CHAPTER 15 : WHAT IS HIM? ✔

23.1K 3.1K 220
                                    

Dua hari kemudian

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dua hari kemudian...

Saat ini aku dan Nona khatman tengah belajar tata krama bagi nona bangsawan. Dan tinggal 2 minggu lagi aku akan masuk dalam kelas umum dengan murid lainnya.

"Sikap dan posisi tubuh Anda sungguh sempurna. Saya harap Anda dapat menjaga itu dengan baik." pujinya.

".....Trimakasih, Nona Khatman."

"Nona, Anda tampak sedang resah. Apakah Anda baik-baik saja?" tanyanya karena responku sedikit lama.

"Hmm?! Ah, saya baik, kok." balasku.

"Anda bohong. Lihatlah dahi Anda tampak sedikit berkerut. Itu tidak baik bagi penampilan Anda."

'Apa sejelas itu?'
"Hmm, maaf." ucapku kemudian.

".....Baiklah. Pada pertemuan selanjutnya saya harap Anda bisa serius seperti biasa."

"Baik."

.
.
.

Setelah belajar selama setengah hari, aku merasa suntuk mendengar kata-kata penuh makna itu.

Tapi, aku benar-benar lelah bukan karena materi dari Nona Khatman. Namun, karena kepikiran dengan Tuan Zorte. Sejak kemarin, aku selalu berpikir bagaimana cara agar aku bisa mengetahui dirinya sebenarnya.

Tapi, aku harus menjernihkan pikiranku dulu. Biasanya selesai melakukan pembelajaran, aku berjalan-jalan menuju tempat kesukaanku, tempat paling nyaman dan kucintai di sini. Namun, saat hendak ke sana, aku mendengar seseorang berbisik dari ruangan penyimpanan dokumen.

"Aaah...Nonaku memang luar biasa."

'Hmm?? Bukankah itu suara Tuan Zorte?'
Aku mendengar suara seperti Tuan Zorte dari sana.

"Memang dialah yang pantas menjadi Nonaku. Aku harap kau jaga dia baik-baik untukku." bisiknya lagi.

'Apa? Apa itu dia? Siapa yang dia maksud? Bersama siapa dia?'

Aku penasaran dan hendak mengintip di celah pintu yang sedikit terbuka itu. Namun...

"Nona?"

'Ah!!'
Aku terkejut dalam hati saat seseorang tiba-tiba berada di belakangku. Aku pun berbalik dan menghadap orang itu.

'T-tuan Zorte?!!'

"Nona, apa yang Anda lakukan di sini?" tanyanya bingung.

"Oh, tadi saya sedang lewat untuk keluar." ucapku tenang.

'Bukankah tadi dia ada di dalam? Lalu siapa yang sebenarnya berada di dalam.'

Aku pun membuka pintu dan melihat ke dalam. Dan yang kulihat di sana hanyalah 3 orang pegawai yang sedang mengurusi kertas-kertas ke sebuah lemari. Mereka tampak membicarakan sebuah dokumen. Saat ku tajamkan mataku melihat isi kertas ternyata dia sedang membicarakan Nona Kresent, primadona di academy ini. Saat melihatku dari jauh ketiga orang itu terkejut dan berhenti bekerja.

I WAS BORN TO BE ALONE [END]Where stories live. Discover now