DIRGANTARA (SELESAI)

By Sofie715

929K 60.3K 6.4K

[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, KARENA SEBAGIAN CHAPTER SUDAH DI PRIVAT❤️] "Burung yang sudah tertangkap, tidak... More

P r o l o g
1.Tatapan Mata
2.Dirgantara
3.Masalah
4.keroyokan
5.Leopard
6. Pertarungan (1)
7.Pertarungan (2)
8.Keluarga
9.Awal masalah
10.Rasa ketakutan
11.Begajulan Leopard
12. Perseteruan
Cast of story
13.Hukuman
14.Pertemuan kedua
15. Permulaan
16. Peliharaan?
17. Kedatangan Talos
18. Diserang! (1)
19. Diserang! (2)
20. Secarik kertas
21. Bermain?
22. Bajingan
23. Anjing peliharaan
24. Bertemu lagi?
25. Insiden
26. Sentuhan
27. Tercium
28. Pelukan kedua
29. Sisi baiknya
30. Giliran pipi?
31. Dia, siapa?
32. Nervous
33. Kerja bakti sekolah
34. Melindungi, atau menyakiti?
35. Kekangan Dirga
36. Tidak rela?
37. Amarah Dirga
38. Diluar kendali
39. Nggak sengaja, katanya?
40. Kehangatan Dirga
41. Dia demam
42. Sipeneror cokelat
43. Marah?
44. Perdebatan
Baca, harus teliti
46. Hilangnya senyuman
47. Sebatas kasihan?
48. Takdir cinta
49. Dua hati?
50. Lembaran baru
51. Hari bahagia
52. Merelakan
53. Ikatan pertemanan
54. Pembuktian cinta
55. Malam bersamamu
56. Janji sang senja
57. Hari tanpa Dirga
58. Malam kehancuran
59. Dekat, tapi jauh
60. Hanya kamu
61. Tercerai-berai
62. Hanya sesaat
63. Takdir yang berbicara
64. Kejutan semesta
65. Suka dan Duka
E p i l o g
Kabar gembira? Atau...
Spin off
New story!
Halo...

45. Rengkuhannya

9.1K 688 86
By Sofie715


Anyeong Haseyo, anyeong haseyooo!👋

Aku datang membawa kabar gembira guys!

Tepat dihari Jum'at, hp aku mati total-_ Mau di cas atau enggak, tetep mati. Setelah sore nya dibawa ke tempat service, Alhamdulillah nyala lagi, hiks.
Doain biar awet dan nggak rusak lagi ya temen², aminnn.

Semua yang ada di sini, nggak hilang karena nggak jadi ganti baterai/di flash.

InsyaAllah mulai sekarang cerita ini akan aktiv seperti biasa, Yeay!

Seneng nggak?? Happy nggak?! Harus seneng+happy dong!

Readers be like

“Lebay lo!!”

-_-

⚫HAPPY READING⚫

Alexa membelalakkan matanya, begitu terkejut saat disuguhi tiga siswa perempuan bertopi hitam yang setengah wajahnya tertutup masker dan kacamata hitam didalam toilet.

Dua siswi bertugas dibelakang tubuhnya yang sigap untuk menahan kedua tangannya. Sedangkan yang satu hanya berdiri didepannya, seolah berperan sebagai pemimpin.

“Lepas!”

“Siapa kalian?!” teriak Alexa meronta, menatap panik mereka bertiga satu persatu.

“Diem lo!!” tegur siswi yang berdiri dihadapannya dengan tatapan tajam. Dia memakai kemeja dan rok span abu-abu yang sangat ketat hingga memperjelas lekuk tubuhnya.

Alexa memandangnya gusar dengan alis berkerut dan bibir melengkung kebawah.

“Lepas! Siapa kamu?! Apa mau kalian??”

Satu siswi mendengus.

Ck, Bisa diem nggak?!!” tuntut siswi berseragam ketat sembari berjalan mendekat lalu melayangkan tangannya untuk menjambak rambutnya yang tergerai.

“Diem gue bilang?! Jangan bandel!!” Dengan geram siswi itu terus memperkuat jambakan tangannya membuat Alexa tak kuasa menahan sakit.

“L-lepas..., lepas! Kalian ini siapa?!? Tolong..., k-kalo ada masalah, selesaikan baik-baik, nggak perlu pake cara kaya gini.”

Alexa tak henti memberontak kuat berusaha untuk melepaskan kedua tangannya dari cekalan mereka berdua. Bagaimanapun ia hanya mempunyai satu tenaga untuk melawan.

“Lepas..., Lepasin!!”

“Tolong...,Tolong! Lepas!!”

“Sakit..., lepas! Tolong...”

PLAK!

“BACOT!! GUE BILANG DIEM, BANGSAT!!”

Siswi yang sedari tadi berulah merasa geram lalu melayangkan tamparan keras hingga rambut Alexa yang semula rapi berubah berantakan karena menutupi sebagian wajahnya.

“Jadi cewek bandel banget sih lo!!” cerca siswi yang barusaja menampar, seraya menarik paksa dagu Alexa dengan mata melebar, tersirat benci.

“Rasain nih, nih! Biar bibir lo nggak terus-terusan ngoceh. Sepet gue dengernya! Eneg tau nggak?!!”

Lantas, siswi itu merobek lakban hitam ditangannya lalu ia tempelkan rapat-rapat  untuk membungkam mulut Alexa.

Alexa terus berteriak walau tidak menimbulkan suara, kedua matanya memanas dan tubuhnya tak henti melakukan pemberontakan.

“Apa? Apa?! Nggak terima?? Ck, lo pikir gue peduli?! Cewek nakal kaya lo, emang pantes diginiin!!” gertak siswi itu meremas rambut Alexa geram, disusul tarikan kencang hingga Alexa memekik tertahan dan satu tetes air matanya luruh.

“Dih nangis, cengeng lo! Dasar jalang girang!! Hobi kok goda cowok orang! Kalo aja lo nggak goda cowok gue, nggak bakal dia cium lo bangsat!! Abis ini siapa lagi?! Om-om?? Bapak-bapak?? Kakek-kakek?! Cuih, amit-amit!!”

Alexa terus menggeleng membantah tuduhan itu dengan mulut terbungkam lakban. Dia tidak mengerti apa maksud dari pembicaraan siswi itu.

Kapan dia menggoda laki-laki? Kapan dia dicium oleh pacar siswi itu?? Demi apapun, Alexa merasa tidak pernah melakukan hal itu.

Cih, emang dasar muna!” sarkas siswi itu tajam. Ia menarik lakban yang membungkam mulut Alexa dengan cepat.

“Gue benci basa-basi. Kalian berdua, lakuin tugas sekarang!!” titahnya tegas, membuat dua pengikutnya spontan mengangguk patuh.

“Lepas, Tolong! Tolong!! Kalian jangan macam-macam, Aku bisa teriak!! Lepasin! Aku mohon...”

Dua siswi yang masih menahan lengan Alexa lantas mendorongnya paksa hingga gadis itu berdiri tepat didepan wastafel toilet yang aliran air nya tertutup rapat, membuat seluruh isi wastafel terbendung oleh air.

Siswi si pesuruh menyeringai penuh antusias, lalu melangkah menyusul.

Mereka bertiga tidak menyadari, bahwa terdapat celah pintu cukup lebar yang tidak tertutup rapat.

BYUUR!

Satu detik kemudian, satu ember berisikan air berhasil mengguyur seluruh tubuh Alexa hingga basah kuyup. Gadis itu menahan nafas, mengubur seluruh emosinya yang tertahan didalam hati.

Siswi berseragam ketat kembali beraksi untuk menjambak rambutnya sangat kuat hingga detik itu juga tangis Alexa pecah. Bukan hanya sakit fisik yang Alexa rasakan, tapi mentalnya juga ikut tergores.

“Jadi cewek nggak usah sok kecantikan!! Sampai kapan pun, lo masih tetap dibawah gue!! Nggak akan lebih unggul dari gue!! NGGAK AKAN!!!”

Dengan mata menyalang, siswi tersebut mendorong kepala Alexa hingga membenamkannya dikubangan air dalam wastafel.

Alexa spontan menahan nafas dan merapatkan bibir mencegah air untuk masuk ke tenggorokannya. Gadis itu terus menggeleng, mengisyaratkan bahwa dia tidak sanggup bertahan lama didalam air.

Bluum!

“Buat lo, yang udah lancang rebut milik gue!!” siswi itu menarik kepala Alexa kemudian menenggelamkannya lagi kedalam air.

Bluum!

“Buat lo, yang udah renggut semua kebahagiaan gue!!” selang beberapa detik, siswi itu melakukan hal yang sama.

Bluum!

“Buat lo, yang selalu bikin hidup gue hancur!!”

Kedua mata siswi itu mendelik tajam karena emosi.

Bluum!

“Dan buat lo, YANG BERANI-BERANINYA CIUM MILIK GUE!!! ALEXA ANJING, BANGSAT!! GUE NGGAK TERIMA, NGGAK AKAN TERIMA, AKHHH!!!”

Kali ini, siswa itu menjerit histeris lalu membenamkan kepala Alexa kedalam air tanpa mengizinkannya menghirup oksigen.

“KEPARAT!! MATI AJA SANA, MATI!!!”

Alexa terus menggeleng dan meronta saat nafasnya mulai sesak dan air  perlahan-lahan mulai masuk kedalam mulut saat bibirnya mulai terbuka. Naas, siswi itu tak kunjung menarik kepalanya. Dia justru kian menekan kepala Alexa lebih dalam. 

Didalam air, Alexa tunggang-langgang. Rasanya tidak karuan, ia merasa sangat lemas dan tidak mampu melakukan pemberontakan.

Dirga, tolong...

BRAK!!

Pintu toilet terbuka tiba-tiba saat seorang siswa berjaket hitam dan tudung dikepala menendang pintunya dari luar.

Lantas, ketiga gadis bertopi yang memakai masker serta kacamata itu tergejolak kaget hingga refleks memandang ke arah sumbernya.

”BANGSAT!! Siapa sih___”

Kedua manik mata yang berkilat tajam didalam tudung jaket membuat siswi berseragam ketat langsung diam. Tersirat kemurkaan jelas di netra kelamnya, dia memandang ketiga gadis itu dengan raut lurus.

Mereka bertiga spontan menyingkirkan tangannya dari anggota tubuh Alexa dengan raut cengo dan tubuh yang mendadak kaku. Mati nih, mati!

Sial sial sial!! Kenapa Dirga ada disana?! Kenapa harus kamu yang selalu gagalin semuanya?? Gimana ini?! Aku harus gimana, Tuhan...

“Pergi,” titah Dirga dingin.

Siswi berseragam ketat menenguk ludahnya susah payah lalu melangkah ragu kearah Dirga dengan ekspresi ketar-ketir. Ia melepas kacamatanya guna memperjelas pandangan.

“Dirga, i-ini nggak__”

“Pergi,” ulangnya sinis.

“D-Dirga please, a-aku___”

“PERGI SIALAN!!!”

Mereka bertiga memekik tertahan kemudian terpaksa melarikan diri sesaat mendengar suara Dirga yang menggelegar penuh kemurkaan. 

Uhuk, uhuk!

Didalam sana, tubuh Alexa merosot lemas tak berdaya. Ia terduduk dan berkali-kali memuntahkan air yang berhasil masuk kedalam mulutnya.

Ma-ma....” Gadis itu merintih parau.

Wajahnya pucat dan pucuk hidungnya memerah. Kedua kelopak matanya terpejam disertai ringisan pedih yang muncul diraut wajahnya.

Dirga melangkah masuk kemudian berjongkok hendak menyentuh leher belakangnya guna membantu. Namun itu urung, karena Alexa lebih dulu berdiri lalu melangkah lunglai dengan memeluk tubuhnya sendiri yang basah kuyup.

Dengan sigap, Dirga langsung menahan tangannya. Laki-laki itu mendekat, kemudian melepaskan jaket yang ia kenakan dan memakaikannya ditubuh Alexa dari belakang.

Terdengar isakan lirih yang tertahan.

Berusaha tidak peduli, gadis itu kembali melangkah. Untuk kesekian kali, tangannya tertahan. Kali ini, Dirga membalik tubuhnya hingga akhirnya membawa tubuh gemetar itu kedalam rengkuhannya.

Ma-ma...

Dirga semakin erat memejamkan mata sesaat isakan parau Alexa semakin mengencang setelah jatuh didepan dadanya. Hati Dirga berdenyut seolah ikut merasa sakit. Ia tak berhenti membelai surai Alexa dengan lembut.

Lain dengan gadis itu yang terdiam kaku tidak berniat membalas pelukan Dirga. Isakan sendu itu semakin keras sesaat menahan sesak yang terus bergejolak didalam dadanya.

Sssst, jangan, jangan nangis. Gue..., nggak suka.”

*****

Ella marah, Ella kesal, Ella murka.
Dia sangat benci melihat Dirga yang bersikap manis kepada Alexa. Kenapa berbeda dengan sikap ketus, dingin dan kasar saat bersamanya?

“Sialan!”

Dari kejauhan, Ella mengepalkan kedua tangannya dengan mata melebar dan dada naik-turun. Daishi dan Tara pun hanya bisa menenangkan seadanya.

“Sabar La, sabar. Yang tenang... Aha! Asiap, Ikutin intruksi gue ya? Tarik nafas dalam-dalam, Hmmmp.... Tahan, tahan..., kalo perlu nggak usah dihembusin lagi.”

Plak!

“Tolol!!” hardik Daishi setelah berhasil menggeplak lengan Tara dengan geram. Benar-benar Tara ini, tidak tahu suasana sedang mencekam.

Ella masih diam menatap nyalang kedua sejoli itu dengan amarah membara, telinganya mendadak tuli hingga tidak mendengarkan ocehan kedua temannya.

Ella mencintai Dirga. Ia tekankan, bahwa Ella mencintai Dirga!

Dari dulu, dia lah yang sangat mencintai laki-laki itu nyaris sampai merasa gila. Dia yang lebih dulu mencintai Dirga, bukan Alexa. Lantas, kenapa gadis itu yang mendapat semuanya? Kenapa bukan dia yang sudah berjuang?!

Perlahan, bayangan kabut hitam bermunculan dari dalam tubuhnya. Cinta yang ia miliki saat ini, bukan sekedar rasa cinta biasa.

Kini, lambat laun rasa itu telah berubah menjadi obsesi.

Obsesi untuk menyingkirkan siapapun yang berani merebut Dirga dari dirinya. Iblis dalam tubuh Ella mulai aktif dan menekankan agar ia melakukan hal-hal bodoh diluar kendali.

Gadis itu menyeringai lebar dengan kedua mata memerah yang berkaca.

Satu nama yang sangat dibencinya di dunia fana ini.

Alexa.

Hanya nama itu yang satu-satunya Ella teramat benci. Benci! benci! benci!

“Tunggu, apa yang bakal gue lakuin.”

*****

Malam ini turun hujan. Tidak lebat namun sedikit disertai angin.

Laki-laki berkaos hitam dengan jeans panjang biru berpadu abu-abu tersenyum tipis saat sampai didepan gerbang rumah minimalis yang sudah lama tidak ia kunjungi. Dia memandang rumah sahabatnya itu Dengan wajah teduh.

Eh, Mas Steven? Udah sembuh toh? Eladalah, Gimana kabare Mas??” Satpam yang sedari tadi berjaga dengan payung disekitar halaman membuka gerbang hitam yang menjulang.

Steven tersenyum senang melihat Pak Jarot, Satpam yang dari dulu setia menyumbang tenaga dengan keluarga Alexa.

Mereka bersalaman disusul menepuk bahu layaknya teman yang sudah lama tidak bertemu.

“Baik Pak. Anda sendiri? Sudah berhasil nikahin Bi Jumi belum??” canda Steven terkekeh. Pasalnya mereka berdua memiliki status yang sama, pasangan mereka sudah lama meninggal.

Hush! Mas Steven iki, lagi proses Mas.” Pak Jarot berbisik dengan sedikit logat jawa disusul kekehan kecil menimpali candaannya.

Steven terkekeh kembali.
“Gas Pak,” dukung Steven menyemangati.

Hehe, pasti Mas Stev. Eh, duh Gusti! Hayu masuk Mas? Saya antar ke dalam, sampe lupa keasikan ngobrol iki. Ayo ayo, Mas pasti mau ketemu Mbak Alexa kan? Mari,” ujar Pak Jarot menggiring Steven masuk ke pintu utama kediaman Alexa.

Ceklek!

Saat pintu rumah terbuka, kedua orang tua Alexa kompak berjejer dihadapannya.

“Selamat malam om, tante.” Steven membungkukkan kepala menyapa mereka dengan ramah.

Hei boy, oh my gosh! Good night to, handsome!” balas Katrine semangat. Ia memeluk Steven dengan raut sumringah.

Eh, Nak? Selamat malam. Sudah lama kamu tidak bertamu kesini ya, om kira lupa lokasi,” canda Reza kemudian memeluk Steven dan menepuk pundaknya yang lebar.

Steven terkekeh jenaka.
“Saya rindu om, tante,” ungkap Steven terang-terangan.

Pasangan suami istri itu tergelak mendengar pengungkapannya.

“Kamu ini, harusnya kan Alexa yang jenguk kerumah kamu, bukan malah sebaliknya. Jangan lemah sama cewek dong Stev,” omel Reza melirik Katrine sekilas.

Hey! Saya dengar, you know?! Tapi..., kali ini Mama setuju deh sama Papa, harusnya Grey yang Dateng kerumah kamu. Kamu kan baru aja sembuh Nak,” tambah Katrine.

I'ts okey om, tante. Saya nggak keberatan, kapan-kapan giliran Alexa yang kerumah saya. Iya kan?”

Hmm, iya-iya. Yang lagi muda mah gini,” goda Katrine sengaja.

“Udah sana, keatas aja Stev. Akhir-akhir ini dia sering dikamar. Om takut dia ada masalah,” kata Reza khawatir.

“Masalah? Yasudah, saya keatas ya om, tante. Boleh kan?” tanya Steven.

Plak

“Ih kamu mah kaya nggak biasanya,” balas Katrine memukulnya pelan.

“Biasanya juga berantem mulu diranjang,” ceplosnya.

Heh, Ma! Ngomong apa sih? Ngajarin anak orang yang bener!” tegur Reza salah sangka.

“Loh? Apa sih Pa! Mama kan bener, Steven sama Grey kan emang sering berantem di kamar, diranjang. Iyakan Stev?? Papa nih yang nggak bener. Orang mereka emang sering berantem kok,” balasnya membela.

Steven menahan tawanya stay cool, menyaksikan perdebatan labil itu.

“Kalo gitu, saya keatas om, Tante.”

“Ya! Tapi inget batas Stev, jangan macem-macem! Om ngijinin belum tentu ngebolehin, oke?!” peringat Reza yang terngiang ucapan istrinya.

*****

Jika harimau sudah meraung, tandanya tidak ada kata lain selain kehancuran.

_Mrs. A_

Alexa mengernyit menatap layar ponselnya yang barusan bergetar mendapati pesan aneh dari nomor pribadi. Gadis itu berpikir sejenak menerka-nerka.

“Siapa? Emm..., oke biarin. Positif thinking, Mungkin dia salah kirim,” lirihnya meyakinkan diri sendiri. Alexa mengubah posisinya yang semula menyender di headboard kasur menjadi tengkurap.

Drrtt! Drrtt!

Gadis itu mengerjap gelisah saat nomor pribadi tanpa angka yang tertera masuk menghubungi nomor ponselnya.

Alexa bergerak tak nyaman, sedikit takut. Tanpa pikir lagi, ia reject panggilan tersebut.

“T-teror?”

Drrtt! Drrtt!

Alexa tersentak kecil karena ponselnya kembali bergetar. Dengan kalut ia terus me-reject nomor itu.

Drrtt! Drrtt!

Naas, usahanyaa sia-sia. Karena si pemanggil, keukuh menghubunginya. 

Sepertinya memang tidak ada cara lain untuk menghentikan, selain mengangkat panggilan itu. Alexa menelan salivanya dengan berat. Diluar hujan, ia semakin merasa takut.

“H-halo?” Berhasil tersambung, Alexa bersuara dengan sangat lirih. Ia memejamkan matanya kelewat takut.

10 detik...

Tidak ada yang bersuara. Hanya gemercik air hujan yang saling menyahut didalam sana.

“H-h-halo??”

Lama tidak ada sahutan, membuat Alexa kian gemetar. Jantungnya berdetak kencang, ia sudah bersiap menekan tombol merah sebelum suara dari dalam telefon akhirnya menghentikannya.

Mati.”

Tubuh Alexa menegang kaku. Satu kata itu, seperti tombak yang berhasil menghunus jantungnya.

Bug!

“KYAAAAAA!! TWOWONG!! TWOWONG!! PWENJWAHAT!!”

Steven yang barusaja datang nyaris tak bersuara, tergelak melihat kehisterisan Alexa yang heboh meronta karena kepalanya tertindih bantal.

“HAHAHA! Lucu asli, kaya Adu Du. HAHAHA, Ckckck!” Steven tertawa keras diatas ranjang sembari memegang perutnya.

BUG!!

“Kamu apaan sih?! Nggak lucu!!” sinis Alexa balik melempar bantal kearah Steven.

“Dih marah,” goda Steven mencolek dagunya sekilas. Lalu dibalas tepisan kasar oleh Alexa.

Gadis itu memukul dadanya membabi buta. Steven beberapa kali terdorong karena pukulannya menggunakan tenaga.

Bugh! Bugh!

“Pergi sana! Pergi!! Sana, sana pergi!! Hush, hush! Aku bilang pergi! Cepetan!! Steven per___”

Brugh!

Alexa langsung terdiam saat tubuhnya menimpa Steven. Keduanya saling membisu dengan manik yang  beradu.

Ekhem,”

Alexa berdehem singkat, kemudian bergerak tak nyaman mencoba bangkit.

Keningnya berkerut, saat tangan Steven menahan pinggangnya. Dengan tampang buaya, Steven tersenyum miring dan mengangkat alisnya.

Alexa mengernyit, kemudian tersenyum jahil. Ia mengangguk-angguk membuat Steven memudarkan senyumnya.

“Satu.., dua..., YEA!! RASAIN NIH, RASAIN!! DASAR STEVEN JAILANGKUNG!!”

Alexa berhasil mengambil bantal diam-diam, dan membekap wajah Steven dengan gembira. Ia terpingkal, melihat Steven yang mencak-mencak karena sesak nafas.

-
-
-
-
To be continued

Hufft, lega bisa update lagi^_^

Maafin aing ya cuy, kemaren marah-marah bawaan pms juga, jadi nyeblak aja dah😂. Alah, alesan lu!

Bikin aku seneng dong-_-

Contohnya spam coment nyampe tembus 100 juga bisa. Itu udah bikin aku seneng loh, beneran;)

Dan tentunya itu bikin mood lancar terus, hehehe.

Continue Reading

You'll Also Like

6.2M 266K 58
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
3.6M 175K 64
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...
822K 43.3K 76
The end✓ [ Jangan lupa follow sebelum membaca!!!! ] ••• Cerita tentang seorang gadis bar-bar dan absurd yang dijodohkan oleh anak dari sahabat kedua...
1.8M 129K 82
[Brothership] [Not bl] Setiap orang berhak bahagia, meskipun harus melewati hal yang tidak menyenangkan untuk menuju kebahagiaan. Tak terkecuali Erva...