please|1.4|wanita itu, aku panggil bunda

8.1K 1.1K 22
                                    

Bunda, bagaimana Jaemin bisa mendeskripsikan wanita itu?Mungkin orang orang yang membaca cerita ini akan berfikir, Bunda itu adalah seorang wanita yang jahat, tapi tidak bagi Jaemin.

Walaupun Bundanya selalu berkata kasar kepadanya, walaupun Bunda selalu bersikap kasar kepadanya.

Walaupun Bunda tak pernah mengakuinya, tapi itu tak menjadikan Jaemin benci kepada Bundanya, karna bagaimana pun, Bunda adalah Ibu kandung Jaemin, surga Jaemin berada di telapak kaki sang Ibunda.

Tapi memang, terkadang Jaemin lelah dengan sikap semena-mena sang Bunda, Jaemin juga ingin seperti Jisung, selalu di beri senyuman, di beri kecupan manis di pipi, dan di berika pelukan hangat saat hujan melanda.

Jaemin ingin seperti Jisung, selalu dibawa kemanapun saat keluar kota, selalu di beri hadiah saat ulang tahun, selalu di beri hadiah saat memenangkan sesuatu.

Jaemin ingin seperti Jisung, ingin semua yang dilakukan Bunda kepada Jisung, ia juga ingin mendapatkannya, sekedar mendapat senyum sang Bunda hanya untuk dirinya saja, adalah impian terbesar Jaemin.

Bahkan sekarang, saat Jaemin sudah opname selama 3 hari, Bundanya tak datang, jangankan datang dan memberi pelukan hangat, hanya untuk sekedar menanyakan kabarnya memalui ponsel pun tidak.

Yang datang selama 3 hari ini hanya Sepupunya, Yangyang, serta para Paman dan Bibinya.

"Na, kamu beneran gak mau pindah? Atau sekedar menghukum anak itu? Ini sudah keterlaluan Na" sudah kesekian kalinya, Mami Chellia- Mami Haechan- membujuk Jaemin agar mau pindah dari sekolah Jaemin yang sekarang.

"Enggak Mih, Nana gak papa kok" jawab Jaemin tak lupa dengan senyum manis di wajahnya, membuat Chellia mendengus lalu mengalihkan pandangannya, ia tak mau menatap mata Jaemin karna itu akan membuat ia kalah.

"Ini udah bahaya buat Nana, kalau Nana memaksakan diri, gak menutup kemungkinan Nana lebih parah lagi dari ini" Mama Irene -Mama Jeno- akhirnya angkat suara, Jaemin terdiam, pikirannya berkelana kemana-mana.

Tak mungkin bukan? Hyunjin tega membunuhnya? Tidak itu tak mungkin terjadi.

"Enggak Ma, Nana baik kok hehehehe"

Yah terserah Jaemin saja.

~*~

"Kak Nana" Jisung berlari ke arah Jaemin lalu memeluk Jaemin erat.

"Oh halo Jisung, udah pulang dari Bali?" Jisung mengangguk di pelukan Jaemin.

"Kangen Kak Nana, Kak Nana kok bisa kayak gini? Ih siapa yang giniin kak Na, bilang sama Ji" Jaemin terkekeh ringan melihat sikap Jisung, adiknya itu begitu menggemaskan, terkadang ia merasa bersalah karna pernah iri pada Jisung.

Wajar saja Jisung diberi kasih sayang yang begitu besar, ia anak yang ditunggu tunggu, bukan sepertinya.

Seharusnya dari awal Jaemin sadar diri, ia dan Jisung tak akan mungkin bisa disamakan, mereka sudah berbeda sedari awal.

"Kak Nana gak papa kok, oh ya Jisung kesini sama siapa?" bolehkah Jaemin berharap Bundanya datang mengunjungi Jaemin?

"Sama Ayah, Ayah lagi di luar, ngobrol sama Papa Donghae" Jaemin mengangguk, dalam hati ia merutuk karna sudah berharap bahwa Bundanya datang untuk menjenguknya.

"Bunda kenapa gak dateng?" Jisung menaikkan bahunya lalu mengambil anggur yang ada di nakas sebelah brankar Jaemin.

Bocah 10 tahun itu memang sangat menyukai anggur.

"Tadi katanya Bunda capek, jadi mau istirahat dulu, Kak Na mau buah gak? Ji bukain nih, mau apel? Pear? Atau mau stroberi? Hahahaha" Jaemin menggeleng.

Jisung mahendra albirru, bagaimana mungkin Jaemin bisa benci dengan anak itu?

~*~

"Hai Na? Gimana kabarnya masih ada yang sakit? Maaf ya kemarin Ayah gak bisa langsung pulang karna clien gak bisa ditinggal" Jaemin mengangguk didalam dekapan Ayah Siwon. Siwon mengusak rambut Jaemin perlahan.

"Kangen Ayah, kangen Bunda juga hehehe" Jaemin terkekeh ringan, Siwon tersenyum tipis menanggapi kekehan Jaemin, dalam hati, Siwon merutuki Yoona karna tak mau menemui anak manisnya ini.

"Maaf ya, Ayah gak bisa bujuk Bunda buat kesini" Jaemin mengangguk. Ia tau bagaimana keras kepala Bundanya itu.

"Oh ya, kemarin ayah sempet beli hadiah buat Nana" Siwon mengeluarkan sebuah paperbag dan memberikan nya kepada Jaemin.

Jaemin membuka paperbag itu dengan semangat, seketika bola matanya membulat, itu kamera yang ia idam-idamkan selama beberapa bulan terakhir

"AAAAA MAKASIH AYAH, NANA SAYANG AYAH"

Siwon menerima pelukan Jaemin dengan senang hati.

Sama sama Na, maaf yah ayah gak bisa berbuat banyak buat kebahagiaan nana Siwon mengecup singkat pucuk kepala Jaemin.

Yah setidaknya Jaemin bersyukur masih ada Ayah yang menyayangi nya

~*~

PLEASE {Na Jaemin} Where stories live. Discover now