34: Guru dan ketiga muridnya

1.9K 424 404
                                    

Aaaa happy reading 😭

***

TRANG!

Katana milik (Y/n) beradu dengan kunai milik Azumi. Azumi terlihat sangat lihai ketika menepis segala serangan (Y/n). Perlu (Y/n) akui kalau perkembangan Azumi sangat pesat. Bahkan taijutsu gadis ini terlihat meningkat. Namun, (Y/n) tidak bisa mengakui sepenuhnya perkembangan Azumi. Karena bagaimanapun gadis itu mendapatkan kekuatannya melalui jalan pintas yang menurut (Y/n) sampah.

"Ya, silahkan kau obati wanita payah itu sebisa mu. Aku akan menyelesaikan gadis menyebalkan ini," ucap Azumi kemudian melompat pergi menuju ke tempat lainnya di mana ia bisa bertarung dengan leluasa.

(Y/n) sempat melirik Souma dan pria itu mengisyaratkan untuk dirinya pergi dan mengejar Azumi. "Aku titipkan Hana-sensei pada mu!" (Y/n) berteriak sebelum pergi.

-
-
-

(Y/n) akhirnya mendaratkan kakinya di sebuah padang rumput yang terlihat luas dengan awan yang masih senantiasa mendung. Angin berhembus cukup kencang sehingga membuat helai rambut miliknya berterbangan.

(Y/n) menatap Azumi dengan datar, begitu juga dengan Azumi. Tatapan mereka sangat datar. Terakhir kali (Y/n) bertemu dengan Azumi ketika dirinya mengetahui fakta tentang kematian kedua orang tuanya. Tidak banyak yang berubah dari penampilan Azumi menurut (Y/n).

"Sudah selesai mengamati ku?" Azumi bertanya dengan nada angkuhnya.

Sejenak (Y/n) terkekeh ia kembali menyimpan katananya dan menatap Azumi dengan tak kalah angkuhnya. "Sekitar empat tahun yang lalu, aku dan kau bertarung untuk hal seperti ini. Sebuah misi menuju kematian. Apakah hal itu akan kembali terulang?"

Jelas memori itu tidak pernah hilang dibenak (Y/n) atau Azumi. Bagaimana masing-masing senjata mereka membunuh Tenji saat itu.

"Ku rasa tidak. Karena ini bukan lah misi, melainkan sebuah permainan yang sangat ingin ku mainkan bersama ... mu," sahut Azumi dengan senyuman miringnya.

Wush!

Angin kembali berhembus, membuat tatapan mata (Y/n) berkilap. "Tapi, maaf, aku tidak memiliki waktu untuk bermain dengan orang yang memilih jalan pintas untuk menjadi kuat. Karena orang seperti itu sangat sampah."

Perkataan (Y/n) sangat menohok, berhasil membuat Azumi mendengkus tak suka. (Y/n) yang melihat ekspresi bengis milik Azumi hanya terkekeh dan dalam sekejap bunshin transparan milik (Y/n) berhasil menyerang Azumi dari belakang.

Bruk!

Poff!

Bersamaan dengan Azumi yang tersungkur ke depan, bunshin transparan milik (Y/n) menghilang. "Meski kau menggunakan jalan pintas untuk kuat, tapi, kau tetap tidak bisa mengingat kebiasaan ku dalam bertarung dengan mu," ucap (Y/n) sembari mengeluarkan katananya.

Cukup susah mengeluarkan katana menggunakan satu tangan. Enka pun sudah dari lama menghilang ketika (Y/n) mengejar Azumi ke tempat ini.

Azumi kembali berdiri, rahangnya tampak mengeras serta tatapannya terlihat tajam. (Y/n) benar-benar licik. "Sialan kau!"

Azumi berlari ke arah (Y/n) dan langsung menyerang (Y/n) menggunakan kunainya. Namun, hal itu dengan sigap ditepis oleh (Y/n). Meski dirinya cukup kerepotan karena hanya menggunakan satu tangan. Meski sudah cukup lama menggunakan katana sebagai senjata utamanya, (Y/n) jarang melatih dirinya untuk menggunakan pedang dengan satu tangan.

Trang!

Suara aduan senjata milik mereka kembali terdengar.

(Y/n) melompat mundur sembari merapal jutsu menggunakan satu tangannya. "Katon: Karyu Endan!"

𝐖𝐀𝐓𝐀𝐒𝐇𝐈 𝐍𝐎 𝐌𝐎𝐍𝐎𝐆𝐀𝐓𝐀𝐑𝐈 ; 𝐬𝐡𝐢𝐩𝐩𝐮𝐝𝐞𝐧 ✔︎Where stories live. Discover now