YOUNG PAPA

By TintaTiway_

26.4K 5.6K 6.9K

Young Papa [SeulYong] COMPLETED "Maaf gi." "Ngga ada gunanya juga minta maaf, semua udah terjadi. Impian gue... More

prolog
01
02
03
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
SPESYAL CAST
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
epilog
ekstra chapter 1
ekstra chapter 2

04

783 137 202
By TintaTiway_


Kacau
Itu yang gue rasain ketika orang yang paling gue sayang memilih tuk pergi




Peringatan!!!
Awas ya, agak sedikit ada unsur panasnya, ga banyak sih, tapi dari pada ga nyaman mending jangan baca sampai bawah ok!


Seperti pagi pagi biasa, Seulgi bangun dari tidurnya lalu bersiap untuk berangkat sekolah. Cuma bedanya, hari ini ia sudah tidak didampingi kekasihnya seperti biasa, ia sudah kembali sendiri, alias jomblo.

Seulgi beranjak dari tidurnya lalu berjalan menuju kamar mandi sambil sedikit bersenandung. "Bangun pagi, gosok gigi, cuci muka, mandi ngga ya?"

"Ih, jorok amat ya kalau sampai gue ngga mandi, ntar malu lah kalau Taeyong nyium gue bau asem," ia bermonolog di depan cermin kamar mandi.

Pikirannya kembali ke peristiwa siang kemarin. Ia baru ingat kalau sudah tak ada hubungan dengan lelaki itu. Toh ngapain juga harus gengsi kalau dia nyium baunya? Ngga akan terjadi juga.

Ia mengusap wajahnya kasar lalu memutuskan untuk segera mandi dan bersiap. Ia pagi ini juga sedikit memakaikan lip tint pada bibirnya agar terlihat lebih segar aja. Selesai bersiap, ia turun ke ruang makan untuk sarapan bersama keluarga om nya.

"Mi, kemarin kan bunda vc. Masa bunda sama ayah seharian liburan aja."

"Beneran gi? Wah jangan jangan, waktu Siwon sama Yoona pulang, kamu punya adik lagi," goda Yuri sambil memberikan roti ke arah Seulgi.

"Dih, ngga mau kali punya adek."

"Serius? Bayi tuh lucu loh gi, masa kamu ngga mau?" kini giliran Minho yang menggoda Seulgi.

"Nggak Pi, kalau pengen mah Seulgi bisa bikin sendiri."

"Uhuk uhuk, gila Lo gi."

"Gi, langsung berangkat aja nih?" tanya Doyoung setelah menelan rotinya.

"Iya, langsung aja. Toh pasti anak anak udah pada berangkat."

"Ya udah, mih, pih, Doy sama gigi berangkat ya," Doyoung terlebih dahulu mencium punggung tangan kedua orangtuanya diikuti Seulgi.

"Kalian yang rajin belajarnya, ingat minggu depan udah ujian."

"Siap."

"Kak, ntar pas sampai di sekolah. Gue mau peluk Lo deh."

"Heh mau ngapain Lo."

"Kan barusan saya bilang mau peluk anda."

"Nggak, ntar Ar...."

"Ar apa kak? Kok ngga dilanjut?"

"Bukan urusan Lo."

"Acie, kakak aku udah mulai nakcir sama cewe nih," goda Seulgi sambil menoel noel pipi Doyoung.

"Berisik !"

Sudah jadi kebiasaan bagi mereka saat datang ke sekolah disambut oleh banyak siswa disana. Ntah dari fans Seulgi, ataupun Doyoung. Meski mereka pemilik sekolah ini, namun mereka tak pernah menunjukkan sikap sombong dan menganggap mereka sama dengan siswa lainnya. Hal itulah yang membuat mereka dikagumi.

Seulgi berjalan menuju kelas dengan merangkul pundak Doyoung yang lebih tinggi darinya. Mereka juga menyapa siapa saja yang berpapasan dengannya, kadang juga menjaili siswa lain yang lagi jalan disana, namun mengapa tetap saja banyak yang menghormatinya.

"Dih, keknya lagi bahagia banget. Habis dapat undian mobil ya?" tanya Seulgi ketika melihat Lucas dan Yeri tengah asik berbicara bahkan tertawa keras.

"Eh lu gi. Ini, masa tadi si Lucas ngomong kalau dia suk ...." belum sempat menjelaskan, mulut Yeri sudah disumpal dengan kertas duluan sama Lucas.

"Eh, ngga ada apa apa kok gi. Barusan cuma ngobrolin arti bahasa Jepang yang aneh aneh," sahut Lucas.

"Oh, tapi kok itu harus banget disumpal ya?"

"Iya, karena tadi ngga sengaja bahas yang kotor gitu. Takutnya dia kebablasan ngejelasinnya," alibi Lucas dan Yeri hanya menatapnya tajam.

"Ih, ngeri gue. Jangan jangan, Lo berdua udah pernah ...." tebak Doyoung yang terpotong karena ada makhluk halus menyapa.

"Annyeong good pagi," sapa Jaehyun yang baru saja memasuki ruang kelas.

Pandangan mereka teralih pada lelaki berlesung pipi yang tengah berjalan menuju tempat duduknya. Entah mengapa ada yang aneh saja, masa tumben dia nyapa pagi pagi, biasanya juga hanya Padang muka datar kan.

"Jahe, Lo ngga salah makan kan hari ini?" tanya Wendy yang berjalan menghampiri Jaehyun. "Gila, seneng banget sumpah. Ternyata jahe bisa nyapa duluan."

"Heh, Lo tuh niat muji apa nyindir? Gini gini gue juga manusia yang bisa nyapa siapa aja kali."

"Ya mangap, kan biasanya lu jarang nyapa. Ngga kaya Tae tuh, yang lupa cara diam, masa ketemu tembok aja juga disapa."

Nah kan, Seulgi tiba tiba teringat kekasihnya, mantan maksudnya. Kemana dia? Ngga biasanya jam segini belum datang. Dia kan biasa berangkat pagi untuk sekedar membaca buku, menyirami bunga, atau menjahilinya.

"Jangan samain gue sama Tae. Beda tau ah, sampai kapan pun, gue ngga akan sama sama lelaki itu!"

"Dih, si jahe ngambek. Sok sokkan ngomong gitu, padahal mah aslinya mau mau aja. Bahkan dulu gue kira mereka bakalan homo, ternyata mah si Tae masih normal dan bisa suka adek gue," cibir Doyoung.

"Beda lah, gue ngga doyan ngerokok kaya dia."

Seulgi membulatkan matanya, Taeyong beneran ngerokok? Jelas jelas semua orang tau kalau Taeyong anaknya anti dengan asap rokok. Kenapa dia sekarang malah ngerokok, ngga ada kerjaan banget.

"Jangan ngaco kalau ngomong, ngga mungkin lah sahabat gue berani ngerokok gitu. Bau asapnya aja batuk, gimana mau ngerokok," balas Doyoung tak terima. Ia tahu betul bagaimana sifat sahabatnya dari jaman SD itu.

"Tau tuh, kalau iri karena dia banyak fans mah ngga gitu caranya."

"Ck gue serius, dia di warung mak'e barusan ngerokok. Gue juga bingung awalnya, masa selama gue makan bubur doang dia udah habis tiga batang."

Muka Jaehyun saat ini memang beneran serius. Sepertinya ia memang ngomong apa adanya tentang sahabatnya yang tiba tiba berubah seperti itu.

"Gila itu bocah, gegara putus sama Seulgi aja jadi gila kaya gitu. Miris," sahut Lucas sambil mengusap usap dada bidangnya.

"Kayaknya, masalah Tae beneran berat dah. Sampai sampai dia ngerokok kek gitu," ucapan Irene yang saat ini berhasil membuat Seulgi terpaku begitu saja.

"Iya, bukan karena putus sama Seulgi aja sih. Semalam gue dari rumahnya, ngga tau ada masalah apa antara om Donghae sama Tante Tiffany. Intinya mereka pada berantem sampai sampai om Donghae menangis di balkon," jelas Yeri yang membuat wajah Seulgi semakin cemas.

Jangan tanya Yeri tau dari mana, karena  rumahnya masih satu komplek dengan rumah Tae. Hanya saja ia tinggal tepat di blok belakang rumah Taeyong, jadi kelihatan agak jauh, padahal mah belakang rumah keduanya cuma kehalang tembok doang.

"Emang berat sih kalau tentang urusan keluarga gitu, Tae pasti ter ...." Irene menghentikan perkataannya ketika sadar Taeyong sudah berdiri di ambang pintu.

Taeyong menatap datar mereka sebentar lalu berjalan ke meja paling pojok belakang, aneh sih karena ia biasanya marah kalau meja paling depan sudah ada yang nempatin.

"Anjir, ngga lihat apa disini ada orang," cibir Lucas.

"Emang dah, kita mah disini mah cuma batu. Ngga keliatan juga."

"Heh jangan gitu, biarin aja dia pasti lagi stres. Mending kita pada belajar aja," sahut Seulgi.

"Acie Seulgi, samperin gih. Peluk biar lebih setang gitu pacarnya," goda Wendy sambil menyenggol bahu Seulgi.

"Lo aja sana! Gue bukan siapa siapa lagi, ntar malah kegeeran lagi," sewot Seulgi tak terima.

"Oh iya, lupa gue kalau udah mantan," ucap Wendy dan Yeri sambil cekikikan.

"Bangsat ya Lo berdua."

"Gi, gue tau kok Lo pasti masih cinta kan sama Tae, Lo ngga tega kan lihat Tae kek gini? Kenapa Lo kemarin mutusin buat break?"

"Tau tuh, lima tahun berjuang bukan waktu yang singkat loh gi. Gue tau Lo masih sayang kan sama dia?"

"Gue ngga tau, gue capek," jawabnya lalu keluar meninggalkan yang lain.


"Kak, anterin Seulgi ke Alfamart dong," Seulgi menggoyang goyangkan bahu Doyoung yang sedang bermain PS.

"Jangan ganggu deh, ngga liat apa gue lagi main?"

"Ck, udah malam juga ngga mau gitu nemenin gue? Kalau gue ngga pulang gimana?"

"Bagus dong, ngga usah balik aja sekalian, biar papi ngga susah susah nampung Lo lagi."

"Ck, bangsat. Gue berangkat aja sendiri. Awas Lo sampai minta bantuan gue besok besok."

"Ngga akan juga."

Seulgi kembali berjalan menuju kamarnya untuk mengambil tas dan iPhone nya. Ia pergi ke Alfamart dekat kompleknya dengan berjalan kaki, awalnya ia memang malas untuk jalan. Tapi, setelah dipikir pikir kayaknya seru juga jalan malam malam gini.

Ia membuka pintu Alfamart lalu mengambil barang barang yang sudah ia tulis di list. Selesai membayar, ia duduk di kursi Alfamart untuk meminum susu dan nebeng WiFi kali ya.

Merasa hari sudah semakin larut, ia melihat jam di iPhone nya. Jam menunjukkan pukul sepuluh kurang lima belas menit, ia lalu beranjak dan kembali berjalan kembali ke rumah.

"Cantik, malam malam sendirian aja. Ikut om ayo ?" seorang laki laki menarik tangan Seulgi ke belakang pohon.

"Siapa Lo? Jangan macam macam, gue mau balik!"

"Weh, ganas juga ini anak," ucap laki laki yang satunya.

"Lepasin!"

"Bawa aja kali bro, boleh nih buat berdua," lelaki satunya mendekat sambil tersenyum licik ke arah Seulgi.

"Hahahaha, manta juga buat santapan malam ini."

"Lepasin! TOLONG!"

Bugh

Seulgi tersentak saat kedua lelaki itu tersungkur ke tanah.

"Jangan berani sentuh cewek gua!"

"Mau jadi pahlawan kesiangan Lo?"

"Berani sentuh cewek gua, gue pastiin besok Lo ngga bakalan bisa bernafas!"

"Gebukin aja bos," ajak lelaki yang lebih tinggi. Kedua om om itu langsung berlari dan bersiap memukul orang itu.

Bugh

Bugh

Bugh

"Beraninya keroyokan, pengecut."

Bugh

Bugh

Kedua om om itu berlari setelah habis babak belur ditangan seorang pemuda itu.

Seulgi tersentak saat tiba tiba ada yang mendekap tubuhnya dari belakang.

"Jangan takut, ada gue."

"Taeyong?"

"Gue selalu di samping Lo by. Shut, jangan takut."

Meski sering berada di dekapan lelaki ini, Seulgi merasa ada yang berbeda malam ini. Terutama, bau menyengat yang ia cium setelah Taeyong mendekatkan wajahnya ke leher Seulgi.

"Tae, Lo mabuk?" tanyanya namun tak dijawab oleh sang empu.

"Tae lepasin!"

Lelaki itu malah tertawa dan mengangkat paksa tubuh Seulgi menuju mobil.

Disini, gadis itu sangat ketakutan oleh apa yang akan diperbuat mantan kekasihnya itu setelah mendudukkannya di jok belakang dan mengunci mobil.

"Lo, mau ngapain Tae!"

"Jangan berisik asu!"

Hancur rasanya jika seseorang yang selama ini selalu berbuat halus dan perhatian tiba tiba berubah menjadi kasar dan menakutkan.

"TAEYONG! LO JANGAN MACAM MACAM, gue takut, hiks."

Taeyong membukap mulut Seulgi menggunakan lengannya. "Jangan takut sayang, gue ngga akan macam macam."

Tangis Seulgi semakin menjadi saat tangan itu berhenti membekapnya dan ia juga merasakan sebuah benda kenyal dan sedikit basah menyentuh bibirnya, ah Seulgi benar-benar ingin menggigit bibir milik pria itu secara kasar.

"Manis sayang, apa kau tak menikmatinya?" tanya Taeyong dengan nada nakalnya.

"Lo mabuk bangsat, jangan coba coba sentuh gue," Seulgi berusaha mendorong tubuh Taeyong agar menjauh darinya, namun karena kekuatan Taeyong lebih kuat, dirinya tak mampu untuk mendorongnya.

"Seulgi, mulai malam ini Lo akan jadi milik gue."

"Loh bangsath, aw!"

"Shut, pilih diam atau tambah saki?"

"Taeyong bangsat, jangan lagi Lo panggil gue sayang.  Kita udah putus dua hari lalu,  apa Lo lupa?"

"Tenang, gue ngga akan manggil Lo sayang lagi, dan ini akan jadi hari terakhir kita bercinta."

"Leps mpth  Taeyong lepashm"

Krek
Kaos yang dipakai Seulgi malam ini dilepas paksa oleh Taeyong dan di lempar ke sembarang arah. Pria itu memicingkan matanya, meneliti setiap inci dari tubuh gadis didepannya.

"Indah," ucapnya santai. Pria itu kembali kembali mencium, bahkan melumat dan menggigit bibir indah Seulgi.

"Nikmati saja malam ini MANTAN. Gue akan buat Lo puas dan ketagihan," bisiknya tepat di telinga gadis yang sudah pasrah disana.
























Too bee continue
_________________________________

Gila, barusan ngetik apaan ya ?

Udah lah aku bayi aku ngga tau

Btw, aku ngga bermaksud gantungin ini part, tapi aku emang ngga tau habis ini mereka ngapain.

Diketik 1750 kata

Pendek amat ? Biarin suka suka aku

See you next part

Ig@ekcahytihh

Continue Reading

You'll Also Like

5.2K 656 8
"Harusnya kamu tahu. Kalau aku nggak akan pernah lepasin seseorang yang sama sekali belum sempat aku genggam." -Fikih Judul awal: Tak Pernah Sejalan ...
1.5K 178 11
surrogate mother atau ibu pengganti Lia yang mendapat pekerjaan untuk menjadi baby sister bagi seorang remaja yang dingin dan bermulut pedas . "Unt...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.6M 43.1K 19
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
89.2K 9K 41
[Follow sebelum membaca] Judul Awal : Bocah Gimana rasanya dinikahin sama bocah yang manjanya minta ampun? "gue itu istri lo atau baby sitter lo sih...