CHAPTER 25 : STORM OF DESTRUCTION

15.7K 2.6K 110
                                    

Author POV

Telah dua hari Irene mendekam dalam penjara sihir itu. Dan orang-orang itu makin bertindak luar biasa. Selain berbisik dan menghina Irene, mereka juga telah berani bertindak kasar seperti melemparinya dengan kerikil-kerikil yang berukuran kecil. Namun lagi dan lagi Irene harus meredam amarah dan mencoba mengacuhkannya.

Sementara itu, Kaisar sudah mempersiapkan pesta dan telah mendekorasi tempat tersebut. Bahkan undangan telah dibagikan. Pesta dijadwalkan diadakan dua malam lagi.

Dan di Academy, saat ini Cecillia, Velix, dan Tuan Zorte masih menunggu kabar terbaru dari Istana.

Sedangkan Duke, diam-diam pergi mengumpulkan bukti pelaku pembunuhan bersama Henry. Duke memang belum mengkonfirmasikan masalah itu dengan Kaisar dan ia melakukan itu secara diam-diam.

Dan persiapan peruntuhan fraksi pemberontak akan segera dimulai. Namun, tak ada yang tau apa yang akan menanti mereka semua di sana. Waktu terus berjalan dan tak ada yang dapat memprediksi apa yang ada di depannya.

.
.
.

Keesokan malam, Kaisar dan Ratu yang telah hadir pun memulai pesta dengan beberapa untaian kata. Semua orang tampak senang dan menikmati sajian. Orang-orang tetap keluar dan menikmati pesta, walau angin terasa lebih dingin selama beberapa hari ini dari hari biasanya.

Bukan hanya para bangsawan, beberapa rakyat biasa juga kebagian bingkisan dan melihat-lihat pesta di sekitaran lokasi pesta di dekat kolong pembangunan jembatan yang hampir jadi itu.

Suara keramaian memenuhi kawasan yang penuh dengan sinaran cahaya dekorasi. Hingga sinarnya dapat terlihat dari desa di seberang hutan. Semua orang tampak bersenang-senang termasuk para bangsawan yang akan dibereskan oleh Kaisar.

Tak lama setelah pesta dimulai, Kaisar berdiri dari kursi kehormatan dan berjalan menuju depan panggung.

'Mari kita selesaikan mereka!' gumam Kaisar dalam hati.

Sementara itu, Irene yang masih berada dalam pengawasan hanya bisa menantikan orang itu selesai dan duduk diam. Namun, tiba-tiba perasaanya mulai aneh.

'Ah?! Kenapa... perasaanku tidak enak?' pikirnya.

"Hacchim...hiks. Hei, apa kau tidak merasa dingin?"
"Ya hari memang dingin. Entah kenapa sejak beberapa hari ini udara terasa makin dingin bahkan anginnya juga kencang." ucap para penjaga .

'Angin kencang? Bukankah sekarang belum waktunya? Apa... aku sudah melupakan sesuatu?' pikirkan Irene.

Di lain sisi, Duke tidak menghadiri pesta lebih awal karena sedang menyusun dan memilah bukti yang telah mereka temukan. Dan mereka akan segera membawanya pada Kaisar. Dia dan kedua putranya mengelompokkan bukti dengan tergesa-gesa dari bukti pembunuhan terhadap Nona Harris dan juga beberapa bukti pembunuhan lain yang sangat beruntung ia dapatkan.

Dan saat ini, di pesta, Kaisar menatap semua orang dan sedikit melirik wajah para bangsawan yang tampak tenang dan masih aman. Ia merasa sangat tak sabar membuat orang-orang itu bertekuk lutut padanya. Namun, tiba-tiba ia merasa gelisah saat melihat langit. Entah kenapa, ia tak tau dan segera mengenyampingkan kegelisahan itu.

"Perhatian semuanya!" ucap Kaisar yang akan memulai rencananya.

Semua orang menghadap ke arah Kaisar, tak terkecuali para bangsawan itu yang masih sempat berpesta setelah apa yang mereka lakukan.

"Aku sangat berterimakasih pada kalian semua yang telah berpartisipasi pada pembangunan ini. Sangat senang aku melihat semua orang telah bekerja sama. Terimakasih, kuucapkan pada penggagas pembangunan ini kepada Marquezz Dortox dan kawan-kawannya. Namun, pada malam ini, aku mengundang kalian untuk bersenang-senang karena aku ingin mengumumkan sesuatu." ucap Kaisar yang cerah yang tiba-tiba mendingin.

I WAS BORN TO BE ALONE [END]Where stories live. Discover now