apakah akan sama?

3.1K 649 846
                                    

kurang baik apa😄💔

➹➷➹➷➹➷➹➷➹

Kamar mandi ini penuh dengan air bercampur dengan darah. Lavina kalut, ia seperti tidak bisa melakukan apa apa saat melihat tubuh Draco tak berdaya seperti ini. Lavina memandang Harry yang nampaknya tanpa dosa.

"Apa yang kau lakukan?! Kau sudah gila, hah?!" Teriak Lavina kepada Harry.

Professor Snape tiba tiba datang entah dari mana. Ia menatap tajam kearah Harry, lalu mendekat kearah Draco yang terbujur kaku. Lavina sedikit menjauh dari sisi Draco, memberikan ruang agar Professor Snape dapat mengobati Draco. Professor Snape merapalkan sebuah mantra agar luka tersebut tertutup dengan sempurna. Harry sepertinya sudah kabur dari sana.

"Lav, bawa dia ke hospital wings." Ucap Professor Snape kepada Lavina. Lavina sedikit terkejut, Lav?

Lavina mengangguk lalu mencoba menyampirkan tangan Draco pada bahunya. Lavina kemudian merangkul bahu Draco dan memapahnya menuju Hospital Wings.

"Kau berat, Draco." Ceplos Lavina.

Draco mencoba menoleh kearah Lavina walau sepertinya terasa sulit, "Maafkan aku, Lav."

"Hah?"

"Aku merepotkanmu lagi." Ucapnya sendu.

Lavina tersenyum mendengar penuturan Draco, "Bukannya itu peran teman?"

Teman.

Lavina membuka pintu Hospital Wings lalu melangkah mendekati salah satu ranjang disana. Lavina mendudukkan Draco, Madam Pomfrey datang dan mengambil alih serta mengobati Draco.

Setelah selesai mengobati, Madam Pomfrey mengizinkan Lavina untuk menemani Draco disana. Lavina mengambil kursi lalu duduk, ia memfokuskan atensinya pada Draco.

➹➷➹➷➹➷➹➷➹

Lavina menghabiskan beberapa minggu di hospital wings, menemani Draco. Pansy sempat merengek alay agar ia yang menggantikan posisi Lavina kepada Draco, namun Draco menolak dengan tajam membuat Lavina tersenyum penuh kemenangan.

Lavina juga sudah memarahi Harry habis habisan karena telah menggunakan sihir hitam tersebut kepada Draco. Lavina juga sudah jarang bersama mereka, entahlah. Harry juga akhir akhir ini sering menghilang tiba tiba, katanya ia pergi bersama Professor Dumbledore.

Malam yang tenang, tidak ada hujan atau angin kencang. Lavina membuatkan dua cokelat panas untuknya dan Draco. Lavina menyodorkan gelas tersebut kepada Draco dengan tersenyum.

"Waktunya malam ini, Lav." Ucap Draco tiba tiba. Lavina yang sedang minum tiba tiba langsung tersedak karena penuturannya.

"Hah?!"

Draco mengangguk lesu. Ia menyeruput pelan cokelat panasnya dengan tatapan kosong. Keadaan Draco yang seperti ini membuat jantung Lavina seperti mencelos. Draco yang awalnya sangat arogan dan sombong menjadi rapuh seperti ini.

Lavina mengelus bahu Draco, memberikan nya sedikit energi positif. Draco tiba tiba menatap wajah Lavina. Matanya menatap Lavina serius, seperti ingin mengungkapkan sesuatu.

Draco mengeluarkan sebuah botol kecil dari sakunya, menarik tangan Lavina lalu memberikannya. Lavina kebingungan, apa yang Draco berikan padanya?

"Itu adalah kenangan, buka itu pada saat yang tepat. Setidaknya hanya itu yang dapat aku berikan padamu." Ucap Draco.

Draco menggenggam tangan Lavina, memegang pipinya agar dapat leluasa memandang wajahnya.

Lavina EllieWhere stories live. Discover now