akan terlaksanakan.

Pernikahan itu seharusnya terlaksana dari beberapa minggu yang lalu tapi karena ada kendala terpaksa harus di tunda.

Setelah beberapa kali menolak untuk menikah akhir nya Nesa pasrah. Mamanya juga sudah berulang kali mengancam dirinya buat menikah.

Semua ini Nesa lakukan semata-mata buat nenangin mamanya. 'Tak apa kalau dia terluka dengan semua ini yang pasti ia bisa melihat mamanya bahagia.

Walaupun dia menikah dengan Kenant, tapi hati dia tetap buat Kivant seorang.

Pernikahan ini sengaja di percepat karena keinginan Kenant. Doruk mengusulkan pernikahan ini setelah Kivant pulih.

Akan tetapi dengan segala cara Kenant membujuk Doruk hingga dengan terpaksa Doruk menyetujuinya.

Sedang Kenant dan Nesa mempersiapkan segala hal untuk pernikahan mereka, Kivant belum juga sadarkan diri dari kecelakaan satu bulan yang lalu.

Ia masih terbaring lemah tanpa ada perkembangan sedikit pun.

Dokter sudah menyarankan agar Kivant di bawah ke rumah sakit yang ada di Tokyo, Jepang di sana perlengkapan yang Kivant butuhkan semua ada.

Namun dari pihak Kivant belum bisa melakukan itu sebab masih sibuk dengan pernikahan Kenant.

Semua sibuk tanpa memperdulikan kondisi Kivant yang makin hari kian memburuk.

"Nes, melamun aja dari tadi," ujar Klara teman kuliah Nesa.

Saat ini Nesa sedang berada di kampus untuk mengisi jam kuliah dia hari ini.

"Ngagetin aja."

Nesa tersenyum hangat pada Klara.

"Ada masalah?"

"Nggak ada kok."

"Masa? Nggak kaya biasanya lo kek gini. Biasanya kan lo ceria."

"Biasa aja tuh. Mungkin kecapean aja makanya malas ngapa-ngapain."

"Yakin?"

Nesa mengangguk.

"Btw dengar-dengar dua hari lagi lo nikahan ya sama Ken?"

"Tau dari mana?"

Tentu Nesa kaget mengetahui Klara tau pernikahan dia dan Kenant pasalnya ia tidak pernah membeberkan hal ini ke siapa pun.

"Elah semua orang juga pada tau kali kalau lo bakal nikah sama Ken."

"Kok bisa?"

Klara mengambil ponsel miliknya membuka Instagram lalu menunjukkan sebuah foto pada Nesa.

Nesa membulatkan matanya. Foto itu adalah gambar dirinya yang sedang menggunakan gaun pengantin.

Kemungkinan ada seseorang yang sengaja memotret dirinya saat sedang fitting baju pengantin yang akan ia kenakan nanti.

Nesa mengembalikan ponsel Klara. Nggak tau lagi apa yang harus ia katakan.

Jujur saja ia tidak mau pernikahannya ini bocor ke anak-anak kampus.

"Nes, di panggil calon suami tuh," ujar Doni.

Nesa yang sedang termenung kaget. Ia menoleh ke arah Doni.

"Apa?"

"Di panggil Kenant, dia nunggu lo di depan."

Tanpa menjawab Nesa bangkit dari duduknya lalu pergi menemui Kenant.

Teman satu kelas Nesa hanya men-cieeee dirinya. Nesa tidak nyaman dengan itu namun mau gimana lagi semua sudah terjadi.

"Kenapa?" tanya Nesa to the point.

"Kantin yok, kan kelas lo kosong," ajak Kenant.

"Malas."

"Ih kok gitu sih, Nes," ujar Kenant cemberut.

"Ya gue males mau gimana lagi."

Nesa hanya dapat memutar bola matanya malas. Makin hari sikap Kenant makin menyebalkan bagi Nesa.

"Nggak ada penolakan!"

Kenant menarik tangan Nesa paksa.

"Lepasin gue!"

Nesa menaikkan suaranya.

"Lepasin gue, Ken." Nesa terus memberontak. Namun 'tak  dihiraukan Kenant.

Karena kesal Nesa menginjak kaki Kenant keras.

"Awwww."

Lengah. Nesa melepaskan genggaman itu.

"Lo itu kenapa sih, hah?!! Bisa nggak sih lo nurut ama gue!!" teriak Kenant kesal.

Selalu saja gitu. Kapan baru bisa nurut. Di ajak ke dini nggak mau, di tawarin ini nggak mau. Maunya apa coba? Dasar cewek!

"Nggak! Lo tau itu."

Nesa ingin meninggalkan Kenant tapi lagi-lagi langkahnya terhenti sebab Kenant menarik tangan nya.

Menatap tajam Nesa dengan penuh amara.  Bisa-bisa nya Nesa mempermalukan nya di depan banyak orang.

Ya salah lo lah ngapain maksa Nesa.

"Apa?!"

Bukannya takut Nesa malah membalas tatapan tajam itu.

Orang-orang yang menyaksikan itu bingung. Bukannya mereka akan married tapi kok sikap tidak menunjukkan kalau mereka saling menyukai.

"Ikut gue!"

Kenant menarik tangan Nesa membawanya ke tempat sepi yang hanya mereka berdua di sana.

Ia tidak mau orang-orang tau masalah dia dan Nesa.

Kenant membawa Nesa ke rooftop kampus menghempaskan tubuh Nesa pada kursi yang sudah tersedia di sana.

"Lo kenapa sih, kok jadi kasar gini sama gue?"

Nesa menatap Kenant bingung nggak biasanya Kenant sekasar ini padanya.

Kesambet jin tomang kali canda tomang.

"Sikap gue tergantung sikap lo! Kalau lo membatah sama gue, gue nggak akan segan-segan kasar sama lo."

"Hei, kita belum nikah tapi lo udah ngatur-ngatur gue kaya gini gimana kalau udah nikah nanti."

Keduanya sudah tersulut emosi.  Sama-sama tidak mau mengalah.

"Nurut atau gue kasar?!"

"Nggak mau dua-duanya!"

Sama-sama keras ya nggak bisa selesai.

Hampir saja satu tamparan melayang di pipi Nesa untungnya Kenant masih bisa menahan emosinya.

"Kenapa? Mau nampar gue? Ayok tampar kenapa berhenti? Tampar gue, Ken tampar!"  teriak Nesa tepat di depan wajah Kenant.

Entah angin dari mana tiba-tiba air mata yang sedari tadi Nesa tahan menetes.

"Lo bukan Kenant yang gue kenal. Lo orang lain. Kenant nggak pernah kasar sama gue. Gue benci sama lo."

Setelah mengatakan itu Nesa berlari meninggalkan Kenant yang masih termenung di tempatnya.

"Arggg!"

Kenant meninju tembok dengan bruntal.

Ini di luar dugaannya.

"Apa yang gue lakuin? Gue udah nyakitin Nesa," sesalnya.

Tangannya sudah berdarah saking bruntal nya dia meninju tembok.

Penyesalan selalu datang belakangan.

_______

"Om, gimana keadaan Kivant?" tanya Stevani.

Stevani adalah anak dari sahabat Doruk. Dia sudah satu bulan lamanya berada di Indonesia. Stevani lahir di Indonesia, tapi sejak kecil ia tinggal di London.

Awal kedatangannya ia tidak pandai bahasa Indonesia tapi setelah belajar akhirnya ia bisa walau sedikit.

"Tiada perkembangan," jawab Doruk.

Wajahnya menunjukkan kekhawatiran.

"Om yang sabar ya, Kivant definitely get better," ujar Stevani menyemangati.

"Makasih ya, Stevani. Om nggak tau harus apa kalau nggak ada kamu di sini."

"Om tenang aja Stevani bakal terus di sini jagain Kivant kok."

Stevani tersenyum ramah.

Sudah lama dirinya tidak bertemu Kivant. Terakhir waktu ia tidak sengaja berjumpa Kivant di mall Jepang lima tahun yang lalu saat dirinya berlibur di sana.

Stevani menatap Kivant dalam ia 'tak menyangka ternyata Kivant akan mengalami semua ini.

Tujuan ia datang ke Indonesia ingin melihat Kivant eh malah di diperlihatkan Kivant yang terbaring lemah kek gini.

"Kiv, wake up, don't you miss me?" Stevani menggenggam jari Kivant menyatukannya dengan jari miliknya.

"If you realize later I promise, we'll go around the city of Jakarta, We will have fun."

Betapa indahnya jika semua itu terjadi. Berjalan berdua menikmati indahnya kota Jakarta sambil bergandengan tangan.

Stevani tertawa hambar membayangkan semua itu.

"What am I thinking! There's no way Kivant wants to go with me."

Setelah puas berbincang dengan Kivant lebih tepatnya bicara sendiri, Stevani keluar untuk mengisi perutnya.

Doruk sudah pamit sedari tadi sebab ada keperluan mendadak.





Tbc____



Semoga suka. Jangan lupa vote dan komennya ❤

Continue Reading

You'll Also Like

2.9M 279K 41
just Brothership, Not BL / Homo Alvian namanya, bocah 15 tahun yang tiba-tiba terbangun di tubuh bocah 10 tahun, si kecil dengan mulut pedas nya yang...
54.7K 4.6K 18
⚠️❗ WARNING ❗⚠️ cerita bromance / brothership ⛔ gak suka, skip aja, gak usah baca Haechan x nct 127 . Tertanda Sayap Kiri . "Di ujung perjalanan kkn...
1M 102K 32
#brothership #homo #gay JANGAN SALAH PLEASE !! BACA TAGAR !! JANGAN BERISIK DI KOMENTAR ! PASSATO yang berarti masa lalu Di saat kepercayaan di dala...
806K 80K 31
Tentang ia yang hanya bayangan di keluarga nya, tentang ia yang harus di paksa kuat oleh keadaan, dan tentang ia yang harus bisa tegar di saat semua...