|3+3-3|

9.6K 699 16
                                    

Mohon apresiasinya 🙏
Jika kalian suka, kalian bisa memberikan bintang.
Kalian juga bisa komen.
Vote ✨ dan komen 💬 kalian sangat berpengaruh pada author. Tetapi tetaplah menjaga kesopanan. TERIMAKASIH
Dan mohon jangan menjadi silent readers. TERIMAKASIH SEKALI LAGI.

______________________

Sinar mentari mulai muncul. Gordennya pun telah tersingkap. Jam masih menunjukkan pukul 5.30 tetapi Shera eh bukan.. Shena yang telah menjadi Shera, eh..intinya Shera yang baru telah bangun dari tadi. Dia sudah mandi, sudah ganti baju, dan sekarang dia sedang berkaca.

"Fyuhh, gue jadi insecure. Gila si Shera manisnya gak tanggung-tanggung", gumamnya melihat perawakan dirinya sendiri.

"Hari ini kan pertama masuk setelah libur semesteran. Dan sekarang gue kelas XI IPA 1, udah semester 2 lagi. Lagi pula ngapain sih gue pake reinkarnasi ke tubuh anak SMA. Kenapa ngga anak kuliahan gitu. Kan gue gak perlu ngulang. Apa jadi bos kek, huh"

Owh ya guys for your information. Shena umurnya emang masih 17 tahun sama kayak Shera. Tapi bedanya si Shena itu pinternya nauzubillah. Dia pinter karena pegangan tiap harinya ya buku. Kan tiap hari dia kerja di perpustakaan. Jadi kemungkinan besar buku-buku yang ada di sana udah di baca.. sebagian besar.

Shera mulai melangkahkan kakinya keluar kamar tapi sebelumnya dia mengambil tas terlebih dahulu. Tak lupa memakai hoodie oversize berwarna navy.

Cklekk

Shera melihat mama nya yang sedang berpose mengetuk pintu.
Raut muka yang sebelumnya datar perlahan menampakkan senyum manisnya.

"Pagi mama", sapa Shera. Mamanya yang sebelumnya kaget mulai tersenyum pada sang putri.

"Pagi sayang. Mama pikir kamu belum bangun. Lagi pula tumben kamu jam segini udah bangun?", tanya Nyla keheranan.

"Gapapa kok ma, lagi pengen aja hehhe", ucapnya dengan cengirannya.

"Ayo ma turun!"

"Ah iya mama sampai lupa. Yuk!"

Mereka mulai turun, menuruni tangga satu persatu. Langkah kakinya membawa mereka menuju ruang makan. Yang ternyata sudah ada Wira di sana sedang membaca koran.

Shera mulai menghampiri sang papa.

"Pagi pa!", sapa Shera sambil mengecup pipi kanan Wira. Dan itu membuat sang papa sedikit terkejut.

"Ehh sayang, pagi juga. Tumben udah cantik", ucapnya terkekeh.

"Ihh papa. Papa seharusnya seneng dong sama perubahan Shera", ucapnya merucutkan bibir.

"Hahaha iya papa bercanda kok sayang", tawanya renyah.

"Shera!", Panggil Nyla.

"Kenapa ma?"

"Tumben kamu pakai hoodie?"

"Ahh ini,, lagi pengen aja", jawabnya ragu.

"Iya,, papa juga baru sadar kamu pakai hoodie. Kamu kan suka gerah kalo pakai yang tebal-tebal gitu"

"Hahaha dulu itu pa", tawanya canggung.

"Yaudah, yuk makan!. Kamu mau makan apa? Sini mama ambilin", tanya Nyla setelah mengambilkan makan untuk sang suami.

"Ayam sama tumis kangkung aja ma"

"Nih dimakan, dihabiskan ya! Biar kenyang, biar ngga pingsan pas upacara nanti", ucapnya menaruh piring itu didepan Shera.

"Iya mamaku sayang"

Beberapa menit berlalu. Jam sudah menunjukkan pukul 6 tepat. Dan Shera juga sudah menyelesaikan makannya.

"Pa/ma, Shera berangkat dulu ya", pamit Shera.

"Tapi ini kan masih jam 6 sayang. Kamu mau berangkat sekarang?", tanya Nyla.

"Iya ma", sambil menghabiskan minum.

"Mau papa antar?", tawar Wira yang hanya di respon gelengan kepala.

"Ga usah pa. Shera naik bus aja", ucapnya tanpa beban.

"Hah", kedua orang tuanya shock. Mereka bertanya-tanya, sejak kapan Shera mau naik bus?.

"Beneran?", Tanya Wira meyakinkan pendengarannya.

"Iya papa. Kalian tenang aja, Shera gak bakal kenapa-napa kok. Santai", jawabnya dengan kekehan.

"Yaudah Shera berangkat dulu", pamit Shera pada orang tuanya. Tak lupa menyalami mereka.

"Ahh iya hati-hati", ucap Nyla.

"Siap!", Jawabnya meninggalkan ruang makan.

Setelah keluar rumah, Shera melihat seorang laki-laki di depan rumahnya. Shera pun tak menghiraukan dia.
Shera mulai melangkahkan kakinya keluar pekarangan rumah. Tak lupa memakai penutup kepala hoodienya. Dan tak lupa pula kedua tangannya di masukkan ke saku hoodie. Shera berjalan dengan menunduk.

Alvaro's pov

"Ck, Shera ngapain sih minta jemput. Bikin repot aja", ucapnya menggerutu.

Sudah hampir 5 menit aku menunggunya. Aku chat, gak dibales, diread aja enggak.

Huftt sabar Al, kamu harus sabar.

Tak lama setelah itu aku mendengar langkah kaki mendekat. Kudongakkan kepala, ternyata dia. Pacarku. Itupun karena terpaksa. Tapi yang anehnya, kenapa dia jalan sambil menunduk? Tidak seperti biasanya.

Ku perhatikan dia, eh dia malah melewati ku, seakan-akan dia tak mengetahui keberadaan ku.

Akupun mengejarnya.

Author's pov

Al menghentikan Shera yang sedang berjalan.

Shera menoleh, lalu mengangkat sebelah alisnya, be like "kenapa?".

Al yang mengerti segera melepaskan cekalannya.

"Mau kemana lo? Gue udah nunggu dari tadi, eh malah lo cuekin gue", ucapnya dengan mata menajam.

Shera yang mendengar itu pun merasa heran.

"Siapa lo?", tanya Shera yang membuat Al tambah heran. Ini yang paling dia benci. Drama murahan.

"Ck, jangan sok gak kenal deh", ucapnya berdecak.

"Wait, siapa nama lo?", Pertanyaan yang sama dilontarkannya kembali.

"Lo lupa? Gue pacar lo", jawabnya menghela napas.

Shera yang mendengar itu, seketika badannya kaku.

'Dia yang akan membunuhku',ucapnya dalam hati.

"L-lo Alvaro?", tanyanya ketakutan.

"Emang siapa lagi pacar lo?", tanyanya heran. Didalam hati berkata,"Ni orang kenapa? Kok malah kayak ketakutan?".

"Ka-kalo gitu gue pergi dulu. Bye", ucapnya cepat lalu meninggalkan Al. Tapi sayangnya Al tak kalah cepat dengan Shera. Tangan Al berusaha menahan Shera. Lalu menariknya ke arah motornya berada.

"Pagi-pagi jangan buat ulah deh. Nanti aja kalau mau nge-drama", ucapnya tak santai sambil menarik Shera.

"Cek lepasin, tangan gue sakit", ucapnya meringis.

Al melepaskan cekalannya, lalu naik keatas motor.

"Cepet naik", perintahnya tak santai.

"Ta-tapi...."

"Cepetan jangan banyak bacot", berusaha menahan amarah.

Shera yang ketakutan. Hanya pasrah.

'Mukanya menyeramkan sekali', batin Shera.

Setelah aman, Al mulai menjalankan motornya.

Disini tidak ada drama ya kawan-kawan. Be like:
A: pegangan nanti jatuh
B: gak mau, cepet jalan
A: tiba-tiba melajukan motornya dengan cepat sehingga si cewek memeluk si cowok. Dan si cewek merasakan debaran dalam jantungnya.

Dimana mau nge-drama kek gitu, lha wong mereka saling gak suka. Wkwkwk

Mungkin untuk sekarang, gak tau kalau besok.
Pepet terus jangan kasih kendor, xixixixi

Second Life (Hiatus)Where stories live. Discover now