CHAPTER 14 : NICE STUDENT ✔

21.8K 3.2K 86
                                    

■ Author POV

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Author POV

Sing

"Yaaah...!"

"Tambah kecepatan dan tenaga Anda!"

"Baik!"

Trang

Suara denting dan asahan besi panjang menggema di lapangan yang tak terlalu luas ini.

Sekarang adalah jadwal Irene berlatih pedang. Dia dan Tuan Hittler sedang berduel semenjak pagi hingga sekarang yang telah lewat tengah hari. Irene terus menyerang sebaik mungkin tanpa bantuan sihir. Ia ingin menjadikan tubuhnya lebih kuat tanpa sihir.

"Lakukan dengan serius! Atau saya akan sungguh melukai Anda!" teriak Tuan Hittler tinggi.

"Baik!" balas Irene serius.

Kemudian, Tuan Hittler benar-benar menaikkan level pertarungan hingga Irene agak terpojok. Ujung pedangnya meliuk-liuk ke arah Irene. Dia benar-benar serius ingin melukai Irene.

Tak lama bertahan, ujung pedang Tuan Hittler pun nyaris mengenai hidung Irene.

'Oh, kalau begitu mari lakukan seperti ini.' pikir Irene.

Karena mulai terpojok, Irene pun menambahkan kecepatan dan tenaga hingga mereka hampir imbang.

Tak mau kalah, Tuan Hittler makin manaikkan level permainannya. Tentu Irene juga tak akan mengalah.

'Bagus. Baru ini namanya duel.' pikir Tuan Hittler.

Mereka berduel sengit. Walau Irene tidak mengerahkan seluruh kekuatannya, namun ia menyerang untuk membuat Hittler sadar dengan eksistensinya. Saat ini pun Irene terus menaikkan kekuatan dan kecepatannya hingga gerakan Tuan Hittler melamban.

'Ini dia! Keluarkan semua kemampuanmu! Aku ingin tau seberapa hebat orang pilihan Kaisar ini.' bathin Tuan Hittler.

Sementara itu, dalam pikiran Irene hanya ada omelan kesal yang dipikirkannya.

'Ayo, sudahi ini. Lenganku capek. Kenapa kau tak berhenti sekarang? Apa kau tak ingin mengakhiri ini sebelum aku menghentikannya sendiri? Baiklah, aku akan membuat ini berakhir sekarang!' kesal dalam hati dengan wajah datar.

Pedang mereka beradu dengan keras. Dan tanpa jeda Irene terus menekan Tuan Hittler hingga ia mulai melangkah mundur ke belakang.

'Ukh...apakah hanya ini? Tidak! Keluarkan semua yang kau punya.' bathin Tuan Hittler.

Irene terus menyerang hingga ia dapat menemukan celah untuk mengakhiri duel melelahkannya itu.

Trang.....klang...klang...klang

Irene menyerang pangkal pegangan pedang gurunya hingga pedang Tuan Hittler terlepas terbang dan jatuh ke tanah.

Tuan Hittler pun terdiam sambil mengamati pedangnya yang jatuh.

I WAS BORN TO BE ALONE [END]Where stories live. Discover now