5: Penyelamatan

3.6K 648 37
                                    

Tinggalkan jejak, makasih:)

***

(Y/n) POV

Setelah tiga hari menempuh perjalanan akhirnya kami tiba. Saat ini pun aku dan yang lain sedang menunggu Sakura yang tengah menangani Kankurou yang terkena racun.

Terlihat sekali raut cemas dari Temari-san dan setelah itu aku mengalihkan pandanganku pada seorang nenek-nenek tua yang tengah berbicara dengan para staf pembuat penawar racun.

Tadi, saat kami baru saja tiba, tiba-tiba dia hendak menyerang Kakashi-sensei sambil melontarkan kalimat, "Pergi kau Taring Putih!"

Aku tidak tau siapa itu Taring Putih, hanya saja yang ku dengar dari adiknya nenek-nenek tua yang tidak ku ketahui namanya, si Taring Putih itu sudah lama mati. Sudahlah, itu tidak terlalu penting untuk dibahas.

"Tenangkan diri mu. Panik pun tidak bisa merubah segalanya," ucap ku sembari mendudukkan diri di sebelah Temari-san.

Namun tidak ada sahutan atau sejenisnya dari Temari-san dan hal itu membuat aku menoleh. Dia menunduk dan sesekali memainkan jari-jemari nya. Aku menghela nafas kemudian menyandarkan punggungku dan menyugar rambut ku.

"Aku tau bagaimana perasaan mu sebagai seorang kakak. Aku juga seorang kakak tunggal sama seperti mu, Temari-san. Terkadang, jika saja Konohamaru adik ku sedang demam, aku sering khawatir berlebihan. Khawatir dan panik itu wajar, tetapi, lebih baik jika kau bisa bersikap tenang. Yakinlah, Sakura bisa menangani itu semua," ucap ku dan kali ini dia menoleh.

Aku tersenyum tipis kemudian mengalihkan pandangngan ku ke arah depan. Lalu setelah itu aku sedikit memejamkan mata. Jadi, misi ku saat ini adalah menyelamatkan seorang Jinchuriki yang di culik Akatsuki.

Akatsuki sudah mulai bergerak dan entah apa tujuan mereka menculik Biju.

"Terimakasih."

Mata ku terbuka dan setelah itu kepala ku menoleh ke samping kiri sembari tersenyum. "Sama-sama," sahut ku untuk ucapan Temari-san.

-
-
-

Sakura sudah selesai melakukan tugasnya dan kini, Kankurou sudah sadar. Lantas kami semua menghampiri Kankurou yang masih terbaring di atas Brangkar. Setelah meminum penawar racun, Kankurou mendudukkan dirinya dan menatap semua orang yang ada di dalam ruangan secara bergantian.

"Maafkan aku karena tidak bisa mencegah mereka," ucap nya.

Aku menghela nafas kemudian menyandarkan pinggulku pada tepi brangkar. "Minta maaf pun tidak ada gunanya, sekarang, kita harus bergerak cepat atau semua nya terlambat."

Semua terdiam saat aku berkata seperti itu. Aku tidak bermaksud berbicara sarkas, hanya saja kami semua memang harus bergerak secepat mungkin. Jika tidak ... mungkin sesuatu hal yang tidak di inginkan akan terjadi.

Setelah Kankurou menjelaskan apa-apa saja yang terjadi, baru lah, Aku, Kakashi-sensei, Naruto, Sakura, dan Tim Gai berangkat. Namun, tiba-tiba saja nenek-nenek tua itu mengejar kami dan berkata kalau dia ingin ikut dan menyelamatkan Gaara.

Tidak ada yang melarangnya dan pada akhirnya pun kami berangkat menuju koordinat terakhir yang Kankurou bilang tadi.

"Kenapa kau terlihat tenang sekali?"

Ekor mata ku melirik nenek-nenek tua itu dan kemudian kembali menatap ke depan dan fokus pada larianku. "Panik pun tidak ada gunanya." Hanya itu sahutan ku.

Sebenarnya, di balik wajah tenang ku ini terdapat berbagai kekhawatiran. Terutama aku khawatir, apa kah Gaara baik-baik saja atau tidak? Sial.

Author POV

𝐖𝐀𝐓𝐀𝐒𝐇𝐈 𝐍𝐎 𝐌𝐎𝐍𝐎𝐆𝐀𝐓𝐀𝐑𝐈 ; 𝐬𝐡𝐢𝐩𝐩𝐮𝐝𝐞𝐧 ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang