Bukankah seharusnya begitu?

100 13 0
                                    

"Kau sudah sembuh?" tanya Haven tepat selepas ia menutup pintu kafe melihat Ivory yang tengah membersihkan meja-meja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kau sudah sembuh?" tanya Haven tepat selepas ia menutup pintu kafe melihat Ivory yang tengah membersihkan meja-meja.

Gadis itu menengok dan tersenyum. "Sudah, sepenuhnya sudah." Ivory pun melanjutkan aktivitasnya itu, tidak memperhatikan Haven yang mengangguk paham kepadanya.

"Apa aku boleh membantu?"

"Kau di sini untuk bekerja atau sebagai pelanggan, sih?" heran Ivory.

"Mungkin aku lebih fokus menjadi pelayan sekarang."

"Terserahmu saja. Pakai celemek di dapur, ambillah," ujar perempuan berambut pendek tersebut.

:

Cuaca yang dingin masih menemani hingga malam ini. Bahkan sampai kafe tutup pun salju masih saja turun. Udara di luar tidak bisa Ivory atasi sama sekali. Tadinya Haven ingin mengajak Ivory keluar, tetapi Ivory tidak mampu menahan dinginnya. Jadi tetap berdiam diri di kafe saja.

Ivory hanya membaca buku komik, Haven juga berkutik dengan novelnya. Sementara Jorell hanya merebahkan dirinya di paha Ivory, melamunkan banyak hal. Sesekali ia mengusili Ivory dengan cara memainkan tali hoodie jumper-nya. "Jorell," kesal Ivory satu kali.

Jorell kembali memainkan rambut Ivory. "Jorell..!!" kesal Ivory dua kali.

Jorell lagi-lagi memainkan pipinya. "Jorell, diamlah!" Jorell malah tertawa kecil, ia pun bangkit dari baringnya.

"Aku ke atas, kalau kalian masih ingin di sini, di sini saja," ujar Jorell diangguki kedua insan itu. Setelah Jorell benar-benar menghilang dari pandangan Haven, Haven pun mulai membuka suaranya untuk Ivory.

"Ivory."

"Ya?"

"Apa kau.. sudah punya kekasih?"

:

Astaga, apa tadi itu terlalu terang-terangan? Suasananya sempat canggung sebentar, tapi lama kelamaan itu mencair. Ivory hanya berbaring di kasur, terdiam tak tahu mau bereaksi apa lagi. Ini benar saja lelaki yang disukainya bertanya begitu? "Ivory, aku dengar percakapanmu dengan Haven tadi. Kau benar-benar diajak berkencan?" tanya Jorell yang kini membaca buku di sofa kamar Ivory.

"Tidak, dia hanya bertanya apa aku sudah punya kekasih atau belum, itu saja. Kalaupun dia mengajakku berkencan, sudah pasti aku menolaknya. Aku rasa usiaku masih dini," jawab Ivory. Jorell mengangguk setuju kepada sang adik, sebaiknya jangan menjalin hubungan terlebih dahulu.

"Kau ingat, kan? Apa yang pernah aku bilang?"

"Yang apa?" balas Jorell setelah mengerjapkan matanya bingung.

Ivory berdecak dan berkata, "Aku pernah bilang kalau aku menyukai Haven, tapi aku tidak mau berkencan dengannya." Jorell refleks berusaha mengingat ucapan itu, dari raut wajahnya bagai sudah lupa dengan kejadian tersebut. "Arg, apa kau lupa?"

[ ― promise me ; zuo hang ]Where stories live. Discover now