Teman-teman baru

142 17 0
                                    

- April 2015

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

- April 2015.

Pada sore hari ini, Yancy ingin belajar menaiki sepeda. Iya, Yancy belum bisa mengendarainya. Pernah satu kali, dia bermain sepeda tapi tak seimbang. Kemudian ia terjatuh dan menangis, bagaimana bisa Haven tak khawatir? Hey, walau terpaut tiga tahun, Haven begitu sayang dengan Yancy.

"Hati-hati ya, Yancy," pesan Huiyuan kepada gadis kecil itu sambil memakaikannya helm.

"Iya, Huiyuan."

"Aku akan mendorongmu pelan, kemudian akan melepasnya."

"Pelan?"

"Tentu saja! Kau masih belajar, mana mungkin aku sekejam itu," ujar Huiyuan.

Yancy reflek menampilkan cengirannya yang lucu itu. "Baiklah, aku siap!"

"Kalau begitu, aku dorong, ya. Kamu tetap mengayun pedalnya."

"Baik!"

Huiyuan pun mulai mendorong sepeda Yancy secara perlahan, kemudian melepasnya setelah agak lama waktunya. Namun, hasilnya tak jauh beda dengan waktu itu. Terdengar suara tangisan kencang, Haven dan Huiyuan tentu khawatir. Mereka segera berlari ke sumber suara. Ternyata itu suara tangis Yancy. "Astaga, Yancy. Bagian mana yang sakit?"

"Lutut.."

"Astaga.. sebentar, maaf tadi aku lupa membawakan kneepad.. mau aku belikan?" Yancy berpikir sejenak, ia mengalihkan pandangannya ke arah Haven yang ia juga memperhatikan Yancy sedari tadi. 

"Waktu Haven belajar sepeda, apa Haven pakai kneepad?" tanya Yancy kepada Huiyuan.

"Tidak, dari dulu kakakmu itu pemberani. Kalau jatuh ya jatuh, lalu dia akan kembali lagi untuk belajar," jawab Huiyuan sambil tersenyum. "Kau mau seperti Haven?"

"Mau!"

:

Katanya, seorang kakak adalah refleksi adiknya. Sepertinya itu fakta, dia akan selalu meniru apa yang dilakukan kakaknya. Walau begitu, Haven tidak marah kalau Yancy selalu meniru apa yang dilakukan Haven. Yancy hanya ingin bisa seperti Haven, bisa mandiri seperti Haven, bisa menjadi pemberani seperti Haven, intinya seperti Haven.

"Kalian mau minum? Aku belikan susu, ya?" Keduanya mengangguk.

"Baiklah, kalian tunggu di sini, aku ke minimarket."

Gadis yang mengenakan gaun putih sebetisnya dengan gaya rambutnya yang khas itu pun segera memasuki toko. Ia membeli dua kotak susu dan satu antiseptik untuk luka, tak lupa juga membeli plester. "Apa masih sakit?" tanya Haven kepada Yancy. Adik kecilnya itu mengangguk pelan. "Nanti malam tidur cepat," ujar Haven sambil mengelus kepala Yancy.

"Kenapa?"

"Kau mau lukanya cepat sembuh, kan? Kau harus tidur cepat!"

"Baiklah!"

Tak lama kemudian, Huiyuan datang dengan terburu-buru. "Yancy, ayo diberi obat dulu, Sayang." Saat pertama kali jatuh dari sepeda dulu, tidak sampai berdarah. Namun saat kedua kalinya, lututnya berdarah. 

Yancy hanya mengangguki Huiyuan, "Huiyuan, sakit," ringisnya.

"Ah, maaf.. mau diobati Haven atau aku?"

"Huiyuan."

"Baiklah, tahan ya."

Setiap Yancy meringis, itu juga membuat Haven terkejut. Terdengar ngilu untuk lelaki kecil itu. "Aw, sepertinya sakit," kata Haven.

"Memang sakit, Haven!"

Haven hanya cemberut sebagai tanggapannya. Menyimak hal itu, Huiyuan terkekeh. "Haven, itu susunya. Semuanya sama, aku belikan rasa coklat," katanya.

Haven pun segera mengecek isi tas kain itu. "Ah, benar! Terima kasih, Huiyuan!"

"Sama-sama, kau mau bermain atau menunggu Yancy?"

"Eum.. bolehkah aku bermain?.."

"Tentu saja, boleh!" Haven yang mendengar itu mengudarakan tawanya yang gemas dan segera berlari kencang. "Yancy, kau jangan terlalu banyak gerak dulu, ya. Nanti sakit," sambung Huiyuan.

"Baiklah.." Yancy merasa sedih karena tak bisa bermain. Tak bisa berlari-larian, tetapi karena hari ini cukup melelahkan, jadi dia akan tidur lebih awal. Itu membuatnya senang.

Yancy terduduk di bangku taman sambil meminum susu yang dibelikan Huiyuan. Memperhatikan Haven yang berlarian dengan seorang lelaki kecil lainnya. "Jadi namamu Jorell?" tanya Haven.

"Iya, namaku Jorell! Tapi aku lebih muda darimu."

"Ah, begitu? Apa kamu punya adik?"

"Iya, aku punya adik perempuan."

"Ooh.. siapa namanya?"

"Ivory, usianya enam tahun, baru berulang tahun sekitar tiga bulan yang lalu," jawab Jorell. Haven menjadi penasaran dengan Ivory. Karena, tak ada perempuan kecil di sampingnya. Bahkan Haven tak melihat di mana keluarga Jorell. Kata Jorell, Jorell datang bersama orang tuanya juga dengan Ivory. Tapi di mana?

"Di mana Ivory?"

"Kau mau berkenalan dengannya? Ikut aku!"

Haven mengekori Jorell yang kemudian memanggil Ivory. Adiknya itu sedang meminum obat batuk. Memang beberapa hari yang lalu, ia mengalami sakitnya. Namun, sekarang sudah membaik. Tinggal masa pemulihan saja, tetapi masih harus rajin minum obat. "Hati-hati mainnya, Sayang," kata Nyonya Clarke.

"Baik, Ibu. Terima kasih!"

Ivory berlari ke arah Jorell dan memeluk pinggangnya. "Ini, namanya Ivory, Ivory James."

"Halo!" Gadis kecil bermarga James itu membungkuk kepada Haven. "Namamu siapa?" tanyanya.

"Haven, Haven Lee," balas Haven sambil mengulurkan tangannya. Juga wajahnya menampilkan senyuman yang hangat.

"Senang bertemu denganmu!" sahut Ivory sembari membalas uluran tangan Haven.

"Senang bertemu denganmu!" sahut Ivory sembari membalas uluran tangan Haven

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Tanggal pembaruan: 5 Oktober 2023.

[ ― promise me ; zuo hang ]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ