72. Confused in the Ballroom.

Start from the beginning
                                    



















Arista menghampiri orang itu..namun ia tiba tiba terhenti ketika orang yang akan dia hampiri menoleh akibat suara langkah kaki Arista.





‘eh?...'





'Mata biru?'






'Warna rambut emas? Jangan jangan….’





Batin Arista tiba tiba menjadi liar.




Fikiran nya mulai menyimpulkan hal hal yang menurutnya masuk akal.


Mengapa di tempat seperti ini?




Mengapa ia barus bertemu dengan orang yang kemungkinan besar adalah kakaknya disini?








Arista mengingat dalam ingatan saat dia pingsan di perbatasan Brumuz. Ingatan saat suara ibunya terdengar.


Seorang anak yang memiliki mata Biru dengan rambut pirang seolah itu berwarna emas karena ia terlihat sangat terang.




‘..Aiden? apa itu Aiden?' Batin Arista...

Selangkah..ia mendekat dengan kakinya yang sedikit gemetar.



Setidaknya dengan ingatannya jika orang ini adalah kakakku, melihat rambut dan warna mataku akan membuatnya ingat aku adalah Adiknya..


Namun jika dia tidak mengingatnya, apakah harapan ku bertemu dengan kakak adalah harapan kosong?

Jika dia tidak mengingat aku.. warna rambut dan mataku.. apakah kakakku bukan berada diantara orang orang Grevalon?

Mata Arista dengan Orang ini bertemu..


“..Ah.. maafkan aku mengganggumu.”


‘..’ matanya melebar sekejap.. ia tidak membalas perkataanku.



Dilihat dari pakaian nya, ia sepertinya salah satu dari tamu Grevalon yang akan hadir, mengapa dia sendiri disini?



“..umm apa kau tersesat?”

Ucapku dan membuatnya tersadar dari lamunan singkat yag dilakukan nya tadi.





“..Aku terkejut..ini pertama kalinya aku melihat gadis secantik anda nona.”



Ucapnya dengan penuh tatakrama, aura yang di munculkan nya seolah  mengatakan dia adalah orang orang bangsawan yang telah hidup dengan segala aturan dan kesopanan.





“ Anda terlalu memuji tuan.. “

Ucap Arista singkat.




Aku ingin mengetahu namanya.

Arista ingin memastikan nya secepatnya...


Namun Four Commander mulai bicara. Meriel terdengar paling awal.




“..hmm aku rasa pernah melihat orang ini saat aku melakukan pengintaian di Grevalon dahulu..aku melihatnya berlatih dengan seseorang yang memiliki rambut pirang juga, aku tidak ingat wajahnya karena aku mengintai dari jarak cukup jauh.”




“..Sepertinya..Siora  dibutuhkan disaat saat seperti ini, karena dia satu satunya yang mengetahui kerajaan Grevalon setidaknya lebih baik darimu bukan?”

Ucap Lhoris mendapat Anggukan dari Meriel.



“…ahh.. ini terlambat, Arista apa kau mau aku kembali memanggil Siora ke Camelenor sekarang?, aku akan membawanya kemari.”




Auristella The Lost Princess Where stories live. Discover now