Please|1.8|Dunia memang selalu penuh dengan kejutan

6.2K 910 8
                                    

Hyunjin, siapa yang tak kenal dengan putra bungsu keluarga mahatma itu?

Tampan, mapan dan cukup pintar membuat siapapun mengantri ingin menjadi pasangan Hyunjin.

Tapi, Hyunjin bukanlah anak yang mudah untuk di dekati. Hidup anak itu, begitu misterius, karna ia yang selalu menutup diri dari banyak orang.

Dan sudah tak menjadi rahasia lagi jika sosok Hyunjin membenci seorang Nathaniel Jaemin Manggala. Tak ada yang tau alasannya, termasuk Jaemin sekalipun.

Tapi jika kalian berfikir Hyunjin membenci Jaemin murni karna Jaemin anak hasil kesalahan, maka kalian salah besar.

Hyunjin dan Jaemin, dulu sempat menjadi sahabat yang kemana mana selalu saja berdua.

Selalu lengket seperti lem dan perangko.

Sampai, saat mereka kelas 9 SMP, masalah itu perlahan muncul.

Hyunjin yang saat itu tengah berada di kantor milik Papa nya, merasa bosan, hingga ia mengambil acak map milik Papanya dan membacanya.

Betapa terkejutnya Hyunjin saat di kertas itu tertera nama seseorang

Nathaniel Jaemin Manggala, anak kandung Papanya.

Hyunjin tentu saja awalnya sangat senang, karna tau bahwasanya sahabatnya itu ternyata adalah adik kecil nya, di tubuh Jaemin, mengalir darah keluarga Mahatma.

Ia langsung membawa map itu kehadapan sang Papa

"Pa, Nana adeknya Hyunjin?" pertanyaan Hyunjin itu membuat sang Papa tersenyum tipis.

Hal yang selama ini ia tutupi, di ketahui oleh sang anak.

"Iya, Nana adek nya Hyunjin, mmm Hyunjin seneng?" tanya sang Ayah, sontak Hyunjin mengangguk semangat.

"Hyunjin mau cerita sama Nana kalau kami saudara" ujar Hyunjin cepat, membuat bola mata sang Papa membola

"Jangan!" tak sengaja, itu pertama kali, sang Papa memberikan bentakan kepada sang anak, membuat Hyunjin merasa terkejut? Atau mungkin takut?

"A-ah maafin Papa karna udah ngebentak Hyunjin, tapi Hyunjin jangan bilang dulu ya sama Nana? Biar nanti Papa yang bilang" Hyunjin hanya mampu mengangguk saat itu.

Namun perlahan, rasa senang Hyunjin meluap entah kemana.

Hyunjin mulai muak dengan sang Ayah, yang selalu saja membandingkan dirinya dengan Jaemin

"Lihat, Nana menang lagi di olimpiade matematika, ia memang anak yang cerdas"

"Nana menang lagi di debat Bahasa Inggris? Wah anak itu memang Bahasa Inggrisnya luar biasa"

"Ckckckck benar benar tak dapat diragukan, kepintarannya diatas rata rata"

Hyunjin muak mendengar itu, Hyunjin muak dengan sang Ayah, juga muak dengan Jaemin yang terlalu sempurna.

Tapi Hyunjin berusaha untuk tetap baik baik saja, ia berusaha untuk tidak membenci Jaemin.

Bukankah seharusnya Hyunjin senang saat saudaranya memiliki banyak prestasi?

Tapi usaha Hyunjin sia-sia.

Siang itu, tepat saat Hyunjin baru saja sampai di rumah setelah selesai ujian nasional, ia mendapatkan kabar buruk.

"KALAU MAS TETEP MAU MERTAHANIN ANAK HARAM ITU LEBIH BAIK KITA CERAI!" Hyunjin terdiam saat mendengar pertengkaran kedua orang tuanya.

Hyunjin sadar, sangat sadar kalau yang dipertengkarkan oleh orang tuanya adalah Jaemin.

"okey, kalau kamu maunya begitu, kita cerai!" tanpa terasa, air mata Hyunjin mengalir, ia masuk ke dalam kamarnya, lalu masuk kedalam kamar mandi.

Ia mencuci mukanya di wastafel, agar tak terlihat habis menangis.

"Kau urus anak itu, aku pergi dari sini" sang ibu, pergi tanpa pamit kepadanya, meninggalkan diri Hyunjin, dengan abang dan papanya.

Ia kembali menangis tanpa suara, dari sana, Hyunjin menyimpulkan, Jaemin adalah malapetaka.

Padahal tanpa Hyunjin tau, apa yang ia dengar, tidak bisa menjadi sebuah kesaksian.

~*~

Vote and komen💚

PLEASE {Na Jaemin} Where stories live. Discover now