What If >5

3.4K 340 15
                                    

"Haechan?"

Haechan tersadar, ia membuka matanya perlahan, menatap satu persatu keluarganya, yang tengah berkumpul di satu ruangan  serba putih.

"Mamih? Minum" Cellia langsung mengambilkan air minum untuk Haechan, Haechan lantas meminum air putih itu perlahan.

"Haechan gak papa nak? Mana yang sakit, bilang mamih" Haechan menggeleng, tampak ia mencari sosok lain diruangan itu.

"Jaemin mana mih?" Cellia terdiam, ia bingung harus menjawab seperti apa.

"Maksud lo apa sih Chan?" Taeyong duduk di sebelah Haechan, Haechan hanya diam, menatap Taeyong.

"Lo ngapain disini bang? istri lo mana? kok gak lo bawa? kejam banget lo" Taeyong mengernyit, istri? bahkan pacar saja Taeyong tidak punya.

"Bang Haechan apaan sih? Bangun-bangun kon aneh gitu? Bang Taeyong belum nikah" Jisung yang duduk di kursi mengeluarkan suaranya.

"HAH? Belum nikah? Gak mungkin Bang, kan gue dateng ke nikahan lo, kalau gak percaya siniin deh HP gue, gue punya fotonya, disana ada Nana juga, ikut foto bareng kita" Haechan segera mengambil Handpone miliknya, lalu membuka galeri, Johnny sudah terlebih dahulu keluar, untuk mencari dokter, agar dapat memeriksa Haechan, yang baru saja bangun dari pingsannya akibat kecelakaan.

"Loh kok gak ada Bang? Gue yakin kok! Gue punya fotonya" Taeyong menggeleng, mungkin itu hanya mimpi Haechan.

"Jie? Lo lagi libur ya? kapan lo balik ke Indonesia?" Jisung menatap Haechan aneh.

"Emang Jisung dari mana?" Tanya Jisung balik kepada Haechan.

"Lo kan jadi idol Korea? Kenapa lo disini? Libur ya?" Jisung menggeleng cepat.

"Bang Haechan ngelantur ya? Jisung aja belum tamat SMP gimana mau jadi idol?" Haechan terdiam, jadi selama ini ia hanya mimpi?

"Jadi? Nana nikah juga cuman mimpi? Nana punya anak juga cuman mimpi? Nana punya keluarga bahagia juga cuman mimpi?" Jisung dan Taeyong terdiam, bahkan Cellia menangis mendengar ucapan Haechan.

Haechan menangis, mengapa semua mimpi itu terasa sangat nyata? Mengapa mimpi itu terasa begitu meyakinkan.

"Jadi Nana mana bang?" Taeyong menggeleng perlahan, lalu memeluk Haechan kuat.

"Nana? Gak ada?" Haechan menatap dinding dengan pandangan kosong, dengan air mata yang terus mengalir di pipinya.

"Gue mimpi?" Haechan membalas pelukan Taeyong, ia meluapkan segala kesedihannya disana.

"Ikhlas ya? Nana udah bahagia kok, gak di mimpi Haechan, tapi di surga nya"











~*~









Emang aneh banget sih, makin kesini makin ngawur wkwkwkkwkw.

Tapi sesuai janji, what if ini cuman bakal sampai part 5. Jadi setelah ini, gak akan ada chapter baru lagi hehehehhehehehe.

Jadi beneran mau say babai sama kalian, makasih ya udah mau support cerita ini, walaupun dengan alur yang rada gak jelas, but kalian masih mau ngasih semangat hehehehehehe.

Babai guys, sampai jumpa di cerita² berikutnya👋🏻

PLEASE {Na Jaemin} Donde viven las historias. Descúbrelo ahora