Aku pulang!

82 12 0
                                    

Musim semi sudah berlalu, kini saatnya musim panas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Musim semi sudah berlalu, kini saatnya musim panas. Ini sudah libur. Seharusnya Haven kembali ke London. Telepon rumah Ivory berbunyi. Cepat-cepat gadis itu mengambilnya dan menerima panggilan. "Dengan Keluarga James," ucapnya.

"Ivy!" Betapa senangnya Ivory mendengar suara itu, seketika senyumnya mengembang. Siapa lagi kalau bukan suara Haven? "Aku sudah pulang, kapan aku bisa kemari? Aku merindukan semuanya!" seru Haven kembali. Gadis itu tak dapat menahan rasa bahagianya, ia tak melepaskan kedua ujung bibirnya yang sudah tertarik.

"Kemarilah kapan saja, Haven," sambutnya hangat. 

:

Baru saja Haven menaiki anak tangga, sudah terdengar bunyi cello dan permainan piano di ruang tengah. Ia terpaku di anak tangga yang terakhir, menyaksikan permainan itu sampai lagu selesai. "The Swan?" tanya Haven sambil tersenyum dan beranjak tak jauh dari tangga.

Ivory tak perlu berpikir panjang, ia segera memeluk pemuda itu. Terdengar kekehan dari Haven sebelum ikut membawa Ivory dalam lengannya. Semakin lama, semakin erat ia bawa. Sesekali mengelus surai Ivory. "Kau merindukanku?" ucap Haven menyelipkan rambut Ivory di belakang telinganya.

Jorell menyaksikan sebuah aksi romansa ini dari bangku pianonya. Kapan dia akan mengalaminya juga? Itu yang ia pikirkan, tapi ia tetap tersenyum turut senang. "Berani kau begitu di depan kakaknya, Haven?" tantang Jorell, bercanda.

"Hehe! Kita bertiga sahabat, kan?" Haven malah menampilkan cengirnya, merasa tidak bersalah. Jorell hanya menghela napasnya sebagai tanggapan.

:

Ivory kembali ke toko buku yang selalu ia kunjungi bersama Yancy setiap ada waktu luang. Kali ini, Ivory ingin mengajak Haven untuk ke sana. Ia juga ingin membeli buku novel yang saat ini sedang membludak di kota. "Apa kau masih tertarik dengan buku, Haven?" tanya Ivory. Sudah lama ia tidak membaca bersama Haven. Bisa saja Haven sudah hilang ketertarikan dalam kegiatan ini.

"Jelas masih, aku selalu membaca buku di asrama sebelum tidur. Bahkan teman sekamarku, Jayde, dia heran kenapa aku bisa sesuka itu dalam membaca." Mendengar ceritanya, Ivory refleks tertawa pelan. Tak sadar, ternyata Haven ikut tersenyum melihatnya.

"Lalu, Haven.."

"Ya?"

"Bagaimana dengan debutmu?"

"Kami masih bersiap-siap."

"Kami?" beo Ivory mengerutkan dahinya. Bukankah Haven debut solo? Lalu siapa itu 'kami'? Haven membalasnya dengan senyuman, ia merasa ada banyak yang akan diceritakannya kepada Ivory. 

"Nanti aku beri tahu di kafe."

Ivory seperti biasa membantu membuat pesanan para pelanggan di counter kafe. Lebih tepatnya, dia yang membuat. Karena ini libur musim panas, Nyonya Clarke memberi cuti kepada para pegawai sampai menjelang masuk. Wanita itu memang tidak mengambil pusing mengenai keadaan rumah. Sebelum adanya para pegawai pun beliau sudah handal mengerjakan semuanya. Ditambah, anak-anaknya sekarang sudah besar.

"Apa yang ingin kau beri tahu, Haven?" tanya Ivory. Haven yang ditanya kembali berpikir.

"Kau sedang sibuk, Ivy." Tidak mungkin kalau Haven akan menjelaskan cukup panjang, sangat detail, saat Ivory sedang fokus sekarang—sudah seharusnya begitu. Tidak bisa disambi dengan mendengarkan penjelasan, apalagi ikut berkomentar.

"Tidak apa-apa."

"Jangan, kau perhatikan saja tugasmu. Kalau sudah senggang, nanti kita bisa berbicara lebih banyak."

"Kalau itu maumu."

Jorell kini memasuki kafe, baru setengah pesanan dari kotak besi di sepedanya ia layani. Mungkin di luar panas sekali, sampai-sampai harus kembali sebentar untuk mengambil air minum.

"Jorell, bawa botol minummu. Ibu sudah tahu kau akan kehausan," sahut Nyonya Clarke seakan beliau sudah melihat apa yang akan terjadi. Sepertinya Nyonya Clarke tahu kalau itu Jorell yang datang. Bahkan tanpa menoleh pun Nyonya Clarke sudah tahu itu putra sulungnya. Jorell memasuki dapur, mengambil gelas, menuang air dari kendi kaca.

"Aku baik-baik saja, Bu," balas Jorell setelah meneguk air putih di dapur. "Di luar panas, sangat panas. Tapi Ibu tidak perlu mengkhawatirkanku," tegasnya sekali lagi untuk meyakinkan ibunya.

Tetap saja, Nyonya Clarke mencemaskan Jorell. Berakhir Nyonya Clarke membawakan pemuda itu botol minum yang sudah diisi air. Lagi pula kalau Jorell bolak-balik ke kafe, nanti pesanannya jadi lama sampai ke tujuan.

Sudah dia berkeliling sendiri, lebih baik Nyonya Clarke membekalkan putranya air minum. Jorell pun kembali bersepeda setelah mengucapkan terima kasih.

Ivory mendengar sekilas percakapan mereka. Ia terkekeh memperhatikan ucapan demi ucapan. Nyonya Clarke yang menyadari hal itu pun menggelengkan kepalanya berulang kali.

"Kakakmu itu sangat keras kepala, Ibu heran sekali padanya. Dari mana dia mendapatkan sifat itu?" tanya Nyonya Clarke sangat heran. Ivory kembali tertawa kecil, manis.

"Mungkin itu dari Ayah, atau justru malah dari Ibu sendiri?" jawab Ivory.

"Memangnya Ibu keras kepala, ya?"

"Entah." Gadis itu mengedikkan bahunya supaya cepat rampung percakapannya.

Sedari tadi, Haven sudah memperhatikan Ivory yang sibuk sana-sini. Lebih tepatnya, itu Nyonya Clarke yang sibuk. Beliau lebih sibuk daripada putri bungsunya. Bekerja di kasir, bekerja di dapur, bekerja di kasir, bekerja di dapur lagi, begitu terus.

"Nyonya Clarke, apa mau aku bantu? Jadi Nyonya Clarke bisa menetap di dapur tanpa terburu-buru," tawar Haven dengan sepenuh hati. Kalau ada lonceng kafe berbunyi, Nyonya Clarke langsung berpindah dari dapur ke meja counter kafe untuk melayani. 

"Tidak apa, Haven. Bibi baik-baik saja," balas Nyonya Clarke menginginkan Haven untuk duduk manis di situ. Tidak lagi ingin merepotkan Haven. Sekarang Haven sudah jauh-jauh dari New York, agendanya adalah berpulang ke rumah. Namun, suatu ide terlintas dalam kepala Nyonya Clarke. "Haven, apa kau mau bernyanyi untuk malam ini?"

 "Haven, apa kau mau bernyanyi untuk malam ini?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tanggal pembaruan: 5 Oktober 2023.

[ ― promise me ; zuo hang ]Where stories live. Discover now