Jorell?

87 14 0
                                    

Ivory berbaring menatap langit-langit kamarnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ivory berbaring menatap langit-langit kamarnya. Ia sedang mencoba mencerna apa yang tadi terjadi. Buku bersampul biru itu dia peluk bari memikirkan kejadiannya. Ia sama sekali tak percaya kalau tadi dia berbincang dengan Haven, menatap matanya, dan mendengarkan cerita-ceritanya. Seketika ia merona, hanya tersenyum hangat tanpa menjerit salah tingkah.

Ia mengubah posisinya menjadi tengkurap, lalu membuka buku itu. Ia segera membaca pengenalannya. Itu berlangsung selama beberapa jam, sampai ia tertidur begitu saja. Jorell merasa kalau Ivory akan seperti itu dan benar. Ketika ia memasuki kamar Ivory, ia melihat pemandangan yang tak lagi asing. "Bangun sebentar," kata Jorell menggugah adiknya.

"Hm..? Untuk apa..?"

"Ikuti perintahku, lalu tidur lagi." Ivory pun terduduk di kasur. Jorell segera menggendong Ivory di punggungnya, membawa Ivory ke sofa dekat jendela. Ternyata Jorell yang akan merapihkan kasur Ivory untuk tidur. Buku yang cukup tebal itu ia letakkan di meja nakas Ivory, selimut putihnya ia buka. "Kemarilah, kau bisa tidur sekarang," sambut Jorell.

Ivory pun berjalan lambat akibat kantuknya. Ia meringkuk, cepat-cepat Jorell menutupinya dengan selimut agar Ivory merasa hangat. "Selamat tidur," ucap Jorell mengecup dahi Ivory. Ia juga mengusap pelan rambut coklat sang adik, agar ia sedikit merasakan kehangatan lagi.

: 7:05 AM

Ivory terbangun. Ia tidak ingat kalau hari ini ulang tahunnya. Ia segera membuka lemari untuk mengganti baju tidur menjadi seragam sekolahnya. Muka bantalnya masih terlihat di cermin. Ia menyikat giginya, lalu mencuci wajahnya, baru mengenakan seragamnya. Rambut coklatnya ia sisir rapi, membiarkannya terurai.

Keluar dari kamar mandi, Ivory melahap sarapannya seperti biasa. Hidangannya juga cukup-cukup saja, hanya semangkuk sereal dan segelas susu. "Pagi, Ivory," sapa kakak lelakinya. Pemuda itu terkesan rajin sekali hari ini. Sudah siap pakai seragam, rambutnya rapi, resmi sekali hari ini dia terlihat.

"Pagi."

"Selamat ulang tahun, kau tertidur dengan bukumu lagi tadi malam."

"Oh, ya? Aku tidak ingat itu."

"Apa tadi malam kau kedinginan?"

"Tidak, aku biasa saja," jawab Ivory. Ia tidak begitu ingat dengan apa yang terjadi tadi malam. Jorell perhatikan, Ivory tidak merasakan kehangatan. "Ah, iya. Apa nanti-"

"Jorell, ke sini sebentar, Nak!" panggil Nyonya Clarke dari dapur kafe. Jorell hanya menatap Ivory, memberi kode kalau dia harus pergi ke bawah dan meminta Ivory untuk tunggu sebentar. Ivory hanya mengangguk paham, kemudian melanjutkan sarapannya.

:

"Ibu, kami berangkat!" seru Jorell. Anak pertama itu kemudian membawa adik perempuannya ke genggamannya. "Hari ini masih terasa sejuk, ya?" kata Jorell menoleh ke arah Ivory.

Ivory memandangi tanah yang masih bersalju. "Haven sudah berangkat, ya?" tanya Ivory ketika tersadar. Ivory terlambat, ia terlambat untuk mengantar Haven. Ivory merasakan tangan Jorell yang membelai surai Ivory. Kemudian ia melihat Jorell menatapnya sendu. "Jorell, apa Haven sudah berangkat?"

 "Jorell, apa Haven sudah berangkat?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tanggal diperbarui: 5 Oktober 2023.

[ ― promise me ; zuo hang ]Where stories live. Discover now