|10+10-10|

6.2K 524 2
                                    

Mohon apresiasinya 🙏
Jika kalian suka, kalian bisa memberikan bintang.
Kalian juga bisa komen.
Vote ✨ dan komen 💬 kalian sangat berpengaruh pada author. Tetapi tetaplah menjaga kesopanan. TERIMAKASIH
Dan mohon jangan menjadi silent readers. TERIMAKASIH SEKALI LAGI.

_______________________

Hari silih berganti. Menit demi menit pun mulai terlewati. Dan detik demi detik juga sudah ditelan bumi.

Matahari sudah mulai naik. Bumi pun mulai menghasilkan. Orang-orang sudah mulai beraktivitas.

Tapi tidak dengan Shera, dia masih terlelap. Shera bahkan tidak terganggu saat cahaya matahari mulai mendobrak gorden kamarnya yang masih tertutup.

Dan akhirnya membuka matanya perlahan. Samar-samar dia melihat wajah seorang lelaki didepannya. Shera mengerjabkan kedua matanya untuk memastikan. Sampai akhirnya semua terlihat jelas dimatanya.

"Huwaaa siapa lo?", Teriak Shera keras dan mendorong lelaki itu sampai tersungkur ke bawah.

"Aduh pantatku", disaat lelaki itu menggerutu tak jelas. Disitu pula Shera memastikan kalo tidak terjadi apa-apa dengan tubuhnya.

"Lia, aku gak ngapa-ngapain kamu. Gak usah sampai check badan gitu",

"Lo beneran gak ngapa-ngapain gue kan?", tanya Shera memastikan.

"Ya nggak lah", jawab lelaki itu sewot.

"Terus ngapain lo gak pakai baju. Pasti lo ngapa-ngapain gue kan. Ayo ngaku?", Tuduh Shera tak berujung.

"Kamu pengen banget ya aku apa-apa in?" Lelaki itu menggoda Shera.

"Ya-ya enggak lah", Shera setengah berteriak.

"Tapi wait, LO NGAPAIN DIKAMAR GUE?", teriak Shera dengan emosi yang tumpah-tumpah.

"Aduh Lia, jangan teriak dong nanti tenggorokan mu sakit", peringkat lelaki itu pada Shera.

"GUE BUKAN LIA.. uhuk uhuk", teriaknya bercampur dengan batuk.

"Tuh kan. Nih minum!", Lelaki itu menyerahkan air yang ada di atas mejanya.

"STOP! JANGAN MENDEKAT", teriaknya setelah tak batuk lagi.

"Lia stop! Ini masih pagi. Jangan teriak-teriak. Lagi pula ini bukan hutan", ucap lelaki itu mencoba mendekati Shera.

"Heh.....", Belum sempat Shera melanjutkan kalimat, pintu kamarnya terbuka menampakkan muka Wira disana.

Cklekkk

"Lho Revan kapan kesininya? Kok udah ada di kamar Shera?", tanya Wira yang mengetahui ada lelaki dikamar putrinya.

"Ehh papa, udah dari subuh pa", jawab lelaki itu.. Revan.. dengan tangan menggaruk leher yang tidak gatal.

Shera hanya diam saja. Dia masih bingung dengan keadaan ini.

"Shera!", Panggil Wira membuat Shera kaget.

"Iya", jawabnya refleks, meskipun pikirannya masih kemana-mana.

"Coba lihat jam", ucap Wira membuat Shera langsung melihat jam.

"Jam berapa?", tanya Wira lagi.

"Jam setengah tujuh", jawabnya masih linglung.

Wira menghela napas. "Kamu gak sekolah?", Wira masih berusaha sabar.

"Sekolah?", Shera masih loading.

Tik tok tik tok tik tok
Jarum jam terus berputar.

Tiba-tiba Shera melotot.
"SHERA UDAH TELAT!!!", teriaknya berlari ke kamar mandi. Dia tidak mandi, hanya mencuci muka dan menggosok gigi.

"Van, nanti kalau Shera udah selesai suruh turun langsung ya"

"Ehh iya pa"

"Pakai baju kamu!!", ucap Wira sebelum pergi.

Eh

"Lo ngapain masih dikamar gue? Pergi gue mau ganti baju", Shera mengusir Revan.

"Ck iya-iya", Revan keluar meninggal Shera yang sedang berbenah.

10 menit berlalu Shera sudah rapi dengan seragamnya, sudah lengkap atributnya. Dia segera keluar.

Shera berlari menuruni tangga menuju ruang makan untuk pamit ke ortunya.

"Lo kok ada disini?", tanyanya tak sopan.

"Shera yang sopan! Dia kakak kamu!", Tegur Wira pada Shera.

"Shera gak ada kakak pa", Shera mengelak soal adanya kakak.

"Maksud papa, Revan itu kakak sepupumu", Nyla meluruskan ucapan sang suami.

"Owhh bilang dong dari tadi, kan Shera gak akan salah paham", Shera tak mau disalahkan. "Pa/ma Shera berangkat dulu ya udah telat", pamitnya.

"Kamu gak sarapan dulu?", Nyla bertanya.

"Gak usah ma, nanti Shera makan di kantin aja. Pamit ya pa/ma", Shera menyalimi kedua orang tuanya.

"Ayo", Shera menarik Revan sampai berdiri.

"Ehh eh aku belum selesai sarapan Lia", ucapnya memelas melihat ayamnya yang masih banyak.

"Udah lanjut nanti aja. Gue telat juga gara-gara lo. Jadi ayo anterin gue sekolah", Revan harus tanggung jawab.

"Tapi...."

"Bye ma/pa Shera berangkat dulu. Assalamualaikum", teriak Shera sambil berjalan menyeret Revan.

"Waalaikumsalam. Hati-hati di jalan", jawab Wira dan Nyla berbarengan.

Shera dan Revan keluar. Dan sekarang mereka sudah ada didalam mobil menuju sekolah Shera. SMA Merpati... SMA swasta terelit se-Jawa Timur.

"Siapa tadi nama lo?", tanya Shera setelah mobil sudah berjalan.

"Revan", jawabnya singkat.

"Oke bang Re, yang cepet ya nyetirnya gue gak mau telat"

"Kok bang Re? Biasanya kan kamu manggil aku kakak", Revan heran dengan panggilannya.

"Gapapa udah gue upgrade itu", jawab Shera tanpa beban.

Revan yang mendengar itu hanya bisa menghela.

"Tadi bang Re ngapain dikamar gue. Pake telanjang dada lagi. Kan iman gue jadi goyah", ucap Shera pelan diakhir kalimat.

"Hehehe rencananya aku itu mau bikin kamu kaget. Tapi gagal deh", balasnya dengan tawa dibuat-buat.

"Bukannya berhasil ya? Kan tadi gue udah kaget, kaget banget malahan", Shera memang kaget setelah melihat Revan tidur disampingnya tadi.

"Iya juga sih"

"Bang Re umur berapa?", Tanya Shera lagi.

"Kamu ya, mentang-mentang udah 1 tahun gak ketemu masa udah lupa aja sih", Revan merajuk pada adik sepupunya.

"Udah jawab aja", Shera memang tak sabaran.

"Kita selisih tiga tahun. Umurku 20 tahun, kuliah semester 4"

"Owhh"

Setelah beberapa menit perjalanan. Shera sudah sampai didepan gerbang sekolahnya. Bel masuk pun masih 5 menit lagi. Dia tidak jadi terlambat.

"Nanti bang Re gak usah jemput gue ya. Gue bisa pulang sendiri"

"Tapi...", Ucapannya terpotong saat punggung tangan kanannya dicium Shera.

"Assalamualaikum", salamnya setelah itu melenggang keluar mobil masuk ke sekolahnya.

Shera meninggalkan Revan yang masih loading.

"Kayak suami istri saja. Pakai cium tangan", ucapnya sambil terkekeh melihat kelakuan Shera.

Revan meninggalkan sekolah Shera menuju kembali ke rumah Wira.

Second Life (Hiatus)Where stories live. Discover now