38: Pelaku yang sebenarnya

1.8K 433 156
                                    

Happy reading!

***

Wajahnya tidak berekspresi, matanya sayu, bibirnya melengkung ke bawah, pikirannya kosong, dan tubuhnya seperti tak bernyawa. Penampilannya pun terlihat berantakan. Baju hitam yang ia pakai untuk menghadiri pemakaman Hana masih melekat sedari kemarin. Bahkan perut yang terus berbunyi tidak ia pedulikan.

(Y/n) tidak bereaksi ketika orang-orang terus berusaha untuk berinteraksi dengannya. Ia hanya seperti sebuah manekin yang tampak diam dan tidak peduli dengan sekitarnya.

Sejenak, bola matanya bergulir menatap ke sekitar isi dalam tendanya. Ekor matanya mendapati sebuah figura foto yang terletak begitu saja di dekat tumpukan selimut. Dengan helaan nafas berat, (Y/n) sedikit bergeser dan mengambil figura foto itu dan kembali ke posisi semulanya.

Kedua tangannya sudah memegang figura foto yang ia ambil barusan. Langsung saja memorinya mengarah pada sewaktu foto ini diambil. Ini sekitar empat tahun lalu. Ketika dirinya baru saja mendapatkan gelar Genin dan bergabung dengan tim 9.

Ini adalah foto timnya dulu. Di foto ini terlihat sangat lengkap. Ada dirinya, Tenji, Azumi, dan Hana. Tenji berada di tengah, dirinya di samping kanan dan Azumi di samping kiri Tenji lalu Hana dibelakang mereka bertiga.

Senyuman lebar terpampang jelas di wajah mereka masing-masing di foto ini. Ini semua terlihat sangat bahagia dan menyenangkan. Namun, sekarang? Semua sudah berbalik. Semuanya sudah tidak berbentuk lagi seperti awal.

Benar, hidup itu seperti roda. Selalu berputar.

Rasanya, ingin sekali kembali ke masa lalu dan meminta waktu lebih lama untuk menghabiskan waktu bersama-sama orang yang ia sayangi. Jika perlu, hentikan saja waktu agar dirinya tidak pernah berada di posisi ini. Ini semua terlalu melelahkan bagi (Y/n).

Lagi, ia kehilangan untuk kesekian kalinya.

Ia benar-benar lelah dan muak dengan semua ini.

"(Y/n)! Apa kau di dalam?"

(Y/n) mengabaikan suara seorang pria di luar sana. Ia tidak peduli, karena dirinya hanya fokus pada figura foto yang ada ditangannya. Bahkan, sedari kemarin pun ia tidak menangis. Matanya tidak mengeluarkan air mata sama sekali dan hanya berkaca-kaca saja.

"(Y/n)? Ini aku Ibiki, ada hal penting yang ingin ku katakan pada mu. Ini tentang pelaku dari pembunuhan Hana Nara. Ini tentang guru mu-"

"Apa kau mengetahui pelakunya?!"

(Y/n) sudah berada di luar, ia menyela cepat perkataan Ibiki ketika telinganya mendengar kalau pembicaraan ini berhubungan dengan Hana. Bahkan Ibiki sampai-sampai terperanjat dari posisinya. Ia sedikit berdehem kemudian mengangguk kecil. "Aku sudah menyelidiki siapa pelakunya."

Kedua mata (Y/n) membelak. Inilah yang ia tunggu dari kemarin. Akhirnya, jawaban yang sebenarnya ia dapatkan.

Ibiki membawa dirinya untuk duduk di diatas tumpukan kayu yang ada di depan tenda (Y/n). Kemudian pria bertubuh kekar dengan bekas luka di wajahnya menyuruh (Y/n) untuk mendekat sembari mengeluarkan sebuah kertas dari dalam saku celananya.

"Aku sudah menyelidiki hal ini. Tenji Yamada bukanlah pelakunya seperti yang kau asumsikan tadi pagi. Aku juga sudah mengintrogasi Souma yang juga sempat kau curigai. Dia tidak ada sangkut pautnya. Namun, Tenji adalah saksi. Dia tahu siapa pelakunya."

Sudah (Y/n) duga kalau Tenji tahu hal ini. (Y/n) bukan lah seorang gadis bodoh yang tidak bisa menilai sikap orang disekitarnya. Terlebih Tenji, menilai Tenji sangat mudah karena pemuda itu selalu mengekspresikan dirinya dengan lingkungannya.

𝐖𝐀𝐓𝐀𝐒𝐇𝐈 𝐍𝐎 𝐌𝐎𝐍𝐎𝐆𝐀𝐓𝐀𝐑𝐈 ; 𝐬𝐡𝐢𝐩𝐩𝐮𝐝𝐞𝐧 ✔︎Where stories live. Discover now