50. I Promise to help you.

453 77 6
                                    

Vote comment ya, biar author bisa tau apa yang kalian pengen💜💜





Pukul 12 siang, setelah menunggu di ruangan ku, aku telah membaca beberapa buku bersejarah dari kerajaan ini, kurasa selanjutnya aku akan membaca buku tentang sejarah kerajaan Ciodelion atau Grivelon.




Aku masih belum mengetahui banyak tempat kelahiran ku Ciodelion yang sekarang dikuasai musuh.



Atau bahkan Negara yang bersedia memberikan bantuan kepada aliansi ini, Grivelon.. Negraa yang kemungkinan Kakakku berada di sana.





Yah itu bisa dilakukan olehku nanti setelah urusan penting sekitarku selesai.




Kini yang kulakukan adalah menunggu Kepala pelayan Isabel untuk menjemputku dan mengantarkan ke Balkon tempat Leonis berada sekarang.



Dengan memikirkan itu, tidak lama setelah nya, terdengar langkah kaki yang berhenti di depan pintu kamarku.


Tok tok*




“ Ini Isabel nona..”




“ Ah.. Baik aku keluar sekarang.”





Arista telah siap pergi kapanpun dan sejak tadi hingga ia bisa berangkat kapanpun ketika Isabel datang.





Isabel yang melihat Arista telah bersiap tersenyum dan mulai melangkah mengantar Arista kepada balkon yang telah di sebutkan.





Selama perjalanan, beberapa penjaga Istana besar ini menyambut Arista dengan sangat hormat.




Arista hanya sempat berfikir jika dimana Para penjaga yang tempo hari membuatnya dan four Commander marah? Ia seolah tak pernah melihat mereka lagi.





Isabel tidak membuka percakapan sama sekali. Suara langkah membuat suasana menjadi semakin canggung.




Namun bukan lah kewajiban seorang tamu Negara untuk mengobrol dengan Pelayan. Shingga Arista menganggap ini biasa.




Kini aku memasuki bangunan utama istana ini, berbeda dengan ruang makan, atau Crown Chamber tempat Raja melakukan pertemuan..


Lorong ini terasa lebih sederhana namun ini masih sangat hebat dibandingkan dengan Wilayah para Kesatria.




Ketika kami masih berjalan, Isabel berhenti di antara pintu Transparan yang bisa memancarkan apapun dari luar ruangan tempatnya berdiri. Isabel tersenyum pada Arista dan mempersilahkan Arista melalui pintu kaca itu.





Walaupun tidak disebutkan olehnya, Arista bisa dengan jelas melihat Leonis bersama penjaga nya telah duduk si meja putih dengan beberapa kue dan pot teh panas. 



Beruntungnya hari ini salju tidak terlalu lebat diluar, hingga tidak menakutkan berdiam di Balkon yang dilindungi kaca seperti ini.




Ketika Arista masuk, suara langkah kakinya membuat Leonis dan Penjaganya menoleh.





“ Ah Nona Arista, silahkan duduk disana…” Ucap Leonis dengan senyum ramah pada Arista dan menunjuk kursi yang telah di sediakan oleh nya.




Arista membalas senyuman pengeran itu dengan sedikit membungkuk, lalu berjalan ke tempat duduk yang dimaksudkan.




“ Glory for the future kingdom”


Auristella The Lost Princess Where stories live. Discover now