CHAPTER 6 : YOUR GRACE ✔

29.5K 4.2K 68
                                    

"Hehemm

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

"Hehemm..."

'Kenapa aku masih di tempat mengerikan bersama orang yang menjengkelkan ini, sih?'

Saat ini, aku tersenyum ambigu sambil meminum teh bersama pria berambut silver dan bermata biru itu, Duke Livtchefort alias 'ayah' ku.

Flash Back On

Pagi ini aku akan pergi ke perpustakaan di dekat kediaman Duke. Aku ingin meminjam beberapa buku sejarah dan sihir yang sedikit aku lupakan.

Ini hari kelima setelah pesta ulang tahun Albert usai. Dan selama tiga hari setelahnya, aku hanya tidur di kamarku. Aku pikir tubuhku tidak akan mengalami kelelahan yang berarti, ternyata tubuhku mulai menunjukkan reaksi sihir secepat ini dibandingkan di masa lalu.

Aku tiba di gerbang kediaman Duke. Aku masuk dengan santai yang disambut oleh tatap takut dan hina dari orang-orang di sana. Biasanya aku memang sudah sering keluar masuk di kediaman ini, sih. Tapi, ini ketakutan mereka agak berlebih saat ini. Apakah karena kejadian itu?

Aku tiba di perpustakaan milik Duke yang tak jauh dari bangunan utama yang ramai. Di sini sepi, bahkan bisa di katakan tak ada orang saat ini.

Kriek

Aku pun membuka pintu dan memasuki ruangan luas dengan ribuan buku yang tersusun rapi di rak.

Aku mulai mencari buku yang aku inginkan. Setelah menelusuri hampir seperempat bagian, aku mendapat 2 buku yang terlihat tebal.

Ku teruskan pencarian menemukan buku-buku yang belum pernahku baca. Dahulu aku sudah banyak membaca buku di sini. Aku lakukan itu karena aku ingin lebih pintar untuk Duke, tapi sekarang semuanya hanya untukku seorang, demi hidupku.

Tok...tok...

'Siapa??' tanyaku dalam hati.

Aku melihat asal suara dan mendapati seorang pria bermata dan berambut oranye mengetuk pintu.

Dia adalah pengawal dan bawahan yang sangat setia Duke, Sir Woston. Dengan wajah yang cukup tampan dan pakaian ksatria membuatnya tampak gagah. Umurnya sepertinya baru dua puluhan, mungkin. Tapi, kenapa orang itu kemari?

"Permisi, Nona. Bagaimana kabar Anda?"

'Apa-apaan dia bertanya dengan sopan begini?'

"Saya baik. Kenapa Anda kemari, Sir?" ucapku tersenyum sambil bergumam 'apa-apaan kau menanyai kehidupanku? Apa yang kau mau?' dalam hati.

"Ah? Nona, saat ini Tuan menyuruh Anda datang ke ruangannya sekarang, Nona."

'Hmm? Benarkah? Aku tak mau.' gumamku dengan wajah yang masih tersenyum.

"Maaf tapi saat ini saya tidak bisa. Ada hal yang ingin saya lakukan. Jadi, katakan pada tuanmu bahwa saya akan datang lain kali." ucapku dengan senyum mendatar.

I WAS BORN TO BE ALONE [END]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu