31: Desa yang dibayar oleh nyawa

1.9K 439 162
                                    

Happy reading semua!

Aku ingatkan, ini cuman cerita seru-seruan, kita have fun bareng!

****
(Y/n) POV

"Di mana Naruto?"

Pain yang rambutnya diikat itu bertanya dengan nada bicaranya yang datar. Tatapan matanya sangat tajam dan terlihat menyeramkan. Aku menghela nafas sejenak, lalu bersiap siaga dengan katana ku.

"Jawab aku di mana Naruto Uzumaki!"

Dia kembali bertanya, kali ini nada bicaranya sedikit ada penekanan. Mau apa mereka dengan Naruto?

"Ada butuh apa kau dengan Naruto?" tanya ku, mata ku menatapnya tajam.

Dia berjalan pelan kearah ku dan langsung mengarahkan hewan kelabang raksasanya ke arah ku untuk menyerang diri ku. Langsung saja aku menghindari serangan kelabang tersebut dengan cara melompat dari tempat aku berdiri sebelumnya.

Saat aku hendak mendarat ke tanah, tiba-tiba kelabang raksasa itu muncul dan hendak menyerang ku dari belakang. Refleks aku berbalik dan kembali melompat mundur. Sosok Pain tersebut terus mengerahkan kelabang raksasanya untuk menyerang ku.

"Katon: Karyu Endan!" Semburan api ku berhasil melumpuhkan kelabang raksasa tersebut hingga sebagian tubuhnya gosong.

Namun, belum ada jeda beberapa detik, sosok pain berambut panjang itu kembali membuat segel tangan dan memanggil beberapa hewan raksasanya. Aku menatap tidak percaya ke arah kelabang, kumbang, serta laba-laba yang berukuran raksasa tersebut. Apa ini salah satu kemampuan Pain tersebut?

DUAR!!

Salah satu dari mereka mengamuk dan menghancurkan berbagai bangunan yang ada di dekatnya. Aku berlari, melompati setiap reruntuhan sembari merapal jutsu. "Ninpou: Sedosurasshu!"

Aku menebaskan katana ku ke kepala kelabang raksasa tersebut. Saat berhasil menebas kepalanya, aku melompat mundur dan kembali melakukan hal yang sama terhadap dua hewan lainnya.

Namun, saat aku hendak melumpuhkan laba-laba raksasa, laba-laba tersebut terus-menerus menembaki ku dengan jaringnya yang super lengket. Untung saja aku dapat menghindar.

"Ninpou: Sedosurasshu!" Lagi, aku berhasil membelah tubuh kumbang tersebut dan kini tersisa laba-laba serta Pain yang masih setia pada posisinya.

Ketika aku hendak melancarkan serangan, Pain tiba-tiba bergerak, ikut menyerang ku dari segala arah. Hal ini membuat aku sedikit kewalahan.

"Futon: Senpuken!" Aku menciptakan badai angin dan melompat menjauh dari pusaran angin tersebut, tetapi, sosok Pain berhasil keluar dengan mudah dan kembali menyerang ku.

Aku menangkis segala serangannya, bahkan sesekali dia mengarahkan besi hitam yang keluar dari dalam lengan jubah Akatsuki yang dia pakai.

"Katakan, dimana Naruto!"

Aku berlari ke arahnya dan menghunuskan katana ku.

TRANG!

Katana milik ku berhasil ia tahan dengan besi hitamnya dengan mudah. Memang, Pain bukan lah lawan yang mudah, bahkan aku harus bermain cerdik ketika berhadapan dengan mereka semua.

"Aku tidak akan memberitahu mu jika pun aku harus mati!"

Bugh!

Pain berhasil memberikan aku sebuah serangan dadakan dan membuat aku terlempar mundur. Aku menghela nafas, menatap pada laba-laba raksasa yang masih mengamuk. Aku harus hancurkan laba-laba itu, baru Pain sialan ini.

𝐖𝐀𝐓𝐀𝐒𝐇𝐈 𝐍𝐎 𝐌𝐎𝐍𝐎𝐆𝐀𝐓𝐀𝐑𝐈 ; 𝐬𝐡𝐢𝐩𝐩𝐮𝐝𝐞𝐧 ✔︎Where stories live. Discover now