20: Kenyataan

2.3K 501 49
                                    

Happy reading semua!

****

Saat Sageki menyatakan sesuatu hal yang berhasil membuat (Y/n) terkejut, (Y/n) pun langsung membawa Sageki ke belakang bukit desa Konoha. Di belakang bukit desa Konoha pun sudah ada Naruto, Sakura, Ino, Shikamaru, Chouji, Neji, Tenten, Lee dan Sai yang sudah (Y/n) panggil.

Bukan hanya (Y/n) saja yang kaget serta tak percaya, tetapi mereka semua juga kaget dan tidak percaya hingga mereka semua sepakat untuk mengikat tangan serta kaki Sageki yang mengaku-ngaku sebagai Tenji.

"Bagaimana mungkin kau Tenji?" Naruto bertanya dengan nada sinisnya.

"Hei! Kenapa kalian mengikat ku bodoh, aku ini bukan orang jahat tolol!" Sageki memberontak serta berkata kasar.

"Lihat, dia berbicara kasar. Seingat ku Tenji itu anak yang suka berbicara sopan," ujar (Y/n) semakin membuat Sageki terpojok.

"Di mana kau menemukan orang ini, (Y/n)?" Neji bertanya sembari beralih posisi berdiri di samping (Y/n).

(Y/n) mendongak lalu menatap Neji sesaat dan kembali menatap Sageki yang saat ini dikelilingi oleh teman-temannya. "Tadi, sekitar jam sebelas pagi, Tsunade-sama memberikan ku misi untuk mengajak seorang Shinobi baru untuk berkeliling desa. Saat aku menemui orang itu di gerbang desa Konoha, aku bertemu dengannya dan ternyata dia lah orangnya. Lalu kami berkeliling desa dan beristirahat seb-"

"Apa kau berkencan dengannya?"

(Y/n) menatap Chouji yang berceluk dengan tajam. "Diam kau!" Setelah itu ia kembali melanjutkan perkataannya. "Lalu kami berkeliling desa dan beristirahat sebentar di tempat latihan ku. Sedari awal, gelagat orang ini sudah aneh. Dia seperti sudah pernah ke semua tempat yang aku tunjukkan hingga pada akhirnya dia memintaku untuk membawanya ke makam Tenji. Awalnya aku sedikit menolak hingga pada akhirnya aku bawa saja dan dia langsung mengaku kalau dia adalah Tenji," jelas (Y/n).

Suasana saat ini benar-benar tegang. Semua menatap Sageki dengan tatapan mengintimidasi kecuali Sai yang tidak tau apa-apa. Sai hanya ditarik Naruto begitu saja untuk ikut. Bahkan Shikamaru yang terlihat malas biasanya kini menatap Sageki dengan saksama.

"Aku ini benar-benar Tenji, Hei!" Sageki masih berusaha memberontak dan langsung dihadiahi tatapan tajam dari Sakura dan Ino.

"Tidak mungkin, Tenji sudah benar-benar mati. Kami semua kecuali Sai melihat bagaimana jasad Tenji di kubur!" ucap Lee dan diangguki oleh yang lain kecuali Sai.

Kasihan sekali dirimu Sai.

"Dan aku ingat dengan jelas siapa yang membuat Tenji mati." Jeda sejenak. "Aku sendiri yang membunuh Tenji dengan katana ini dan- arrgggh!" Nada bicara (Y/n) terdengar sedikit frustasi.

Hayolah, pengakuan Sageki itu membuat rasa bersalah yang tertanam di dalam diri (Y/n) kembali datang. Setiap tiba di makam Tenji atau nama Tenji disebutkan, (Y/n) selalu merasa kalau dirinya adalah seorang pembunuh sialan.

"Apa kau bisa menjelaskan alasan mengapa kau berkata seperti ini?" Shikamaru akhirnya bersuara.

Sageki mendongak lalu mengangguk. "Tentu!" Setelah itu ia kembali menunduk lalu mendongak kembali. "Tetapi sebelum itu, kalian duduk lah, mungkin cerita ku akan sedikit panjang."

Semuanya menurut dan duduk melingkari Sageki hingga pria itu berada di tengah-tengah. Matahari terus bergerak dan menandakan hari semakin sore.

"Baiklah, mungkin kalian sudah benar-benar menganggap Tenji mati. Tetapi yakinlah, jiwa Tenji tidak mati. Saat aku menghadang (Y/n) dan Azumi untuk saling menyakiti, aku merasakan setiap sisi tubuh ku tertancap benda tajam dan setelah itu aku tidak sadarkan diri. Lalu, aku terbangun dengan tubuh ini. Jiwa ku berpindah, lebih tepatnya bereinkarnasi ke tubuh ini."

𝐖𝐀𝐓𝐀𝐒𝐇𝐈 𝐍𝐎 𝐌𝐎𝐍𝐎𝐆𝐀𝐓𝐀𝐑𝐈 ; 𝐬𝐡𝐢𝐩𝐩𝐮𝐝𝐞𝐧 ✔︎Where stories live. Discover now