CHAPTER 3 : BIRTHDAY PARTY ✔

31.7K 4.3K 144
                                    

"Ahh

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

"Ahh...!!"

Bruk

"Hah, apa-apaan ini?"

Aku terduduk di lantai. Dan seorang gadis berambut pirang jatuh di atasku, dan sekarang menindih tubuhku. Dia lalu memelukku gemetar. Setelah beberapa saat, dia pun melepaskan pelukkannya dan menghadapkan wajahnya padaku. Wajah yang sangat familiar dengan mata berwarna birunya yang cerah.

"...Cecillia??"

Aku terkejut, Cecillia yang ingin kuhindari sekarang sangat dekat denganku. Wajah kami sangat dekat.

"A-ah...t-terimakasih telah menyelamatkan saya. Apakah Anda baik-baik saja? Saya su-sungguh minta maaf," ucapnya berdiri secepat kilat dengan wajah yang menunduk tampak merah.

"Saya tak apa-apa. Bagaimana dengan Anda?" aku bertanya sambil melihat tempat asalnya terjatuh. Ada beberapa orang tampak kesal melihat kami dari atas sana.

"Oh...saya...saya baik-baik saja berkat Anda. Terimakasih."

"Ya...baiklah. Kalau begitu sebaiknya saya pergi."

"T-tunggu seben-"

"Nona Muda...!! Anda...anda baik-baik saja??!!"
Teriak pengawalnya khawatir.

"Tu-tunggu...!!" teriak Cecillia padaku yang berlari menjauh.

Aku hanya bisa berlari meninggalkan mereka. Aku tak ingin terlibat dengannya. Apa lagi ia jatuh karena musuhnya juga. Walau ia baik, tapi tentu masih ada orang yang membencinya dan keluarganya. Tampaknya insiden ini adalah ulah mereka. Aku tak ingin terlibat. Aku ingin sendiri dalam kehidupan yang tenang.

Setelah berlari cukup jauh akhirnya aku mengingat suatu hal.

"Ah...benar hadiah."

Aku sadar akan tujuanku ke sini. Dan mulai berpikir keras untuk mencari hadiah.

Albert, remaja laki-laki yang suka membaca dan berpedang. Ia lebih tua dariku satu tahun, jadi, ini adalah ulang tahunnya yang ke-10 tahun. Ia adalah orang yang menghabiskan sebagian waktu untuk latihan pedang dan sebagiannya lagi untuk membaca.

Maka, hadiah yang cocok untuknya....

Sebuah ide muncul di benakku.
Lalu aku pergi ke sebuah toko permata.

Suara lonceng di atas pintu menarik penjaga toko itu.

"Selamat datang, Nona. Apakah ada yang bisa saya bantu?"

"Tuan, apakah Anda memiliki sesuatu yang bisa digantungkan pada sebuah pedang?"

"Gantungan pedang? Oh...tentu ada Nona. Bisakah Anda memberitahuku itu untuk apa? Dan untuk siapa?"

"Ah...ini..ini untuk teman laki-lakiku sebagai hadiah ulang tahun."

"Ohh, saya mengerti, bagaimana dengan yang ini? Sepertinya ini akan cocok."

I WAS BORN TO BE ALONE [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora