YOUNG PAPA

By TintaTiway_

26.4K 5.6K 6.9K

Young Papa [SeulYong] COMPLETED "Maaf gi." "Ngga ada gunanya juga minta maaf, semua udah terjadi. Impian gue... More

prolog
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
SPESYAL CAST
21
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
epilog
ekstra chapter 1
ekstra chapter 2

22

382 108 132
By TintaTiway_

Seperti terkena tusukan benda tajam yang aku rasakan saat ini
bukan hanya sekedar sakit
lebih dari itu aku merasakannya



<•>

"Hay, maaf lama tadi di belakang. Teman kamu udah pada datang ya sayang?"

Deg!

Baru Seulgi mau membuka suara, tiba tiba mulutnya kembali terkatup melihat siapa teman Taeyong yang baru datang dari kamar mandi, dan ya teman dari suaminya itu dengan terang terangan duduk dan menyenderkan kepalanya di pundak Taeyong yang membuat Seulgi ingin mengeluarkan air matanya. Namun, untuk kali ini Seulgi tidak boleh terlihat cengeng. Ia harus tersenyum dan ia tak mau dianggap rapuh.

Dengan melihat Taeyong tampak bahagia dengan gadis yang duduk disampingnya, Seulgi semakin yakin dan mantab untuk pergi meninggalkan tanah air ini. Toh juga laki laki didepannya sudah ada yang ngurus.

Wanita itu tersenyum, tepatnya tersenyum miring ke arah Seulgi."Halo, apa kabar kak? Udah lama ya kita ngga ketemu?"

Lucas ikut tersenyum. "Halo juga, oh ternyata udah lama ga ketemu tapi Lo masih aja ya belum laku laku."

"Bukan ga laku ya, gue tuh setia sama satu nama aja."

"Setia tapi pake cara ular, dih murahan banget sih itu cewek."

"Lucas!" Tegur Taeyong sambil menatap tajam manik Lucas.

Sungguh, memang dengan tidak bertemu dua hari saja seorang laki laki yang orang orang bilang mempunyai sifat penyayang dan setia pada pasangannya bisa berpaling dan melupakan istrinya begitu saja. Apalagi yang ia lakukan sekarang, membentak orang lain didepan istri sah nya demi membela wanita lain yang jelas jelas hanya orang asing.

"Udah, karena gue juga males lama lama di sini buat nunggu yang lain, gue aja deh yang ngomong," Doyoung angkat suara setelah berfikir kalau Lucas yang menyampaikannya malah akan semakin lama ia berhadapan dengan wanita murahan itu.

"Ya buruan, dari tadi mau ngomong ga jadi jadi."

"Santai dong Tae, gini nih. Salah satu anggota COGAN CECAN, ada yang mau studi di luar negeri juga, jadi kita bukan hanya jauh sama Wendy, tapi satu diantara kita juga akan ikut pergi ke negeri tetangga untuk kuliah."

Taeyong memutar bola matanya malas, ia sudah tau akan hal itu, toh juga Lucas tadi sudah sempat ngomong, namun siapa diantara mereka yang mau pindah? Doyoung kah? Atau mungkin Lucas?

"Hem, iya iya gue tau. Terus, ini siapa yang mau pindah?" Taeyong menaikkan alisnya, ia juga sedikit menegakkan tubuhnya.

"Kak Doy ya yang mau kuliah ke luar negeri? Mau kemana? Weh, kak Seulgi udah ga ada yang belain lagi dong kalau gitu," sahut gadis di samping Taeyong sedikit semangat, wajahnya juga berbinar dan kelihatan senang mendengar kabar itu.

Lucas merasa kesal pada gadis itu, padahal tak ada yang mengajaknya berbicara namun ia seenaknya aja ikut menjawab. "Dih emang kenapa kalau Doy ke luar negeri? Disini masih ada Lucas kali yang jagain Seulgi, toh juga kalau sama gue pasti ini anak ketawa mulu, ga akan lah gue sakitin."

"Weh bagus dong, kalau gitu makin banyak deh kesempatan gue hidup bareng kak Taeyong."

"Lah, PD amat. Emang si Taeyong mau sama lu ha? Yang ada dia malu sama sifat ULAR Lo!" balas Lucas lagi sedikit menekan kata ular.

Brak

Taeyong menggebrak meja, ia merasa muak dengan adu mulut kedua orang itu. "Udah, kenapa malah jadi ribut sih. Ini jadinya siapa yang mau kuliah di luar negeri?"

"Gue."

Hening, seketika tatapan tertuju pada Seulgi yang kini tengah menundukkan kepalanya. Air mata yang sudah ia bendung rapat rapat akhirnya tumpah juga. Mengalir deras di pipinya yang sedikit gembul dan menetes begitu saja.

"Gue yang mau pergi, udah lama gue dapat tawaran beasiswa itu, tapi gue sadar gue disini banyak urusan yang belum gue selesaikan harus ikut coass lah, harus uji sertifikasi juga. Dan ya, gue udah selesaikan itu semua. sekarang gue yakin untuk pergi dari sini. Gue akan balik setelah gue jadi dokter nanti," lanjutnya setelah menyeka air matanya, Seulgi berdiri dan mengalungkan tasnya di pundaknya kembali.

Sebelum benar benar melangkah, ia menatap ke arah suaminya yang kebetulan juga tengah menatapnya sendu ke arahnya. "Gue berangkat secepatnya, dan gue harap Lo bisa datang ke rumah ayah besok pagi. Gue pamit."

Seulgi benar benar melangkahkan kakinya keluar dari cafe itu, begitu pula kedua bodyguard setianya. Di mobil, Doyoung dengan penuh sayang memeluk tubuh adiknya yang tengah terluka. Ya memang belum ada di antara Seulgi dan Taeyong yang mengajukan gugatan cerai, namun tetap saja yang namanya perpisahan pasti akan membawa berbagai macam kenangan dan luka.

"Kak, kalau besok Taeyong ga jemput Yuna. Aku mohon kak Doy jagain Yuna ya?

Doyoung mengangguk. "Pasti gi, tapi gue tetep yakin Taeyong akan jagain anaknya."

Mengingat Yuna yang tidak bisa jauh dari ayahnya, Seulgi memutuskan agar Yuna tetap di Indonesia bersama keluarga juga Taeyong yang berstatus sebagai suami juga ayah dari anak anaknya.


Cklek

Yoona dan Siwon yang kebetulan masih menikmati sinetron di ruang tengah itu menyambut kedatangan putrinya dengan berbagai pertanyaan menginterogasi, entah memang mereka benar benar peduli, atau hanya ingin tau.

"Gi, Taeyong ga ngizinin kamu pergi kan nak?"

Seulgi mengambil nafas panjang, kaki jenjangnya membawanya mendekat lalu terduduk dengan posisi memeluk pinggang bundanya. "Huh, dia ga peduli Bun."

"Dasar anak ga tau diri! Kurang aja banget dia mempermainkan keluarga Choi," geram Siwon, seseorang yang jarang menampakkan kemarahan didepan anaknya kini ia tak bisa mengontrol semua.

"Udah lah ya, Seulgi ga apa apa. Seulgi akan berangkat malam ini juga yah, jadi  Seulgi titip Yuna ya sebelum Taeyong datang menjemputnya."

"Ga, Yuna ikut bunda dirumah. Bunda yang akan jaga Yuna, ga akan bunda biarin Yuna ikut ayah brengseknya itu," sahut Yoona tak terima, bagaimanapun juga ia tak mau kalau cucunya sampai kenapa napa tinggal bersama nenek yang ga pernah mau menerimanya.

"Taeyong sayang Yuna, Seulgi yakin dia pasti akan menjaga Yuna. Percaya sama Seulgi ya Bun," Seulgi mengusap lembut punggung Yoona, tak lupa juga mengecup singkat pipi bunda kesayangannya sebelum beranjak pergi.

Yoona hanya terpaku menatap punggung Seulgi yang mulai menghilang, tak disangka anaknya akan pergi ke negeri tetangga tanpanya. Meski hatinya belum rela, namun biar bagaimanapun keputusan yang diambil anaknya, ia yakin pasti Seulgi udah memikirkan dampak akhirnya.

Di lantai dua, Seulgi sudah menidurkan kedua putrinya yang sempat ia tinggalkan setengah hari ini. Ia mengangkat Yuna ke gendongannya sebelum ia melepaskan anak sulungnya bersama ayahnya. Ia sebelumnya sempat berpikir bahwa ia bersifat tidak adil pada Yuna yang tega ia tinggalkan di sini, namun ia juga tidak bisa membawa keduanya ke sana.

"Sayang, maafin bunda ya? Bunda janji bunda akan cepat pulang dan main sama Yuna lagi, Yuna jangan nakal ya sama ayah, Yuna harus jagain ayah disini, tunggu bunda pulang sayang," air matanya tumpah untuk yang kesekian kalinya, ia mencium kening Yuna berkali kali sebelum ia benar benar meninggalkan anaknya malam ini.

Dengan air mata yang masih membasahi pipinya, Seulgi melangkahkan kakinya dan mendudukkan dirinya di ujung kasur. Ia masih setia memeluk erat tubuh Yuna, berharap tidak terjadi sesuatu yang terjadi ketika ia tidak bisa menjaga anak cantik itu.

Sudah hampir satu jam ia terduduk di posisi yang sama, ia pun mulai perlahan memejamkan mata. Namun, terdengar suara ketukan pintu yang membuatnya kembali membuka lebar kedua matanya.

"Masuk aja, tidak di kunci."

Cklek

Nampak bi Sarmi berjalan dengan raut wajah khawatir, ia duduk bersimpuh di hadapan Seulgi. "Non, izinin bibi buat ikut non ya?"

Seulgi menggeleng cepat, ia menidurkan tubuh Yuna di samping Yura yang sudah bercumbu dengan guling bergambar Tinkerbell. Ikut duduk di lantai lah yang Seulgi lakukan saat ini, tak lupa ia juga memeluk erat tubuh pengasuhnya yang sampai sekarang masih setia mengabdi kepada keluarganya.

"Bi, bibi di rumah gigi aja ya? Kasihan Tae kalau ga ada yang melayani, nanti kalau ada apa apa sama Tae gimana. Lagian bibi juga bisa bantu jagain Yuna di sini."

"Ga non, bibi ikut non ke Singapore aja ya? Bibi mohon non, bibi ga bisa jauh dari non," tentu saja itu bukan alasan bi Sarmi untuk ikut pergi. Wanita paruh baya itu tentu tau semuanya yang terjadi, termasuk Taeyong yang barusan datang ke rumah mengambil barang dengan seorang wanita.

"Bi, Seulgi akan pergi tiga jam lagi, bibi yakin? Nanti kalau suami bini di kampung ...."

"Bibi yakin, semua barang non, non Yura, dan barang saya sudah siap di mobil non," potong bi Sarmi setelah tau akan kemana arah pembicaraan Seulgi

Seulgi yang tahu kalau bi Sarmi sudah menyiapkan semua hanya bisa menghela nafas pasrah, ia akhirnya mengangguk dan setuju agar bi Sarmi ikut dia ke Singapura. "Ya udah bi, makasih udah mau temenin Seulgi."

Jam dua dini hari Seulgi sudah siap untuk menuju bandara, kebetulan penerbangan paling cepat setelah pembelian tiket kemarin ya malam ini. Ia membiarkan Yura berangkat dengan masih memakai piyama tidur karena ia tak tega untuk membangunkan anak itu.

Sebelum benar benar keluar, ia lagi lagi mencium setiap inci wajah Yuna, ia pasti akan selalu merindukan wajah dan tubuh Yuna yang lebih gembul dibandingkan tubuh Yura, cerewet nya anak itu, dan ya manjanya anak itu saat rindu pada ayahnya ketiga Taeyong kerja di luar kota.

Tangannya terulur mengusap pipi gembul Yuna. "Tumbuh baik baik ya cantiknya bunda, bunda akan cepat menemani Yuna main lagi."

Sebelum air matanya keluar, ia buru buru pergi meninggalkan kamar dan segera turun untuk menyalimi tangan orang tuanya. Dan ya, ternyata tak hanya kedua orang tuanya saja yang ada disana, ada orang tua Doyoung, juga semua sahabat Seulgi juga hadir disana.

Irene dengan sigap berlari memeluk Seulgi yang baru saja sampai di lantai satu. Gadis itu terisak, sama halnya dengan Yeri yang juga ikutan memeluk Seulgi. "Gi, Lo kok juga tega sama kita, Wendy pergi, dan sekarang Lo juga ikutan pergi. Gi, gue ga mau Lo tinggalin gini."

"Iya gi, Lo kok jahat banget, kita udah janji berjuang dan sukses berempat gi, Lo malah ikutan ingkari janji kita," Yeri menyahut ucapan Irene.

"Maaf girls, gue ga maksud ingkar janji. Kalian tau kan tawaran ini berharga banget buat gue, gue juga ga akan bisa hidup disini kaya gini, gue rapuh girls."

"Gi, Taeyong mah lupain aja. Disini kan ada kita kita," Winwin mendekat dan ikut berpelukan bersama ketiga gadis disana."Lo ga boleh hancur hanya karena laki laki brengsek itu gi, Lo harus kuat!"

Lucas berlari dan ikut serta dalam acara berpelukan disana. "Ututut, ikut pelukan juga."

Mengingat waktu juga semakin mepet, Seulgi melepaskan pelukannya yang membuat semua sedikit agak menciptakan jarak. "Guys, makasih udah sempetin datang malam malam demi gue...."

"Gila gi, perjuangan keras buat jemput tuh dua cabe kesini, berasa mau ambil anak di kandang macan tau," Jaehyun yang dari tadi hanya menyimak kini membuka suaranya.

"Tau tuh, udah ga diizinin sama Mak Babe nya, tetep aja maksa ikut," sewot Doyoung.

Irene mendengus kesal, biar bagaimanapun ini juga pertemuan terakhirnya sebelum Seulgi berangkat ke Singapore. "Ya kan besok gue ga bisa pelukan kaya tadi sama adek gigi."

"Iya, makasih buat kalian semua. Gue titip Yuna ya? Bantuin Taeyong jaga dia, kalau dia kesepian, tolong sempatin waktu buat main juga sama dia."

"Yaelah gi, pasti lah. Kalau Lo minta gue jadi ayah sambung Yuna juga gue siap kok," Lucas menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Dasar," Seulgi mengetuk kepala Lucas keras sebelum berjalan menghampiri dan memeluk orang tuanya. "Ayah, Bunda. Seulgi titip Yuna sebelum ia sama ayahnya ya? Seulgi juga minta tolong, ayah jangan pecat Tae, Seulgi ga mau Yuna menderita."

"Iya nak, kamu tenang aja. Yuna pasti baik baik aja, kamu juga jagain Yura baik baik ya gi?" pinta Yoona dan diangguki oleh Seulgi.

Seulgi beralih pada Minho dan Yuri. "Mami, Papi. Kalau kak Doy nakal, ntar bilangin ke gigi aja. Oh ya, ntar kalau dia udah bawa cewe balik, kabari gigi juga ya?"

"Iya gi, nanti mami kabari kamu. Jaga diri sama Yura baik baik ya? Jangan sampai kelelahan."

Seulgi hanya mengangguk, ia berjalan menuju mobil dan berangkat ke bandara diantar Doyoung juga Lucas. Biasa lah bodyguard dadakan juga kesayangannya.

Irene dan Yeri langsung pulang ke rumah Irene dengan jalan kaki, toh rumahnya juga masih satu komplek. Sedangkan Jaehyun, ia pulang dengan Winwin karena hari semakin pagi dan ya besok ia ada kelas pagi juga.

Dan saat itu juga, ada dua mata yang melihat semua kejadian dari awal sampai akhir. Ada keinginan di dalam hatinya untuk ikut mengantar dan mengucapkan selamat tinggal pada Seulgi, namun otaknya berkata lain, ia malah menghidupkan mesin mobilnya dan melaju cepat kembali ke rumah.






















































TBC
____________________________________

Duh, Eka ga pinter buat konflik ternyata

Hahahaha, ga nyambung biar lah ya

Diketik 2000 kata

See you later

Ig@ekcahytihh

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 129K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
48.5K 5.4K 19
"hei kau! iya kau pria cantik di sudut sana yang bernama Oh Sehun!, jadilah kekasih ku!!" -Kim Kai- "dasar bodoh" -Oh Sehun- Warn : HunKai, KaiHun (...
271K 27.5K 34
❝ pokoknya bapak harus tanggung jawab kalau saya hamil nanti! ❞ ; alternate universe ft. jaehyun lowercase, bahasa non-baku status: discontin...
89.2K 9K 41
[Follow sebelum membaca] Judul Awal : Bocah Gimana rasanya dinikahin sama bocah yang manjanya minta ampun? "gue itu istri lo atau baby sitter lo sih...