Please |4.4 | Berusahalah untuk ikhlas

6.5K 760 28
                                    

Siwon menatap proses pemakaman Jaemin dari jauh, ia tak berani untuk melangkahkan kakinya mendekat.

Siwon sudah tak memiliki muka untuk berdiri dihadapan keluarga manggala dan mahatma, Siwon terlalu malu! Siwon malu karna hal yang di lakukan oleh Yoona. Siwon malu, karna tak bisa membimbing Yoona ke jalan yang baik, Siwon gagal sebagai seorang ayah, Siwon gagal sebagai seorang suami, dan Siwon pun gagal sebagai seorang kepala keluarga.

Siwon menangis saat mendengar tangisan para sepupu, Bibi dan saudara tiri Jaemin, mereka benar benar kehilangan. Sedangkan Yoona yang merupakan ibu kandungnya? Aih Yoona bahkan tak berani pulang ke rumah sejak tadi malam.

Saat mendengar suara adzan Sehun yang bergetar, Siwon menutup matanya, ia ingat, bagaimana ia berusaha membesarkan Jaemin, berusaha tak membedakan Jaemin dan Jisung, berusaha menyamaratakan kasih sayangnya keseluruh anaknya.

Seluruh memori tentang Jaemin berputar di kepala Siwon layaknya sebuah film.

"Maaf nak, maaf, maafin ayah, maaf" tak ada yang mampu Siwon ucapkan selain kata maaf.

~*~

"Jeno? Makan nak, kamu belum makan sejak semalam" Irene berjalan ke arah Jeno yang tengah diam di taman belakang rumah.

"Jeno gak laper ma" Jeno menundukkan kepalanya, ia menyesal, ia berada di tempat kejadian waktu itu, tapi ia tak bisa menyelamatkan adik kecilnya.

Jeno bodoh! Tak dapat diandalkan! Kau abang yang bodoh Jeno! Kau gagal!

Ucapan itu terus berputar di kepala Jeno. Jaemin meninggal karna dirinya! Karna Jeno tak dapat menghentikan operasi itu! Jeno yang bersalah disini!.

"Jeno....susah memang untuk mengiklaskan semuanya nak, tapi mama mohon, cobalah ikhlaskan Nana perlahan, Jeno gak salah nak, Jeno gak salah" tangis Irene kembali pecah, ia memeluk anak bungsu nya erat, Irene tau, Jeno merasa bersalah atas kematian Jaemin. Ia tak tega melihat anaknya seperti ini. Irene pun sedih, bahkan sangat sedih saat tau Jaemin meninggal, tapi ia tak ada pilihan lain selain mengikhlas kan bukan?

"Ma, Jeno gagal jagain Jaemin, Jeno abang yang buruk, Jeno yang salah disini, seandainya Jeno berhasil ngehentiin operasi itu, sekarang Jaemin pasti masih ada sama kita, masih tidur di paha Jeno sambil meluk boneka rian nya" Jeno membalas pelukan mamanya, bahkan Jeno sudah tak mampu untuk menangis, air matanya sudah tak dapat turun.

"Gak ada yang salah nak, kamu gak salah, jangan kayak gini, mama sedih".


~*~


"Haechan? Kamu mau kemana sayang?" Haechan berhenti, ia memutar tubuhnya untuk melihat sang mama.

"Haechan mau ketempat Nana" ujarnya dengan wajah datar.

"Besok aja ya sayang, sekarang udah mau maghrib" Chellia berjalan ke arah Haechan untuk menghentikan langkah Haechan.

"Gak mau mih, Haechan mau nemenin Nana! Nana takut gelap! Dia pasti ketakutan sekarang, Nana sendirian disana, Haechan mau nemenin Nana biar Nana gak sendirian" Chellia menggeleng, menahan lengan sang anak bungsu.

"Besok aja ya sayang" Haechan berusaha melepas lengan Chellia, Haechan harus pergi ketempat Jaemin! Jaemin takut gelap, ia sendirian disana, Jaemin pasti ketakutan.

"Haechan, sayang, dengerin mami nak" Chellia memegang pipi Haechan agar Haechan mau menatapnya.

"Jaemin disana gak sendirian, Jaemin anak baik, Insyaa Allah, Jaemin ada yang menemani dan meneranginya disana, Haechan belajar ikhlas ya? Jaemin gak akan mau ngeliat Haechan yang kayak gini, besok kamu boleh ke tempat Jaemin, tapi gak sekarang, udah mau maghrib, mending Haechan masuk kamar, bersih bersih, terus doakan Jaemin" Ya, Haechan bahkan belum mengganti bajunya sedari tadi, ia masih memakai baju kemeja hitam yang ia pakai ke pemakaman, bahkan dibeberapa titik, baju itu terdapat noda tanah yang sudah mengering di pakaian Haechan.

Johnny yang melihat kejadian itu menangis, ia benci melihat Haechan rapuh seperti ini.

'Yoona, kau akan mendapatkan balasannya'.


~*~


"Bang Ren, Kak Na sekarang lagi apa ya?" Chenle bertanya kepada Renjun, mereka sekarang sedang berada di balkon kamar Renjun, dengan Chenle yang duduk di pangkuan Renjun. Mereka tengah melihat matahari yang sedang terbenam

"Kak Na? Sekarang Kak Na pasti lagi bahagia, karna Kak Na udah gak sakit lagi, Kak Na pasti bahagia, karna udah sampai di surganya Allah" Chenle menatap wajah Renjun.

"Kak Na di surga?" Renjun mengangguk, mengangkat tubuh Chenle agar duduk di hadapannya.

"Kak Na pasti masuk surga, dia orang baik" Chenle membulatkan bibirnya, merasa mengerti dengan penjelasan Renjun.

"Kak Na? Lele kangen Kak Na" ujar Chenle menatap matahari yang sudah hampir menghilang di ufuk barat.

'Gue juga Na, gue kangen sama lo'

~*~





Sebenernya udah pengen nge endingin, cuman Yoona nya belum diapa apain....gak enak banget kan ya?

Jadi....... nanti aja endingnya pas si Yoona udah dapet pembalasan...

Setuju kan?🤔


PLEASE {Na Jaemin} Where stories live. Discover now