Cerita lama musim semi

145 17 0
                                    

Plak!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Plak!

"Ah, dasar kau anak yang keras kepala!" bentak Aiguo, kekasih Huiyuan pada masanya. "Aku sudah bilang, aku hanya temannya. Kau mengerti? Kenapa masih belum percaya juga, ada yang tidak beres denganmu!" sambung pemuda itu.

Huiyuan terisak, foto yang tidak seharusnya ia terus perhatikan masih menjadi titik fokusnya. "Lalu, apa ini? He Aiguo, jelaskan foto ini! Kau berjalan bersama Mingmei dengan begitu mesranya?" ujar Huiyuan yang malah ditanggapi Aiguo dengan tamparan kedua.

"Sampai berapa kali aku harus menjelaskannya?" tantang Aiguo. Pemuda itu pun meninggalkan Huiyuan sendiri di belakang sekolah. Zhiyu, yang habis dari kamar mandi itu terus-terusan mencari keberadaannya.

Gadis bersurai coklat itu bertanya dari satu ke satu di koridor, sampai akhirnya seseorang mengetahui keberadaan sahabatnya. "Huiyuan!" teriak Zhiyu. Perempuan yang dipanggil itu tidak menyahut, ia masih menangis dan menangis.

Perlahan, Zhiyu mendekatinya. "Hey, kenapa?" tanyanya sambil memeluk Huiyuan. "Kenapa menangis sampai seperti ini? Ini belum pelajaran terakhir, apa kau mau menyapa teman-teman dengan keadaan seperti ini?" Huiyuan justru semakin menitihkan air matanya, ia mengeluarkan suara yang ia pendam agar segera melega.

"Kau bertengkar dengan He Aiguo, ya?" tebak Zhiyu diangguki Huiyuan. Tidak heran lagi, Zhiyu sudah paham betul dengan tangis Huiyuan. "Astaga, sudah kali keberapa?"

Tak lama, tangisan itu mereda. "Zhiyu, apa aku orang yang terlalu cemburu?" tanya Huiyuan. Zhiyu jadi ikut terenung, memikirkan jawabannya.

"Mungkin, tapi kalau dari foto itu.. aku kira sudah berlebihan."

"Begitukah?"

"Iya, aku yakin dia bukan teman untuk Mingmei. Kau sebaiknya tinggalkan He Aiguo," usul Zhiyu. Sudah berkali-kali Huiyuan dan Aiguo meributkan hal yang sama, menyebabkan Zhiyu muak mendengarnya. Dari awal pun ketika tahu kalau Huiyuan dan Aiguo berkencan, Zhiyu tidak begitu setuju. Ia sudah tahu dari awal akan begini pada akhirnya. "Kau tidak boleh membantah. Ikuti saranku, aku memaksamu."

:

Senja sudah menghiasi langit. Di dekat sungai hanya ada Aiguo dan Huiyuan yang berdiri berjauhan. "Ayo berhenti," ajak Huiyuan tanpa senyuman.

"Maksudmu?"

"Aku ingin kita berhenti dan tidak memaksa satu sama lain."

"Memaksakan? Siapa yang memaksa hubungan ini?" tanya Aiguo. Ia merasa ajakan Huiyuan sedikit konyol, sehingga ia meremehkan ucapan gadis itu.

"Kau, kau yang memaksakan. Kalau kau lebih memilih Mingmei, kau tidak perlu bersamaku lagi dan bisa memintaku untuk selesai. Itu mudah, bukan?"

"Kau yang minta sekarang, kan? Bukannya kau yang akan menangis lebih lama?" remeh Aiguo kepada perempuan di depannya. Oh, ya ampun. Huiyuan malah membuang-buang waktunya di sini. Aiguo hanya akan merendahkan Huiyuan seumur hidupnya jika ini terus berlanjut sampai tua.

"Untuk apa aku menangisimu? Kau bukan orang yang sangat penting, He Aiguo."

"Kalau begitu, aku terima ajakanmu untuk selesai. Ingat, kita selesai." Tidak ada ucapan pamit, pemuda itu hanya berjalan membelakangi Huiyuan saja. Meninggalkan Huiyuan yang pastinya akan menangis. Zhiyu yang sedari tadi duduk di bangku yang lebih jauh dari tempat mereka berpisah itu segera menghampirinya.

"Sudahlah, tidak perlu menangis. Kau lebih kuat dari kesedihanmu, kau tahu?" ucap Zhiyu dengan pelukannya menyambut Huiyuan.

"Aku takut nantinya menyesal."

"Kau akan lebih menyesal kalau tidak diselesaikan dari sekarang, lihat saja nanti! Aku pastikan kau bebas, Jiang Huiyuan. Kalau begitu menangislah, lalu segera usap air matamu. Aiguo sama sekali tidak perlu ditangisi, mengerti?" Huiyuan mungkin lebih tua beberapa bulan dari Zhiyu. Namun mengingat Zhiyu yang selalu menenangkan adik laki-lakinya, itu menjadi salah satu kebiasaan Zhiyu yang terbawa ke luar rumah.

"Keputusannya tidak salah, kan?"

"Aku memaksamu untuk selesaikan hubunganmu. Kalau tidak, kau akan terus terluka. Jadi aku kira, keputusan kita benar."

"Terima kasih."

"Ayo pulang, makan malam di meja sudah menunggu!" seru Zhiyu sambil mengangkat tangan kanannya. Senyuman masing-masing terlukis. Tak perlu ragu, Zhiyu merangkul Huiyuan sampai sedikit tersentak. "Musim semi baru dimulai, jangan tenggelam dalam kesedihan!" hibur Zhiyu. Huiyuan mengangguk setuju. Ia memperhatikan Zhiyu yang kini berlari kegirangan sendiri.

"Cepat sedikit, Huiyuan! Cepatlah!"

"Iya, tunggu!"

Tanggal pembaruan: 5 Oktober 2023

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tanggal pembaruan: 5 Oktober 2023.

[ ― promise me ; zuo hang ]Where stories live. Discover now