Keajaiban apa itu?

92 12 0
                                    

Para pelanggan dengan senang ikut menikmati nyanyian Haven

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Para pelanggan dengan senang ikut menikmati nyanyian Haven. Beberapa terus memandangi pemuda yang duduk di kursi itu, ada pula yang sibuk menikmati hidangan sambil mendengarkan. Ivory melayani bersama Jorell, selagi tugas Jorell sudah selesai mengapa tidak lanjut membantu?

Ivory malah tidak seperti tadi, tidak begitu fokus dalam pekerjaannya. Ditambah, matanya terpaku ke arah Haven yang rupanya sudah tersenyum kepadanya. Cepat-cepat Ivory membuang tatapannya, ia berpura-pura kalau itu tidak pernah terjadi. "Sial," gumam Ivory benar-benar pelan, tidak terdengar siapa-siapa. Sayang sekali, Jorell sudah menyadarinya. Diam-diam Jorell menyeringai menanggapi itu, ia hanya menggeleng tak habis pikir.

:

"Bilang saja kau menyukai Haven," ujar Jorell di ambang pintu kamar Ivory tepat setelah Ivory merebahkan dirinya di kasur. Gadis yang memakai kardigan hijau itu tidak membalas ucapan Jorell. Pemuda yang melipat tangan di dada itu masih melanjutkan perkataannya. "Dengar, aku yakin semua orang pun mencintainya. Kau yakin tidak mau bersamanya?" Ivory ingin sekali mengusir lelaki yang satu ini dari depan pintu kamarnya. Namun, apa daya? Hanya ada energi yang tersisa.

"Jorell James, kau diam atau mau aku pukul?"

"Baiklah, aku ke kamar." Jorell menutup pintu kamar adiknya. "Kenapa tidak menyerah saja?" gumam Jorell.

:

Haven membanting dirinya di kasur, masih menatap langit-langit kamarnya dengan senyuman. "Ada jadwalnya tidak, ya?" gumam Haven. Ia pun membuka ponselnya dan mencoba menghubungi Ivory melalui telepon.

Panggilan pun tersambung. "Maaf, Ivory. Apa kau sedang beristirahat? Apa kau kelelahan?" tanya Haven. Didengarnya Ivory berkata tidak, itu membuatnya sedikit merasa lega. "Begini, apa nanti ada jadwal untuk bernyanyi di sana?"

"Bagaimana kalau setiap malam Minggu, aku yakin kau tidak begitu padat," usul Ivory dari seberang. Haven menyetujui itu. Karena kalau di hari biasa, pasti Haven akan fokus dengan jadwal sekolahnya.

"Benar, sih. Baiklah, terima kasih, ya."

"Iya, omong-omong.."

"Iya?"

"Penampilanmu tadi sangat keren, aku menyukainya." Astaga, yang benar saja? Senyuman kembali mengembang di wajah Haven, ia sungguh bersyukur mendengar pernyataan dari Ivory. Setidaknya ada satu penonton yang membuatnya lega dari beberapa kegelisahannya.

"Terima kasih. Kalau begitu, aku matikan panggilannya, ya?"

"Iya, selamat tidur."

"Selamat tidur." Tepat setelah itu, Haven memeluk boneka beruang besarnya yang menjadi saksi tumbuhnya Haven. "Beruang, kau setuju kalau Ivory itu sangat manis, kan?" tanya Haven kepada beruang. Haven ini ada-ada saja, bertanya kepada boneka mengenai pendapatnya tentang Ivory.

Haven memejamkan matanya untuk segera tenggelam ke mimpi indahnya, senyuman tipis yang masih terpasang di wajah tampannya itu juga turut serta bersamanya.

: 8:00 AM

"Bangun, sudah jam delapan!" seru Yancy menggugah kakak lelakinya. Tak kunjung tersadar, Yancy memukul wajah Haven dengan bantalnya. Barulah Haven membuka matanya perlahan.

"Ada apa, Yancy?" Ampuh juga ternyata.

"Cepat bangun, kau tidak mau ke kafe Ivory pagi ini?"

"Tidak.."

"Tumben sekali? Biasanya kau bisa datang sangat pagi, tapi hari ini kau tidak mau?" heran sang adik. Haven menggeleng dengan tak ada daya, hanya bisa melanjutkan tidur sekarang. "Baiklah, kapan kau akan sarapan?" Yancy yang baru saja mau membuka gorden itu langsung menyadari tidak akan ada sahutan dari Haven. "Astaga, kau kelelahan sekali, ya? Ya sudah, tidur lagi." 

Yancy mendekati pemuda itu hanya untuk membelai-belai surai Haven. "Selamat beristirahat," bisiknya diakhiri kecupan yang lama tepat kening Haven. Ia kembali menutup pintu selepas mematikan lampu.

"Di mana Haven? Kenapa tidak kemari?" tanya Nyonya Lee dengan pertanyaan yang sama seperti kemarin. Huiyuan sudah sibuk melanjutkan novelnya, dan Tuan Lee masih menikmati kopi di cangkir putihnya.

"Haven kelelahan, aku dengar tadi malam dia bernyanyi di kafe," jawab Yancy sambil menarik kursi meja makan yang biasanya ia duduki.

"Ah, begitukah?" 

Tuan Lee menyeruput kopinya. "Haven memang sangat pintar bernyanyi, Rosy. Sudah dari dulu ia menyukainya, kan?" kata Tuan Lee. Tuan Lee sebenarnya mendukung apa saja yang dilakukan Haven selagi Haven tidak merasa tertekan dan masih di jalan yang benar.

"Iya, sih.."

"Biasanya akan ada keajaiban sebentar lagi," celetuk Yancy setelah menelan serealnya. Semua orang di dapur menengok bersamaan ke arahnya bingung. "Kenapa menatapku begitu?" tanya Yancy.

"Maksudmu keajaiban?" tanya Huiyuan.

"Kan biasanya begitu, akan ada seorang staf dari suatu agensi yang nanti merekrut Haven. Itu sudah sering terjadi di kalangan para artis, Emily," jelas Yancy kemudian kembali fokus dengan sereal di mangkuknya.

Tanggal diperbarui: 5 Oktober 2023

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tanggal diperbarui: 5 Oktober 2023.

[ ― promise me ; zuo hang ]Where stories live. Discover now