YOUNG PAPA

By TintaTiway_

26.4K 5.6K 6.9K

Young Papa [SeulYong] COMPLETED "Maaf gi." "Ngga ada gunanya juga minta maaf, semua udah terjadi. Impian gue... More

prolog
01
02
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
SPESYAL CAST
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
epilog
ekstra chapter 1
ekstra chapter 2

03

773 140 141
By TintaTiway_


Apakah aku harus mengikhlaskan semua kebahagiaan yang telah tercipta selama ini ?



"Kak, kakak sudah siap kan ? Ayo berangkat, mereka sudah nungguin loh," Tiffany mengetuk pintu dan berucap manis di depan pintu kamar anak sulungnya.

Sebenarnya Taeyong sudah siap dengan kemeja putih yang diberi mamanya siang tadi, namun untuk berangkat dan ketemu gadis itu Taeyong sangat malas. Ia berjalan mengambil iPhone yang tergeletak di atas nakas juga kunci mobilnya. Sebelum keluar, dirinya mencari nomor seseorang dan menghubunginya terlebih dahulu.

Nomor yang anda tuju, sedang tidak dapat dihubungi.

Ia menghela nafasnya panjang, lalu mencari kontak seseorang untuk pamit untuk pergi bersama Tiffany.

"Kamu kenapa sih ? Aku nggak akan biarin ini terjadi, kamu tenang saja."

Mine♥️

By
Maaf, kamu marah kan pasti ?

Aku izin pergi sama mama ya ?
Kamu percaya kan kalau aku ngga
akan menerima perjodohan konyol
kaya gini ?
Be, aku mohon. Percaya ya sama aku.

Aku cinta kamu Seulgi

Pemuda itu mengusap wajahnya kasar, kalau berjalan untuk menghampiri mamanya yang sudah terlalu senang di depan sana.

"Kakak, kamu tampan sekali malam ini. Mama yakin deh, pasti kamu suka sama gadis pilihan mama," ucap Tiffany sambil tersenyum lebar menatap anak sulungnya.

"Ngga usah banyak basa basi ma. Kalau ngga jadi, Tae mau ke tempat Doy."

"Wah, anak mama udah ngga sabar nih kayaknya mau ketemu istrinya, ups calon istri."

Tanpa menghiraukan perkataan Tiffany, Taeyong berjalan begitu saja memasuki mobil yang sudah siap di depan pintu.

Ia menggeram saat tau siapa gadis yang akan dijodohkan dengannya. Jennie, anak kelas sebelas jurusan vokal yang selama ini selalu mengejarnya. Mengapa dunia begitu sempit.

"Hay jeng. Apa kabar, aduh makin cantik aja nih," wanita yang duduk di samping Jennie berdiri dan memeluk Tiffany.

"Oh iya, kamu juga makin cantik," balas Tiffany yang kembali memuji wanita itu. "ini nak Jennie kan ? Aduh, calon menantu mama cantik banget."

Taeyong mendudukkan bokongnya di meja sebelah, ia malas untuk semeja dengan gadis itu. Memang cantik, tapi wajahnya agak kelihatan serem aja.

"Kak, gabung dong," panggil Tiffany dan menunjuk bangku di samping Jennie.

"Ck, najis," umpatnya namun tetap berjalan menuju tempat mamanya berkumpul.

Tiffany tersenyum senang ia merasa rencananya untuk memisahkan Taeyong Seulgi berhasil. "Nah, kalian kenalan dulu deh."

Gadis itu dengan senang hati mengulurkan tangannya. "Kenalin kak, Jennie anak kelas sebelas vokal A."

"Lo sekolah di Choi juga kan ? Gue jamin Lo juga udah tau siapa gue."

"Taeyong!" tegur Tiffany.

"Ngga apa apa ma, emang bener kok. Siapa juga yang ngga kenal sama ketua basket Choi, kak Tae juga ketua ekskul dance yang kebetulan aku juga anggotanya ...."

"Wakil, ketua dance Seulgi. Kenal kan?"

"Anaknya Yoona?" tanya wanita itu. Sepertinya ia juga udah kenal dekat dengan bundanya Seulgi.

"Iya."

"Udah lah, ngga usah bahas Seulgi. Kalian makan aja."

Hampir setengah jam Taeyong gabut sendiri di cafe itu. Ia berusaha mencari cara agar bisa kabur dari perempuan perempuan dikelilingnya ini. Dan, akhirnya atau mungkin kebetulan iPhone nya berbunyi. Ia langsung mengangkatnya ditempat ia duduk, sengaja biar orang orang tau penting.

"Halo, ada apa?"

"Aduh mas, ini bibi bingung. Non Joy badannya panas banget mas, dan bibi udah telpon nyonya tapi nomornya ngga aktif. Bapak juga baru pulang dan mau bawa non Joy ke rumah sakit."

"Ya udah bi, bibi siapin semua dulu ya. Taeyong segera pulang. Bilangin papa, buat kasih obat Joy yang ada di belakang tas Joy dulu."

"Aduh den, badan non menggigil."

"Ok, Tae pulang sekarang bi."

Pip

"Joy sakit lagi?" Tiffany sungguh terkejut dengan apa yang dibicarakan di telpon tadi.

"Menurut mama? Kan tadi Seulgi datang juga untuk jaga Joy karena memang Joy beneran sakit," Taeyong meninggalkan Tiffany.

"Kak, tungguin mama," tanpa pamit terlebih dahulu, Tiffany pergi meninggalkan kedua wanita disana.

"Gampang banget itu orang dibodohi."

"Haha, emang bego dari sananya. Kamu manfaatin cowok kamu dengan baik nak, habiskan hartanya."

Seulgi membuka matanya karena sinar matahari pagi sudah menembus gorden kamarnya. Ia sedikit melirik jam di atas nakasnya. Betapa terkejutnya setelah tau jam menunjukkan pukul setengah tujuh.

"AAAAAAAAAAAAAAA, DUYUNG! KENAPA NGGA BANGUNIN SEULGI."

Gadis itu berlari menuju kamar mandi, ia hanya mencuci mukanya setelah itu mengganti piamanya dengan seragam sekolah.

Ia berlari menuruni tangga, yang pertama kali ia lihat adalah. Doyoung yang sudah tertawa terbahak bahak duduk di samping Yuri.

"Mami, kenapa ngga bangunin Seulgi. Kan jadinya kesiangan. Nanti kalau gerbang udah ditutup gimana?"

"Gaya Lo. Biasanya juga selalu telat berangkat sekolah."

Plak

"Itu mah Lo kali duyung!"

"Gue mah bebas, pa satpam juga ngga berani ngelawan gue."

"Dih, harusnya tuh ya. Pemilik sekolah tuh yang paling rajin, biara jadi contoh buat yang lainnya."

"Udah, buruan sarapan gih. Nanti berangkat bareng papi Minho," ucap Yuri. Untung keluarga mereka yang punya sekolah itu.

"Mi, bunda udah sampai belum ya? Kenapa belum telpon Seulgi."

"Oh iya, siang kemarin udah sampai. Terus katanya dia telpon kamu ngga aktif dari pagi."

Nah, baru ingat kan kemarin Seulgi mematikan iPhone nya sebelum berangkat sekolah, dan sampai sekarang ia lupa mengaktifkan lagi.

"Oh iya, lupa. Dari kemarin aku matiin soalnya mi."

Mereka berangkat lima belas menit kemudian. Benar saja, saat sampai di depan sekolah, gerbang sudah ditutup karena memang aturannya tutup jam tujuh tepat. Dan pak satpam pun membukakan pintu gerbang sekolah karena tau yang datang pemiliknya. Enak banget ternyata jadi pemilik sekolah kaya gini.

Saat berjalan di koridor menuju kelas, Seulgi berpapasan dengan anak kelas sebelas. "Kak, tadi kakak di suruh ke ruang dance sama pak Taimin. Katanya udah ditunggu juga."

"Oh iya, makasih ya Karina."

"Sama sama kak Seulgi, oh ya kak. Maaf ya," gadis yang lebih tinggi dari Seulgi itu membenarkan kancing seragam Seulgi paling atas. "Kebuka kak, takut ada yang liat."

Seulgi tersenyum kikuk. "Aduh, tadi kakak telat bangun. Jadi buru buru, makasih ya Karina."

"Siap kak, makasih juga udah selalu bantu aespa berlatih. Kalau gitu, Karina duluan ya?" pamit gadis itu yang diangguki seulgi sebagai jawaban.

Seulgi melanjutkan jalannya, didepan ruang perpustakaan, ia pun membelokkan langkahnya menuju ruang dance.

Memangapa ruang dance sepi? Bahkan tak ada siapa siapa disana. Saat membuka pintu, ternyata hanya ada Taeyong yang tengah duduk di bangku samping piano. Sungguh malas rasanya.

"Pak Taemin mana? Kok ngga ada?" tanya Seulgi tanpa memandang lawan bicaranya.

"Lagi ambil CD."

Hening, pasangan yang biasanya lupa cara diam. Kini sepertinya mereka lupa cara berbicara. Keduanya sama sama takut dan gengsi untuk ngomong duluan.

Taeyong bangkit dari duduknya, ia menghampiri Seulgi yang tangah sibuk dengan iPhone nya. "Kenapa diam? Marah sama aku ?"

"Nggak."

"Hey, tatap aku. Aku tanya, kenapa kemarin ngga balas chat dari aku?"

"Aku males pegang hp."

"Plis lah, jangan gini. Aku ngga mau kamu diemin kaya gini."

"Tae, aku kayaknya udah...."

"Seulgi udah datang? Kalau gitu kita bahas buat pensi dance tiga minggu lagi. Kalian jadi kan buat tampil berdua ?"

"Jadi pak," jawab Taeyong yang membuat Seulgi tambah kesal. Awalnya memang ia yang minta untuk tampil berdua, namun untuk kali ini sepertinya ia lelah.

"Baiklah, Minggu ini kalian ada latihan sama saya. Dan untuk ujian, kalian berdua ngga udah khawatir, ibu Ryu yang akan membantu belajar kalian."

"Tapi kayaknya saya ngga bisa deh pak."

"Seulgi, kamu harus bisa. Kamu itu penyumbang prestasi terbanyak di sekolah, masa ngga mau tampil."

"Tapi kan pak...."

"Kamu harus tampil."

"Ck, iya pak iya. Sekarang udah kan? Saya mau balik ke kelas."

Yang biasanya selalu bergandengan tangan kemana mana, kini Seulgi berjalan lebih dulu meninggalkan Taeyong. Anak anak yang tengah olah raga sudah tak asing dengan kejadian itu, mereka sudah tau pasti lagi ada cekcok antara kedua sejoli itu.

"Gi, darimana saja baru datang?" Irene menghampiri Seulgi di pinggir lapangan.

"Dari ruang dance, tungguin aku mau ganti baju dulu."

Belum sempat berbalik, Taeyong mencekal lengan Seulgi. "Jangan marah. Aku mau ngomong sama kamu."

"Ngomong tinggal ngomong ribet amat."

Seakan paham dengan situasi ini, Irene memilih pamit dan membiarkan mereka menyelesaikan masalahnya. "Gue duluan ya, tadi Yeri gue tinggal."

"Eh tapi Lo...."

"Bye," Irene berlari kembali ke tengah lapangan.

Seulgi berdecak malas. "Ck, mau ngomong apa?"

"Ke taman belakang aja ayo," Taeyong menggandeng tangan kekasihnya berjalan menuju taman.

Pasangan kekasih itu duduk di bangku panjang taman, Taeyong meluruskan kakinya lalu menatap ke arah samping. "Hey, aku mau jelasin. Semalam Joy kembali sakit. Jadi aku belum menerima perjodohan itu."

Seulgi menoleh. "Belum berarti akan dong ? Lagian kemarin aku juga udah dilabrak sama calon istri Lo."

Flashback on

Seulgi berdiri di bahu jalan menunggu grab barusan ia pesan.

"Nungguin ojek ya? Kasihan, supir pribadinya udah ngga mau nganter jemput lagi," gadis dengan memakai seragam yang sama menghampirinya.

"Maksud Lo apa supir pribadi?"

"Hahahaha, bego Lo ya?"

"Gue beneran ngga paham maksud Lo apa."

"Emang pinter banget kalau akting. Gue jadi kasihan sama kak Taeyong, udah minta apa aja Lo ke dia?"

"Heh jaga omongan Lo ya, gue ngga pernah minta apapun ke dia."

"Gue kira keluarga Choi itu keluarga tajir, ternyata sering manfaatin orang lain ya."

"Maksud Lo apaan sih pake bawa bawa keluarga Choi segala?"

"Gue cuma mau minta hak gue. Lo bisa kan jauhin Taeyong?"

"Hak ? Emang Lo siapa?"

Cewek itu tersenyum licik. "Oh iya, gue lupa kenalin, gue Jennie Kim, anak kelas sebelas vokal A, dan gue juga calon istrinya Taeyong."

Sesak, itu yang dirasakan Seulgi saat ini. "Oh ya, gue yakin Lo pasti udah kenal gue. Grabnya udah dateng, gue duluan."

"Gue ingetin Lo sekali lagi, jauhin calon suami gue."

Flashback off

"Gue cuma ngga mau ganggu Lo lagi Tae."

"Gue ngga akan menerimanya, gue cuma cinta sama Lo."

"Tapi gue lelah Tae. Gue tersiksa lima tahun ini. Gue cinta sama Lo, tapi gue ngga bisa kalau Tante Tiffany tetap kaya gini ke gue."

"Gue maunya sama Lo," Taeyong membawa Seulgi ke pelukannya.

"Aku mau kita break dulu."

"Kenapa? Karena mama?"

"Gue mau fokus ujian, gue ngga mau cari masalah sama itu anak kelas sebelas."

"Jennie maksud Lo?"

"Dia calon istri Lo kan? Udah pasti dia akan direstui sama mama Lo. Sedangkan gue?"

"Gue ngga mau putus sama Lo."

"Gue cape Tae."

"Gue mau Lo selalu ada disamping gue. Lo ngga ingat lima tahun terakhir ini? Apa Lo yakin bisa lupain semua ini dengan mudah?"

"Plis Tae, demi gue. Gue mohon sama Lo, kita udahan aja ya," ucapnya lembut. "Gue pamit duluan."

Taeyong termenung di kursi taman, tanpa ia sadari air matanya sudah lolos. Meski sudah pamit pergi, Seulgi juga masih mengamati lelaki kesayangannya. Sesak rasanya melihat Taeyong nangis, ia juga tau kalau Taeyong anti sekali mengeluarkan air mata.

"Maafin gue Tae. Jujur Gue capek, gue bingung kenapa mama kamu dingin terus ke aku."

"Gi," lirih Irene kalau memeluk sahabatnya, "gue tau ini berat gi, gue yakin Lo mampu."

"Makasih Ren."

Seulgi juga melihat Yeri, Wendy, Doyoung, Jaehyun, Lucas yang datang menghampirinya.

"Lo putusin Taeyong?" tanya Doyoung berusaha biasa saja.

"Maafin gue kak, jujur gue lelah. Taeyong juga mau dijodohin."

"Maksud Lo?" tanya Doyoung, Lucas, Jaehyun bersamaan.

"Gue ngga ada hak buat ngomong ke kalian, biar dia sendiri aja yang jujur. Ayo girl, ke lapangan," Seulgi tersenyum, lalu menggandeng tangan sahabatnya menuju lapangan.











































Too bee continue
_________________________________

Baru dua part udah putus aja

Aku bakalan ngasih tantangan nih, setiap 15 vote aku bakalan up, ok ?

Diketik 1800 kata

See you next part ya

Ig@ekcahytihh

Continue Reading

You'll Also Like

84K 8.1K 34
Kalau durennya kayak gini gapapa deh mabok duren hehe - Irene Bae. cr cover to ; dandelions.flo 🌟highest rank #4 in exovelvet 29/06/2019 #1 in exove...
206K 21.5K 89
"Oppa, terimakasih atas semua kebahagiaan yang ada di dalam hidupku." "Tzuyu, aku akan selalu menggenggam tanganmu sampai aku menutup mataku." Highes...
757K 64.9K 79
[END] Seorang wanita yang merasakan menikah dengan Jung Jaehyun, lelaki yang tampan. Dan beruntung nya wanita yang menikah dengan Jung Jaehyun. Start...
Bawa Kembali By c

Short Story

11.1K 1.3K 16
Untuk mengikhlaskan sesuatu itu butuh waktu.