Setelah melihat bahwa Lisa, Sandra, Abbey, dan Shelley sibuk menggosipkan aktris baru yang bermain di saluran disney, Becky kembali membuka layar ponselnya dan melihat media sosial Hera, Inanna, juga Diana.
20 menit kemudian, ia baru mengetahui bahwa Venus memang populer bukan hanya di sekolah mereka, tapi di kota ini.
Hera Louiza Vourou memiliki pengikut terbanyak yakni 6 juta lebih. Foto yang ia posting tidak berbeda dengan Helena, ia banyak memposting swafoto dirinya atau candid di depan kamera dengan latar tempat dan pakaian yang mewah. Hera juga rajin memposting makanan sehat ala dirinya dan jenis olahraga yang ia tekuni.
Diana Hestia Stefanidi memiliki 2 juta lebih pengikut. Ia berbeda dengan Hera dan Helena yang banyak memposting dengan pose seksi. Diana kebanyakan memposting foto makanan. Sedangkan untuk foto diri sendiri ketika tertawa dan tersenyum manis pada kamera hanya beberapa saja. Ia juga banyak memposting hadiah yang ia dapatkan dari penggemarnya di sekolah.
Sedangkan Inanna Paparizou, wanita itu paling sedikit memiliki pengikut yakni hanya 1 juta pengikut. Namun bagi Becky yang hanya memiliki 400-an pengikut merasa iri. Gadis itu jarang memposting foto seperti teman-temannya yang lain tapi bisa memiliki pengikut sebanyak itu.
Becky mendengus pelan. Dirinya menduga jika Inanna pasti mendapatkannya dengan cara membeli pengikut atau mungkin bisa jadi karena menumpang ketenaran dari Hera dan Helena seperti benalu.
Andai saja dia lah yang duduk di meja Venus, bukan Inanna ....
Tanpa sadar, Becky berpikir liar.
***
"Hei, Sialan. Aku sedang berbicara denganmu. Tenang saja, gadismu tidak akan lari ke mana-mana!" Jacob memukul lengan atas Matthew dengan kesal.
Matthew meliriknya sebentar sebelum kembali memandang Helena yang sedang tertawa mendengar cerita Hera. Ia penasaran apa yang bisa membuat gadis seksi itu tertawa seperti itu.
Sebenarnya saat ini Hera tengah menceritakan kembali bagaimana raut wajah Alice setelah menerima hadiah spesial darinya dengan suara pelan. Ia tidak mau ada orang lain tahu jika ayahnya memiliki kekasih yang sangat muda. Pembahasan dari Hera sontak membuat ketiga temannya tertawa terbahak-bahak.
"Bukankah polisi sudah mengatakannya, jelas-jelas Marshall sedang bertengkar dengan sekelompok preman tadi malam. Bocah bodoh itu terlalu sombong memamerkan ototnya," Matthew berkata malas.
Setelah membolos selama kelas pagi hingga siang untuk menjenguk Marshall di rumah sakit, Matthew dan yang lainnya segera kembali ke sekolah. Karena sudah jam istirahat, mereka segera menuju kafetaria sekolah untuk makan siang. Dan dia memanfaatkan jam istirahat untuk melihat wanita muda di sana yang membuatnya tertarik.
"Saat di rumah sakit kau sudah mendengarkan Marshall, bukan? Ia berkata, preman itu yang memulai padahal dia tidak melakukan apa-apa." Jacob terlihat marah. "Bahkan setelah dia berhasil kabur, para bajingan itu berani membuntuti mobilnya dan menabraknya. Ah sialan ...."
"Ini bukan rencana seseorang, kan?" pertanyaan Cole membuat kuping Matthew sakit.
Mengorek telinganya dengan tidak sabar, Matthew menatap mereka bertiga. "Apa kalian telah membuat orang luar marah? Kalian pernah bertarung atau mengejek mereka?"
"Tentu saja tidak, Sialan," Jacob menjawab jujur.
Melihat wajah Matthew yang seolah tidak percaya padanya membuat dia menendang meja di depannya dengan geram. Membuat para anak-anak tidak bersalah yang berada di meja tersebut menatapnya ketakutan. Secara naluriah mereka semua pindah tempat.
"Aku tidak pernah mencari keributan di luar," Jacob menegaskan perkataannya dengan jelas di depan wajah Matthew.
Matthew mengalihkan tatapannya pada Cole dan Tony. Mereka berdua juga menggeleng.
"Kalau begitu sudah jelas, ini bukan rencana. Tapi memang musibah," Matthew berkata tenang.
Jacob sudah mendapatkan kembali ketenangannya. Ia menatap Matthew dengan serius. "Tapi aku merasakan firasat yang buruk. Seolah sebentar lagi akan ada hal mengerikan terjadi."
Matthew menghembuskan napas panjang sebelum melirik Jacob malas. "Kapan terakhir kali kau tidur dengan wanita?"
Jacob terdiam. Jika dipikirkan, itu adalah akhir semester sebelumnya. Well, kurang lebih sudah memasuki bulan ke 3 semester baru.
Matthew menghela napas. Ia menepuk bahu Jacob dan berkata, "Kau butuh merilekskan tubuhmu, Sobat. Butuh aku mencarikan gadis acak untukmu?"
Jacob segera menepis tangan Matthew yang sedang terkekeh. Matthew memiliki banyak sekali 'bekas' dari pria itu, itulah alasan dari kenapa namanya tidak ada di buku rahasia mereka. Sedangkan Jacob dan yang lain akan mendapat sisa dari Matthew. Well, setelah sampai di sini mereka sudah tahu siapa rajanya.
Jacob menghembuskan napas panjang seraya menyisir rambutnya ke belakang. Sepertinya apa yang dikatakan Matthew memang benar. Mungkin dia terlalu tegang hingga memikirkan hal buruk di masa depan. Ia memasukkan potongan chicken dumplings terakhir ke dalam mulutnya. Selesai mengunyah, Jacob mengambil minumannya dan menghabiskannya hingga tak tersisa.
Setelah itu, ia menatap Matthew. "Pesta di rumah persahabatan malam ini?"
Matthew menyeringai. "Aku akan membawa kekasihku."
Perkataan Matthew membuat Jacob, Cole dan Tony tertawa.
"Kekasih? Yang benar saja ...." Tony tertawa geli.
Melihat Matthew yang tidak ikut tertawa, Javob mengumpat kembali.
"Dasar bajingan, kau berhasil mendapatkannya." Jacob melirik Hera yang sedang memainkan ujung rambutnya, tengah mendengar celotehan Diana. "Kalau begitu aku juga akan membawa targetku."
Setengah jam sebelum jam pelajaran siang hari di mulai, Venus sudah beranjak dari kursinya. Mereka berjalan dengan dibuntuti Lesley dan Sasha. Ketika Venus semakin dekat dengan meja mereka, Jacob segera beranjak dari duduknya dan mendekati Hera.
"Hei, Babe. Ada pesta malam ini. Kau akan datang?"
Tanpa berhenti, Hera menjawab seraya tersenyum manis, "Oke."
"Aku akan menjemputmu." Jacob mengerlingkan matanya.
"Berdoalah Nick dan Will tidak melihatmu."
"Selalu." Jacob menyeringai
Walaupun Matthew hanya diam, tidak mengajak Helena. Namun tatapannya tidak pernah lepas dari Helena. Helena yang bisa merasakan tatapan tersebut dengan perlahan membalasnya. Melihat Matthew tersenyum ceroboh, ia sedikit terpesona. Helena mengerjapkan matanya, membangunkan dirinya yang melamun dan meninggalkan kafetaria sekolah bersama Venus.
Di koridor sekolah, Lesley bergumam pelan di belakang Hera, "Dia mengikutimu."
Hera mendengus. Tanpa perlu ia menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang dibicarakan Lesley, ia tahu siapa itu. 5M. Selalu pria culun itu.
"Setidaknya dia tahu jarak," Hera berkata malas membuat Helena tertawa pelan.
Dan Miguel yang berjalan di belakang perkumpulan Hera cukup menjaga jarak sesuai kemauan gadis itu. Namun diam-diam ia melihat seorang gadis yang terang-terangan mengikuti kelompok Hera, sama sepertinya. Berpikir jika gadis itu tidak akan berbuat macam-macam kepada Hera dan yang lain, maka dia hanya akan menontonnya dari jauh.
Setelah berada di taman sekolah dengan air mancur dan patung artistik di tengah-tengahnya, Venus duduk di anak tangga yang memanjang ke samping. Dengan posisi mereka yakni Helena paling atas lalu di anak tangga bawah berikutnya ada Hera dan Diana. Dan Inanna paling bawah.
"4 susu coklat dingin." Helena mengintruksikan Sasha dan Lesley seraya mengeluarkan uang dari dompetnya. "Beli minuman untuk kalian juga."
"Got it." Lesley dan Sasha pergi bersama.
Ketika Hera hendak mengeluarkan bungkus rokok dari saku roknya, Inanna segera menghentikannya. "Kepala Sekolah bisa melihat kita dari ruangannya."
"Oh shoot ...." Sangat kesal, Hera menyimpan kembali bungkus rokoknya sebelum mendongak ke samping, tepat di lantai lima di mana jendela besar terbuka.
Ketika Venus keluar dari kafetaria sekolah, tidak lama kemudian Becky menyusul mereka. Melihat interaksi antara Venus dan para senior membuat Becky membulatkan tekadnya ingin menjadi bagian dari Venus.
Ya, benar. Ia ingin menjadi salah satu anggota Venus. Dia sudah mencari tahu mengenai sekolah ini dari Abbey dan yang lain. Ia juga selalu melihat nama Venus di forum sekolah. Dia bahkan mengikuti tiap akun media sosial Venus, kecuali Inanna. Ketika ia mengetuk tiap foto mereka selalu mendapatkan puluhan ribu suka. Bahkan sampai ratusan ribu suka seolah mereka adalah selebriti.
Jika dia menjadi salah satu dari mereka, Becky akan menjadi terkenal. Menjadi salah satu gadis populer di sekolah. Banyak yang akan mengikuti akun media sosialnya yang saat ini hanya memiliki empat ratus lebih pengikut saja.
Becky memejamkan matanya sejenak. Menghirup dan menghembuskan napas panjang kemudian membuka kedua matanya dengan berani.
Walaupun tangannya sedikit gemetar, jantungnya berdetak kencang, bahkan wajahnya terlihat tegang, Becky tetap melangkahkan kakinya menuju perkumpulan kecil Venus yang sedang berfoto bersama.
Inanna yang bisa merasakan seseorang mendekat, mulai berhenti membidik wajah mereka dengan ponsel yang ia pegang. Ia melihat Becky yang mendekat dengan gugup.
"Sudah selesai?" tanya Helena bingung namun mengedikkan bahunya lalu mengambil ponselnya dari tangan Inanna.
Karena tidak berfoto lagi, Hera memusatkan perhatian dirinya pada ponsel miliknya. Sedangkan Diana mengambil camilan dalam tasnya dan berbagi dengan Helena.
Becky berhenti di depan Venus, berdiri di bawah anak tangga. Namun karena Helena dan yang lainnya duduk, membuat Becky tidak perlu harus mendongak terlalu berlebihan.
Helena yang melihat dari ekor matanya ada seseorang yang berhenti di depan mereka membuat dia melirik gadis tersebut dengan tatapan ingin tahu. Dia menatap Becky dari atas kepala hingga kakinya. Melihat apa yang dikenakan gadis tersebut menyebabkannya sedikit mengangkat sebelah alisn. Apakah gadis ini tersesat?
Setelah Inanna dan Helena, Diana terakhir. Namun tidak dengan Hera. Dia tidak memiliki waktu untuk melihat anak menyedihkan di depnnya seolah Becky tidaklah penting.
Ketiga Venus menatap Becky dengan penasaran. Well, bagaimana bisa tidak penasaran? Sudah lama sekali seseorang berani berdiri sangat lama di depan Venus dengan berani. Helena bertanya-tanya lelucon apa yang akan gadis ini lakukan.
Kedua tangan Becky diremas ke belakang tubuhnya. Ia menelan saliva dengan susah payah sebelum dengan berani menatap Helena. Dari sumber informasi Shelley dan yang lainnya, saat ini Helena adalah ketua geng Venus. Maka dari itu ia harus berbicara dengan Helena.
Becky membusungkan dadanya ke depan dan mendongakkan kepalanya ke atas dengan angkuh. Ia membuka mulutnya dan berkata dengan nada sombong, "Aku ingin bergabung dengan Venus."