Cinta Neslia (End)

By neslia_

3.8K 640 604

FOLLOW SEBELUM BACA tidak ada deskripsi Karya : @neslia_ @kivant_ozberk ___________________ HIGH RANK #16 i... More

1
2.
3.
4.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27
28.
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42. melahirkan
43. Pelakor
44. ending

5.

104 20 2
By neslia_

Warning!
Typo bertebaran
||

||

Malam ini Nesa sangat sedih, galau, kecewa semua menjadi satu. Hatinya tidak tenang pikirannya terus menjelajah kemana-mana.

"Kok Kivant nggak bales surat aku, ya. Padahal ini sudah sebulan lebih berlalu. Huft!" Lagi dan lagi Nesa hanya dapat menghela napas gusar.

Sungguh tiada yang dapat menggambarkan perasaan Nesa saat ini. Sahabat yang selalu menjadi pengemangatnya kini hilang kabar.

Apakah Nesa berbuat salah? Atau mungkin dia sudah punya seseorang yang membuatnya lebih nyaman di sana?

Nesa hanya bisa pasrah apa yang akan terjadi nanti. Sungguh hatinya sudah jatuh pada Kivant, namun apakah Kivant juga begitu?

Entahlah hanya Tuhan yang tahu. Nesa mengambil buku dearynya membuka lembaran demi lembaran dan berhenti pada lembaran kosong Nesa mulai menulis isi hatinya di sana.

Dear Neslia

Tuhan, aku tahu semua ini salah. Tetapi aku juga berhak merasakannya. Hmm jujur aku sudah jatuh cinta padanya. entah sejak kapan rasa itu ada aku sendiri 'tak tahu.

Tuhan, jika memang cinta ini 'tak bertepuk sebelah tangan pertemukan aku dengannya. Aku pengen banget liat wajahnya dari dekat.

Kivant, aku merindukanmu sangat-sangat merindukanmu. Andai kamu tahu apa yang aku rasa sekarang hmmm.

Kivant, aku sayang sama kamu.

Nesa mengakhiri tulisannya dengan senyum getir.

"Sudahlah dari pada aku mengharapkan seseorang yang tidak mengharapkan 'ku mending aku belajar buat ujian besok."

Nesa meraih buku-buku tebalnya lalu mempelajarinya dengan baik. Berjam-jam Nesa berkutat dengan buku-bukunya, hingga jam menunjukkan pukul sembilan malam.

Nesa menuntaskan belajarnya, membereskan bukunya lalu berjalan keluar kamar menuju dapur mencari makanan yang bisa di makan, sebab sedari tadi cacing dalam perutnya sudah demo.

"Ini kok nggak ada makanan, ya?" tanga Nesa pada dirinya. "Apa Bibi nggak masak?"

Dengan terpaksa Nesa memasak sendiri buat mengisi perutnya yang kosong. Setelah masakan nya matang ia pun memakannya dengan lahap.

Di sela-sela makannya dia teringat kembali dengan Kivant.

"Ais, kenapa sih dia selalu ada dalam pikiranku? Menyebalkan! Kalau begini aku bisa gila," kesal Nesa.

Selera makannya tiba-tiba hilang. Sungguh ini hal yang selama ini Nesa hindari yaitu jatuh cinta pada seseorang yang tidak tau apakah dia juga suka atau tidak padanya.

Selama ini Nesa sudah menutup pintu hatinya buat laki-laki setelah cintanya bertepuk sebelah tangan semasa SMP dulu.

Tetapi kini hati itu kembali terbuka dengan kehadiran nama Kivant di sana.

"Melamun aja kamu, Nes kesambet tau rasa," ujar Mama Nesa mengagetkan Nesa.

"Ish, Mama bikin kaget aja."

"Anak Mama kenapa, kok sedih gitu? Sini cerita sama Mama."

Tidak tahan lagi akhirnya Nesa memeluk erat mamanya.

"Ada apa?"

"Ma, Kivant nggak bales surat aku," ungkap Nesa.

"Mungkin dia sibuk kali di sana, positif thinking aja."

"Tapi, Ma, Nesa kangen sama dia gimana dong."

"Kamu ini kaya anak zaman dulu tau nggak. Dengarin Mama zaman sekarang itu sudah canggih kalau dia nggak bisa balas surat kamu, kamu cari media sosialnya. Nggak mungkin 'kan dia nggak punya media sosial," jelas Mama Nesa panjang lebar.

"Oh iya ya, kok Nesa nggak kepikiran sampe situ." Nesa melepas pelukannya dan berlari masuk dalam kamar.

Nesa mengotak-atik ponselnya mencari sosial media Kivant di sana.

"Ini instagram dia yang mana, ya? Banyak banget yang punya nama Kivant. Ya kali aku DM satu-satu," gerutu Nesa.

Lama Nesa menerka-nerka siapa yang harus dia DM tapi hasilnya nihil dia tidak punya keberanian untuk itu.

"Huaaaa ini punya dia yang mana sih, aku juga bego amat kenapa nggak nanya dia di surat waktu itu." Nesa memukul-mukul kepalanya.

"Bego, bego, bego."

Dret ... Dret.

Dering ponsel Nesa berbunyi nyaring membuatnya berhenti memukul kepala.

"Kenant? Hmm ada apa?"

"Hallo sayangku."

"Sayang, sayang palamu."

"Aelah jutek amat Nes lagi PMS kah."

"Kalau iya kenapa emang?! Mau aku bunuh kamu!"

"Biasa aja sayang jangan ngegas. Masa cantik-cantik jutek."

"Aku bilang jangan panggil sayang! Jijik tau nggak."

"Iya, iya."

"Langsung to the point aja aku lagi sibuk."

"Nggak ada apa-apa sih, aku cuman kangen sama kamu."

"Gila!"

Tut!

Nesa menutup panggilannya sepihak.

"Nggak tau apa aku itu lagi badmood, ihh kesal banget tau nggak."

Nesa menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur.

"Gini amat kalau suka sama orang yang jauh di luar negeri sana. Andai dia ada di Indonesia udah aku datangi tuh rumahnya."

"I love you, Kivant," gumam Nesa sebelum menutup matanya.

_____

Pagi menyapa dengan semburat jingga yang cantik nan indah. Pagi yang cerah tiada awan hitam di atas sana. Hari yang bagus untuk kita berolahraga di pagi hari.

Seorang pria tampan yang baru sebulan ini berada di Indonesia berlari-lari kecil mengelilingi taman kota.

Di taman ini juga banyak pengunjung yang datang baik itu untuk berlari pagi atau hanya sekedar berfoto.

Kivat, ya orang itu Kivant. Karena bosen di apartemen Kivant berinisiatif untuk lari pagi. Keringat bercucuran setelah sepuluh putaran dia lalui.

"Huh, capek juga ternyata," ujarnya.

Saat ini dia sedang berteduh di bawah pohon rindang. Membuka tutup botol minuman yang di belinya tadi.

"Byurr." Belum juga air itu masuk dalam perut Kivant sudah mengeluarkannya.

"Sial!" Kivant mengarahkan pandangannya di sekitar taman itu.

"Keluar atau saya lapor polisi!" ujar Kivant murka.

Bagaimana tidak sebuah bola mengenai punggungnya saat ingin meminum minumannya. Memang tidak sakit, tapi itu membuat kegiatannya tertunda.

"Sekali lagi saya bilang keluar! Ok saya akan telpon polisi sekarang." Kivant merogoh saku celananya mengeluarkan ponsel miliknya.

"Eh, Om jangan. Aku minta maaf tadi aku nggak sengaja. Jangan lapor polisi please." Orang itu menanggupkan kedua tangannya di depan dada.

"Cantik," batin Kivant.

"Kamu pikir saya Om kamu? Emang muka saya setua itu hingga kamu manggil saya Om?" kesal Kivant.

Muka seganteng ini masih saja di bilang om-om.

"Maaf Om aku nggak sengaja."

"Dengar saya ini masih mudah umur saya masih dua puluhan, jadi jangan panggil saya Om lagi. Wajah ganteng gini kok di panggil Om."

"Dih, PD banget jadi orang. Muka kaya kaleng rombeng gitu di banga-banggain," batin cewek itu.

"Ya maaf 'kan aku nggak tau nama Om, eh Kakak maksud aku."

"Perkenalkan nama saya Kivant." Kivant mengulurkan tangannya.

"Kivant? Apa mungkin dia Kivant ku?" gumam Nesa.

Nesa menatap tangan itu tanpa niat membalasnya.

"Ck, kalau nggak mau balas bilang tangan saya capek," kesal Kivant.

"Eh, nama aku ...."

Tbc___

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komennya.
Salam sayang dari author❤

Continue Reading

You'll Also Like

2M 184K 47
Note : belum di revisi ! Cerita di tulis saat tahun 2017, jadi tolong di maklumi karena jaman itu tulisan saya masih jamet. Terima kasih ___________...
21.2K 1.1K 10
BUDIDAYAKAN FOLLOW SEBELUM BACA!!! [bijak dalam berkomentar, tidak menerima hujatan, kalo nggak suka dengan cerita aku, skip aja nggak usah dibaca...
873K 43.9K 56
"Jangan pernah mencoba lari dariku Sayang, sebab dimana pun kau berlari akan selalu kukejar."Senyum laki-laki itu menatap gadis didepannya. "Kau meng...
5.5K 712 10
⚠️❗ WARNING ❗⚠️ cerita bromance / brothership ⛔ gak suka, skip aja, gak usah baca Haechan x nct 127 . Tertanda Sayap Kiri . "Di ujung perjalanan kkn...