YOUNG PAPA

Od TintaTiway_

26.4K 5.6K 6.9K

Young Papa [SeulYong] COMPLETED "Maaf gi." "Ngga ada gunanya juga minta maaf, semua udah terjadi. Impian gue... Více

prolog
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
16
17
18
19
20
SPESYAL CAST
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
epilog
ekstra chapter 1
ekstra chapter 2

15

566 111 153
Od TintaTiway_

Meski perhatianku tak ada apa apanya
dibanding kecerobohanku
namun, aku berjanji akan berusaha
memperbaiki semuanya


Lima bulan telah berlalu, kini kandungan Seulgi sudah masuk usia delapan bulan. Kehidupan pasangan itu masih selalu sama seperti yang sudah berlalu. Ada cekcok, Tiffany yang semakin menggila, dan sikap Taeyong yang semakin was was terhadap kondisi Seulgi. Perut Seulgi semakin membesar dan membuat ia semakin sulit untuk bergerak, jadi ia hanya bisa menghabiskan waktu di apartemen.

Seulgi merasa lelah, padahal dari tadi ia hanya duduk di sofa sambil minum susu. Namun, kaki dan badannya justru malah sakit. Ia melihat bi Sarmi yang sedang sibuk dengan sayuran di dapur, namun matanya justru lebih tertarik pada tumpukan piring bekas makan semalam. Ia memang melarang bi Sarmi untuk nyuci piring di malam hari, kasihan juga kan pasti dingin.

Ia beranjak dari duduknya dan berjalan menuju wastafel yang terdapat kurang lebih delapan piring dan empat gelas disana, ia menyalakan kran dan mengambil busa pencuci lalu memulai dari piring terlebih dahulu.

"Loh non, biar bi Sarmi aja yang nyuci. Nanti kalau bibi dimarahi pak Taeyong gimana," bi Sarmi berlari menghampiri Seulgi yang memaksakan diri untuk mencuci piring.

"Ga apa apa bi, toh masa Seulgi di rumah ngga ngapa ngapain. Mau kuliah, Taeyong udah ngotot biar libur dulu."

"Itu tandanya pak Tae sayang sama non,  ngga mau non kecapekan."

"Tapi kan bi...."

"Udah non, sekarang mending non bangunin bapak dulu, biar bibi yang siapin semua."

Seulgi menepuk jidatnya kasar, bisa bisanya ia lupa membangunkan suaminya tidur. "Lah iya Bi," ia berlari menuju kamar.

"Jangan lari lari non, aduh itu perutnya," ujar bi Sarmi dengan raut wajah sulit diartikan. "non lagi hamil gede! Hati hati non."

Cklek

Seulgi membuka pintu kamar, matanya tertuju pada seluruh sudut ruangan. Namun, ia tak menemukan siapa siapa disana. Apa mungkin Taeyong sudah bangun dan sedang mandi sekarang.

Grep

Seulgi terkejut saat tiba tiba ada yang mendekap tubuhnya dari belakang, bau sabun dan tetesan air dari rambut Taeyong membuat Seulgi mendengus dan melepaskan secara paksa pelukannya.

"Keringin dulu! Jadi basah kan ini lantai."

"Aku buru buru, tolong dong kamu yang keringin," Taeyong menyodorkan handuk kecil yang ia bawa barusan dan membuat Seulgi memelototkan matanya. "apa? Kan kamu yang buat aku kesiangan."

"Ck, iya iya," Seulgi menarik paksa handuk putih itu lalu mengusap secara perlahan rambut suaminya. "nih udah kering, tinggal dirapihin dikit pasti udah ganteng."

"Makasih bunda," gemas Taeyong sambil menundukkan kepalanya sejajar dengan perut buncit Seulgi, ia juga mengecup lama perut istrinya.

"Geli Tae!"

"Ya udah sini aja deh, biar ga geli," Taeyong menegakkan tubuhnya lalu mencium dan sedikit menghisap leher Seulgi hingga sang empu merintih kesakitan. Melihat itu, Taeyong terkekeh ia beralih mengecup singkat bibir Seulgi.

Chup

"Ayah pamit kuliah dulu ya sayang."

"Nakal kamu Taeyong!"

"Tapi suka kan kamu?" tanyanya sambil menaik turunkan alisnya.

"Suka apanya? Orang  mah kalau dihisep ya sakit gini."

"Iya deh, bunda ngambek lagi kan. Kalau gitu aku berangkat aja lah," ucapnya sambil membalikkan badannya berjalan menuju meja kerja.

"Ga mau sarapan dulu? Apa mau aku buatin bekal?" tanya Seulgi sambil membenarkan lengan baju Taeyong.

"Ga usah bunda, aku langsung berangkat aja."

Taeyong mengambil kunci mobil serta tasnya di meja kerja lalu berjalan keluar meninggalkan Seulgi yang masih mengusap bekas hisapannya itu, ia sedikit terkekeh saat itu. "Babay sayang."

Taeyong berjalan hingga langkahnya terhenti di depan pintu lift, ia memencet tombol disana dan menunggu hingga pintu lift terbuka. Dan betapa terkejutnya saat melihat Jennie yang juga menatapnya dengan wajah sedikit ketakutan.

"Eh hay Tae," sapa Jennie.

"Mau ngapain Lo disini? Lo ngga sekolah. Ingat, Lo udah kelas dua belas."

Jennie sedikit mendelik mendengar pertanyaan dari Taeyong, ia menggaruk keningnya yang tidak gatal juga masih menampakkan senyum canggungnya.

"A aku mau jemput temen, iya temen."

Mata Taeyong sedikit memicing, ia menatap intens ke arah Jennie. "Mau ngapain jam segini jemput temen? Bukanya Choi school biasa masuk pukul tujuh ya? Ini udah lewat."

"I iya, kami mau persiapan pensi. Jadi gue duluan ya," Jennie langsung melangkahkan kakinya meninggalkan Taeyong namun tangannya berhasil dicekal oleh Taeyong.

"Jangan berani macam macam sama anak istri gue!"

Ting tong, ting tong

"Biar aku aja yang buka bi," ujar Seulgi saat melihat bi Sarmi ingin berlari membuka pintu.

Cklek

"Hay," sapa orang itu sambil tersenyum lebar.

Seulgi menggeleng gelengkan kepalanya, ia meneguk silvanya susah. "Je Jennie? Kamu ngapain kesini?"

"Aku mau main kak, emang ga boleh?"

Lagi lagi Seulgi dibuat bingung dengan tingkah Jennie yang mendadak jadi lembut. "Oh, iya boleh. Ayo masuk."

Seulgi mempersilahkan Jennie duduk di sofa ruang tamu, ia mengambilkan cokelat panas dan beberapa cemilan untuk Jennie. "Jennie, bukanya kamu harus sekolah ya?"

"Aku diizinin Bu Yuri untuk kesini kak. Kan bulan depan ada acara pensi nih, aku ada duet sama Jisung, dan aku lupa gerakan kakak malam itu. Jadi aku minta tolong ajarin aku ya kak?"

Bukanya tidak mau membantu, tapi bagaimana caranya Seulgi mengajari Jennie gerakan dance kalau dia sendiri saja masih dalam keadaan susah untuk bergerak. Tapi, kalau dia nolak, Jennie pasti akan kecewa padanya.

"Um, iya nanti kakak ajarin. Itu diminum dulu gih," ucapnya, dengan senang hati Jennie langsung meminum cokelat panas yang ada di gelas itu.

"Kakak udah mau lahiran ya?"

Seulgi mengangguk. "Iya, udah delapan bulan juga, paling tinggal ngehitung hari hehe."

"Oh, ga sabar ya kak pasti."

"Iya nih, pengen buru buru lihat dia datang," balas Seulgi lalu mengusap lembut perutnya. "oh ya, bi! Tolong siapin kaset di ruang dance ya?"

"Ngomong ngomong, mereka cewe atau cowo kak?"

Seulgi tersenyum manis ia sedikit menggelengkan kepalanya. "Besok pasti kita tau, sengaja biar suprise aja." Jennie hanya ber oh saja, lalu ia meminum cokelat panas buatan Seulgi.

Setelah hampir sepuluh menit mengobrol, Seulgi mengajak Jennie menuju ruang dance dan memulai dengan pemanasan disana. Sudah lama juga tidak melakukan dance, ia sangat bersemangat sekali latihan kali ini.

"Biar aku yang mulai hitung ya?" tanya Seulgi yang diangguki Jennie sebagai jawaban.

Seulgi mulai menghitung dan menggerakkan tubuhnya. Ia tak selincah dulu, jadi ia agak sebal sih.

Jennie sendiri mengikuti gerakan Seulgi dari belakang, ia senang bisa belajar saat ini. Toh nanti ia tidak akan dibanding bandingkan dengan angkatan Seulgi yang memang semua hebat dalam dance.

"Kamu hebat loh jen, baru latihan sekali langsung hafal."

"Hahahaha, kak Seulgi lebih hebat dari aku. Gimana kalau latihan sekali lagi?"

"Boleh kok, sampai kamu benar benar bisa."

"Serius kak? Wah makasih."

Dua kali mencoba akhirnya Jennie sudah hapal, Seulgi bangga bisa membagi ilmunya. "Kalau udah hafal, ayo kita coba duet. Biar aku yang jadi cowoknya," ajak Seulgi selesai meminum es nya.

"Boleh kak."

"Kita mulai dari awal ya?"

Musik kembali diputar, kedua wanita itu kembali kalut dalam tarian mereka. Melenggak-lenggok menggerakkan tubuhnya dengan lincah meski sedikit terganggu oleh perut buncit Seulgi.

Bruk

"Aw shah shakith tolongh jennh," rintih Seulgi berusaha menahan sakit diperutnya.

Jennie tersenyum miring melihat Seulgi kesakitan disana. "Hahahaha, untung cuma gue jegal. Kalau tadi gue lempar kan ngga lucu."

"Jennh, tolong, shakith."

"ASTAGHFIRULLAH NON, NON KENAPA BISA JATUH? Yaammpun, kenapa pake dikunci non?" bi Sarmi yang mendengar teriakkan Seulgi langsung menghampiri ruang dance, namun sialnya pintu sudah berhasil dikunci oleh Jennie.

Dok

Dok

Dok

"Bukain non!"

"DIAM LO NENEK PEOT! ATAU GUE LEMPAR DARI SINI!" ancam Jennie dari dalam ruangan.

Jennie berjalan mendekat ke arah Seulgi, ia menarik rambut Seulgi kasar. "Ini hukuman Lo udah ngerebut Taeyong dari gue! Udah gue rencanain selama lima bulan untuk ini, dan ya. Berhasil ka?"

"Sha-kit, tolongin gue. Hikh."

"Tolongin buat ngantar Lo sama anak Lo ke neraka?"

Jennie mengeluarkan pisau dari tote bag nya yang membuat Seulgi mendelik. "Jen, jangan jangan gue mohon. Gue janji bakal ninggalin Taeyong, tapi tolong jangan bunuh anak gue. Gue mohon."

"Hahahaha, selamat tinggal Seulgi," Jennie mendekatkan pisau ke leher cantik Seulgi.

BRAKKK

Pintu ruangan terbuka, bahkan hingga ambruk karena didobrak keras oleh Taeyong. Taeyong mengepalkan tangannya, ia tak terima atas perlakuan Jennie terhadap Seulgi. Ia merasa gagal untuk menjaga Seulgi.

"JANGAN LO APA APAIN ANAK GUE!"

pisau itu terjatuh begitu saja, mendadak tangan Jennie melemas. "Tae, Taeyong? Kok Lo bisa disini?"

"Lo kira gue bakal percaya kalau omong busuk Lo ha?"

"Tae, gue ga sengaja."

"Alah, bacot. Harusnya Lo tau kalau istri gue lagi hamil dan bisa bisanya Lo minta dia bantuin Lo buat dance."

"Gue beneran ga sengaja Tae."

Taeyong mendorong kasar tubuh Jennie, ia mengusap lembut rambut Seulgi yang menangis di pelukan bi Sarmi. "Tenang ada aku disini, tahan ya? Demi anak anak kita. Kita ke rumah sakit sekarang."

"Sha-kit Tae, aku ga kuat."

"Kamu wanita hebat, kamu pasti kuat. Kita berjuang bareng bareng buat mereka ya?'

Seulgi hanya mengangguk, ia terkejut saat Taeyong tiba tiba mengangkat tubuhnya dan membawanya keluar apart. "Bi, bibi siapin semua pakaian Seulgi untuk di rumah sakit, dan tolong jagain wanita itu, sebentar lagi teman teman saya datang untuk membalasnya."

"Baik pak."

Sambil menyetir, Taeyong masih setia menggenggam sebelah tangan Seulgi. Ia benar benar khawatir dengan keadaan istrinya saat ini. "Tahan gi, aku tau kamu kuat."

"Hiks, hiks. Maafin aku ngga bisa jaga mereka."

"Shut, bukan salah kamu. Wanita murahan itu yang salah, kamu udah hebat, jadi bertahan ya?"

"Maaf."

"Iya, i love you too."

Sampai di rumah sakit, dengan sigap Taeyong menggendong tubuh Seulgi, ia juga dibantu seorang suster menuju ruangan dokter Taeyeon.

"Dokter, tolong, Seulgi!"

Dokter yang sepertinya baru selesai sarapan pagi langsung beranjak dan panik melihat kondisi Seulgi. "Astaga, kenapa bisa seperti ini?"

"Tolong dok."

"Biar saya yang periksa Seulgi, Taeyong bisa keluar sebentar?"

"Aku mau sama Tae dok, aku mohon," pinta Seulgi dengan nada lirih, Taeyeon pun mengangguk dan mempersilahkan Taeyong menemani Seulgi.

"Kenapa bisa jadi seperti ini astaga, Seulgi kamu tahan sebentar ya?"

Butuh waktu hampir setengah jam untuk memastikan kondisi si kembar, dari detak jantung, nafas, hingga fisik mereka. Tak lupa, Taeyong juga selalu berusaha membuat Seulgi nyaman agar sedikit membantu mengurangi rasa sakit yang wanita itu rasakan.

"Kamu kuat gi!"

"Taeyong, bisa bicara sebentar?" tanya dokter Taeyeon setelah selesai memeriksa kondisi Seulgi.

"Bisa dok," jawabnya. "gi, aku bicara sama dokter sebentar ya?" tanyanya sambil mengusap dan mengecup puncak kepala Seulgi.

Taeyong duduk di meja ruangan dokter Taeyeon, dapat dilihat wajah dokter yang sangat tegang, seperti ada sesuatu yang benar benar serius ingin disampaikan.

"Baik Tae, kandungan Seulgi mengalami kontraksi hebat, dan kalau tidak segera ditangani, salah satu dari kedua anak kamu akan mengalami kecacatan, jadi...."

Taeyong cukup terkejut, bahkan ia segera memotong ucapan dokter. "Lakukan apapun demi mereka dok."

"Iya Tae, untuk menghindari itu, saya sarankan Seulgi untuk operasi secepatnya, karena kalau tidak...." lagi lagi ucapannya terpotong begitu saja oleh Taeyong.

"Lakukan apapun yang terbaik demi mereka dok!"

"Baiklah, saya akan menyiapkan operasi Seulgi secepatnya."











































TBC
_________________________________________

Coba kasih tanggapan part ini dong !

Diketik 1750 kata

See you next part

Ig@ekcahytihh

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

40.3K 2.7K 78
Jaehyun x you Kata Jaehyun kamu itu kaya lagunya Ed sheeran PERFECT Bikin jantung jedag jedug Per episode ceritanya ringan n pendek Minim konflik ...
816K 59.4K 70
[Completed story ✔️] 2018.•Novi Andina
48.5K 5.4K 19
"hei kau! iya kau pria cantik di sudut sana yang bernama Oh Sehun!, jadilah kekasih ku!!" -Kim Kai- "dasar bodoh" -Oh Sehun- Warn : HunKai, KaiHun (...
32.6K 3.6K 54
Sahabatan bertahun-tahun, endingnya jadi bini gue🙂 -Suho ••• (01) "JANGAN SENTUH SUSU GUEE!!!!" Irene "Astaghfirullah susu apa rin?" Suho ••• (02)...